KHLORINE: Singkap Sisi Gelap Batin di EP “Reda/Sengkala”

Usai perdengarkan “Kala Batas” dan “Silika” pada 17 Januari dan 11 April 2025 lalu, kini Khlorine merangkumnya dalam sebuah album mini (EP).
khlorine

Khlorine telah merilis EP debut bertajuk “Reda/Sengkala”, dimana ada lima amunisi yang menyingkap sisi gelap batin. Masing-masing bertitel “Pulih dan Hilang”, “Larut” (menghadirkan Andhika Pohan dari Punitive dan Fulk), “Nadir” (bersama Binar Putri Mahanani dari Irrealiste) serta tentunya, “Kala Batas” dan “Silika”.

Khlorine mengungkapkan, bahwa setiap lagu di EP tersebut merekam pergulatan jiwa dalam trauma, kemarahan, kehilangan arah, hingga dorongan untuk bertahan di tengah kehancuran.

“Pulih dan Hilang” meluapkan konflik internal yang tak kunjung reda. “Silika” memotret perjalanan dari keheningan menuju penerimaan. “Kala Batas” menggambarkan saat-saat dimana manusia dihadapkan pada batas emosional, sosial, atau fisik, serta pilihan-pilihan penting yang menentukan arah hidup.

Lalu “Larut” menuangkan amukan dan keputusasaan yang tak lagi peduli pada norma, serta “Nadir” yang menghadirkan kontemplasi paling kelam tentang harapan di titik nadir.

Para personel Khlorine, yakni vokalis Jubran Martawidjaja, gitaris Luthfi Ghifary, bassis Andra Yudhistira serta dramer Richard F L Mutter (Oktav) menjalani proses kreatif serta produksi “Reda/Sengkala” selama sekitar empat bulan.

Proses kreatifnya dimulai dari riffing dan struktur yang dibuat oleh Oktav, yang sekaligus memegang peranan sebagai produser untuk musik di EP tersebut. Lalu dibantu oleh gitaris Aulia Rahman P. aka Domu (sementara ini vakum dari formasi Khlorine) dan Luthfi Ghifary untuk pengisian segmen guitar lead di beberapa lagu.

“Dikarenakan workflow yang tidak berbelit-belit dan tidak adanya ego yang menghambat, semua proses produksi berjalan dengan mulus,” ujar Oktav kepada MUSIKERAS meyakinkan.

Dalam mengekspresikan muatan lirik-liriknya, Khlorine menggeber konsep musik yang melebur elemen shoegaze dan post-hardcore. Menurut Oktav, lapisan shoegaze-nya terasa di petikan guitar lead serta pemilihan kordnya.

“Namun secara garis besar lebih sangat terasa post-hardcore-nya, dengan banyaknya segmen chugging, dissonant, breakdown, yang membalut secara keseluruhan.”

Walau menegaskan tidak ada referensi khusus yang dijadikan acuan saat peracikan materi lagu-lagu di “Reda/Sengkala”, namun beberapa band mancanegara yang mereka sukai dan dengarkan secara tidak langsung mempengaruhi arah eksplorasi Khlorine.

Band-band itu antara lain seperti Deftones, Static Dress, Underoath, Fleshwater, Basement hingga Loathe.

Lagu “Silika”, disebut Oktav sebagai komposisi yang cukup menguras energi dan menantang saat mengeksekusi teknis rekamannya. Durasinya paling panjang dibanding lagu-lagu lainnya. Bagannya juga paling unik, dan ada bagian dimana pergantian temponya drastis. Tapi tereksekusi dengan baik.

“Selain itu vokalnya pun banyak yang menggunakan not tinggi. Jadi kadang saya suka mikir, ‘waduh ini lagu bisa ga ya dibawakan live?’ Eh tapi setelah dicoba ternyata bisa dan seru banget!”

“Reda/Sengkala” sudah diedarkan via 40124 Reverge ke seluruh digital streaming platform sejak 20 Juni 2025 lalu. Sementara tiga lagunya, “Nadir”, “Silika” dan “Kala Batas” juga bisa disaksikan visualisasi dalam bentuk video musik di kanal YouTube 40124 REVERGE.

khlorine

Sedikit tambahan info tentang Khlorine. Dua personel band asal Bandung, Jawa Barat ini merupakan generasi penerus dari dua personel band rock legendaris Tanah Air, PAS Band.

Jubran merupakan putra dari vokalis Yuki Arifin Martawidjaja (Yukie PAS), dan Oktav Mutter putra dari dramer Richard Christian Franklin Muttler aka Richard Mutter.

Selain tergabung di Khlorine, Oktav juga menghuni unit melodic hardcore, Punitive dan Post-Human. Sementara gitaris Luthfi Ghifary pun tergabung di Colorblind dan bassis Andra Yudhistira, juga dikenal sebagai dramer di Carve the Wrath. (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
marryanne
Read More

MARRYANNE: “Kami Bukan 100% Shoegaze!”

Menyongsong tur akhir tahun yang akan mereka jalani, Marryanne rilis ulang album mini (EP) “Into The Void”, sambil siapkan materi karya berikutnya.
worthless
Read More

WORTHLESS: Dari Rasa Sakit Menjadi Duka

Dengan formasi terkini, Worthless tunjukkan kematangan dalam meramu karya yang penuh intensitas, lewat sebuah album mini (EP) terbaru.