Berawal dari beberapa materi yang tidak bisa masuk untuk konsep band utama mereka yang lebih mengarah ke emo/post-hardcore, maka kelahiran unit keras asal Surabaya, Jawa Timur ini pun tercetus pada akhir 2023 lalu. Untuk mengesahkan agresi liar tersebut, sebuah lagu rilisan tunggal bertajuk “Considered” pun diletupkan, sekaligus sebagai pintu pembuka bagi Pure Dawn menuju peracikan album mini (EP) yang rencananya akan dirilis pada pertengahan tahun ini.
Ide membentuk Pure Dawn dicetuskan oleh gitaris Eryck Juniarta dan bassis Irfan ‘Hock’ Widiantoro yang masih tergabung di band Vinily untuk membuat proyek baru dengan beberapa materi yang sudah dibuat. Keduanya lantas mengajak dramer Fariz Alfarieza dari Ruang Kosong serta vokalis Angga Briyama dari Strong Hold.
Dengan mengambil inspirasi dari kegelisahan tentang harapan yang berujung sia-sia, “Considered” dilampiaskan lewat geberan kombinasi ritme hardcore dengan sedikit riff metal modern yang dibalut emosi penuh. Mereka menyebutnya dengan istilah ‘hardcore marah-marah’, yang dirancang untuk mengajak pendengar merayakan kemarahan.
“Untuk referensi kami ambil dari beberapa band dengan basic hardcore dengan riff-riff yang sedikit modern seperti Thrown, End, Alpha Wolf dan Counterparts,” seru pihak Pure Dawn kepada MUSIKERAS, mengungkapkan.
Tahapan proses kreatif saat merekam “Considered” sendiri terbilang sangat cepat. Tidak lebih dari dua minggu. Mereka dibantu oleh Rambo, gitaris Vinily untuk masalah teknis dalam proses rekaman, yang dieksekusi di Rambpage Studio, milik Rambo.
Sejauh ini, perjalanan Pure Dawn menuju pelampiasan EP sendiri sudah hampir mencapai ujung. Bahkan tinggal menyisakan pemolesan mixing dan mastering untuk empat lagu yang bakal menyesaki EP tersebut. “Semoga tidak ada kendala agar segera rilis,” ujar mereka berharap.
Sejak 11 Februari 2024 lalu, “Considered” sudah bisa dilantangkan via berbagai platform digital macam Spotify, Apple Music, Amazon Music dan lainnya. (aug/MK02)
.