HAUNTED ERA: Sahkan Gitaris Baru di “Suffer Forever”

“Suffer Forever” meneruskan momen kreatif Haunted Era, sebagai tindak lanjut album “Endless Panorama” yang dilepas pada 24 Februari 2024 lalu.
haunted era

Haunted Era telah membuktikan kualitasnya, saat berhasil menembus lima besar di daftar nominasi kategori Album Metal Terbaik di penyelenggaraan AMI Awards 2024, berkat “Endless Panorama”.

Kini, band metal asal Bandung ini kembali meluncurkan karya baru, lewat lagu rilisan tunggal terbaru bertajuk “Suffer Forever”. Lagu ini, sekaligus menandai formasi terbaru Haunted Era, yang kini diperkuat kehadiran Rafly Marsudhia di lini gitar.

“Suffer Forever” sendiri menyajikan kemampuan teknis yang lebih ringan dibanding karya mereka sebelumnya, namun tetap kompleks. Sajian riff gitar dan pola lagu yang lebih terstruktur. Rafly disebut memberikan suntikan ide-ide segar yang membuat lagu ini terdengar lebih dinamis dibandingkan karya sebelumnya. 

Tapi Rafly sendiri sebenarnya bukan sosok yang asing di tubuh Haunted Era. Karena sejak awal, ia sudah terlibat di produksi band tersebut. Saat penggarapan “Endless Panorama”, ia telah berkontribusi di isian gitar di rekaman, berbagi dengan gitaris Hinhin Agung Daryana.

“Setelah proses latihan dan manggung mulai jalan, pada akhirnya kami memutuskan untuk merekrut Rafly sebagai personel agar aransemen musik lebih utuh dan berisi di atas panggung,” urai kubu Haunted Era kepada MUSIKERAS mengungkap alasan.

Selain didasari kebutuhan panggung agar departemen gitar lebih utuh, keterampilan Rafly dalam produksi musik juga menjadi pertimbangan utama. Kontribusinya semakin memudahkan proses kreatif di tubuh Haunted era. 

haunted era

Daya Tarik Wanda

Proses kreatif peracikan serta perekaman “Suffer Forever” sendiri, diungkap pihak band, hampir serupa dengan pengerjaan album “Endless Panorama”, dimana sketsa lagu dimulai dari pola isian dram yang dikirim dramer Monica Kezia Bunga Keinanti.

Dari situ, selanjutnya aransemen disusun oleh Hinhin dan Rafly bersamaan dengan penambahan riff dan isian lainnya. Lalu, sketsa dasar dikirim ke bassis Wanda Wilda Netanya Omar dan vokalis Agustinus Widi Nugroho agar keduanya bisa merancang isian mereka. Setelah cukup yakin, keduanya lalu datang ke Bandung untuk merekam bagiannya.

“Yang membuat beda dari karya sebelumnya adalah isian vokal dari Wanda. Dalam lagu ini, vokal Wanda menjadi hook yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendengar. Dan penulisan lirik fiksi gelap khas Widi menjadikan karakter Haunted Era semakin kuat.”

Di “Suffer Forever” ini, Widi kembali menulis lirik dengan sentuhan naratif fiksi gelap khasnya. Vokalis yang juga tergabung di Infernal Lamentations tersebut menggambarkan pergulatan batin seseorang yang terjebak dalam hubungan penuh luka dan kebingungan.

Pendengar akan dibawa ke dalam suasana terasing, dimana karakter lirik terombang-ambing antara keinginan untuk lepas dan ketakutan akan kehilangan, dengan intensitas emosi yang terus bertambah. 

Dari sisi produksi, “Suffer Forever” mencatat langkah maju yang cukup signifikan dari segi penulisan lagu. Isian clean voice yang seringkali menjadi ciri khas band-band metalcore terkini mendapatkan porsi lebih dalam lagu ini. 

“Suffer Forever” diperdengarkan dalam format berbeda dibanding karya pendahulunya, yaitu dirilis dalam bentuk video visualiser. Dengan menggandeng visualisator asal Bandung, Reka Niko yang berhasil merepresentasikan karakter fiksi gelap khas Widi.

Karya rekaman terbaru band bentukan 2023 ini sudah tersedia di berbagai platform musik digital sejak 25 Januari 2025 lalu. 

Usai perilisan “Suffer Forever”, juga ada wacana untuk menggelar serangkaian tur promosi di beberapa kota besar. Termasuk Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta. Saat ini, Haunted Era memang ingin lebih fokus untuk melakukan strategi promosi yang tepat, mengingat domisili para personelnya yang berjauhan.

Terutama Bunga, yang saat ini sedang menempuh studi di Australian Institute of Music (AIM), Australia. Jadi kemungkinan, penulisan materi lagu baru dan proses produksinya akan bisa terlaksana pada pertengahan 2025, saat Bunga kembali ke Indonesia. (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts