Innocent Voice menggandeng Smookersaid Records untuk meluncurkan album keduanya yang bertajuk “Setara Mata Pisau” secara resmi.
Sebuah karya rekaman berhawa metalcore modern yang melesatkan delapan lagu, yaitu “Dualitas”, “Labirin”, “Noir”, “Peran Terakhir”, “Rodan Pararel”, “Purgatorium” dan “Setara Mata Pisau”.
Juga ada versi akustik dari “Loneliness”, lagu yang sebelumnya menjadi komposisi unggulan di album mini (EP) “War Anthem”, rilisan 18 September 2007.
Secara musikal, “Setara Mata Pisau” menyempurnakan apa yang sudah dikerjakan Innocent Voice di album debut “Circle of Repeat” (19 Maret 2019).
Keseluruhan lagunya menawarkan modern metalcore dengan produksi yang detail, yang mampu mengakomodir riff gitar agresif, heavy breakdown serta kombinasi vokal growl dan clean singing di beberapa bagian, yang efektif untuk menciptakan campuran elemen yang menarik.
Kendati demikian, Innocent Voice memastikan bahwa mereka tetap ingin berada di jalur sebelumnya. Adanya sedikit perubahan hanyalah cara mereka untuk lebih adaptif sekaligus idealis.
“Berbeda dengan materi pada album sebelumnya yang cenderung heavy dan berat, kami membuat materi pada album ini dengan komposisi yang lebih sederhana dan mudah dinikmati oleh pendengar awam,” seru pihak band kepada MUSIKERAS, meyakinkan.
Lebih jauh, formula yang diterapkan dramer Feranza Auriga Arsand (Anza), vokalis Mohammad Tantowi (Anto Owi), gitaris Aftar Widyatmoko (Aftar) dan Choirul Noor Huda (Iyung) serta bassis Mochammad Zulfa (Panjul) masih berada di jalur metalcore.
Namun berbeda dibanding metalcore pada umumnya. “Kami mengandalkan riff dan groove yang bertenaga namun tetap bereksplorasi dengan memberikan unsur symphonic yang lebih gelap dan kelam sebagai tanda awal perubahan identitas musik kami.”
Dalam penggarapannya, para personel Innocent Voice menyebut beberapa band mancanegara seperti Bleed From Within, Make Them Suffer dan Lamb Of God sebagai sumber inspirasi serta referensinya.

Tiga Generasi
Keseluruhan tema lirik di album “Setara Mata Pisau” sendiri banyak berkutat tentang proses berubah, tragedi, kisah nyata, hingga rasa sakit yang dialami personel maupun peristiwa di sekitar mereka.
“Sesuai dengan judul album terbaru kami ‘Setara Mata Pisau’, yang berisikan mengenai perubahan, proses berdamai dengan rasa sakit dan tragedi yang ada dalam lingkungan sekitar,” ujar mereka menegaskan.
Album yang direkam di Aurigas Music Labs ini sekaligus menandai ekplorasi Innocent Voice dalam penggunaan bahasa Indonesia yang lebih dominan pada divisi liriknya.
Dari delapan lagu yang terangkum di album tersebut, hanya satu lagu yang menggunakan lirik berbahasa Inggris, yakni “Loneliness”, yang menghadirkan Indra Pamungkas serta Jeffry Arsand.
Selain memoles “Loneliness” dalam versi akustik, Innocent Voice juga merekam ulang lagu “Rodan Pararel” dalam bentuk paling mutakhir untuk dimasukkan di album “Setara Mata Pisau”.
Eksplorasi Innocent Voice tidak hanya berhenti di situ. Mereka juga tidak gamang untuk menunjukkan sisi spiritual mereka di antara dentuman distorsi yang ditawarkan.
Di antaranya melalui nomor “Purgatorium” yang menghadirkan vokal dari penyanyi pop era akhir ’70 – awal ’80-an, Arie Koesmiran serta Stephanus Adjie dari unit metal asal Solo, Down For Life (DFL).
Kolaborasi ini penggabungan tiga generasi yang mewakili era ’70, ’90 serta Innocent Voice yang terlahir di 2000-an.
“Menurut kami, Bunda Arie punya suara khas, sementara mas Adjie DFL bisa mewakili kekuatan emosional untuk mengeksplorasi apa yang dibutuhkan pada ‘Purgatorium’, sehingga lagu ini menjadi penuh makna.”
Video lirik lagu “Purgatorium” bisa disaksikan di tautan kanal YouTube ini.
Sebelum “Setara Mata Pisau”, Innocent Voice yang dibentuk di Kudus, Jawa Tengah pada pertengahan 2006 silam, telah merilis EP “War Anthem” yang berisi lima lagu, album debut “Circle of Repeat” serta lagu rilisan tunggal bertajuk “Rodan Pararel” pada 11 November 2023.
Album “Setara Mata Pisau” tersedia di platform digital pada 4 Oktober 2025 lalu. Sementara rilisan untuk format fisik (CD) diluncurkan kemudian pada 11 Oktober 2025. (mdy/MK01)