FASTCRASH meluncurkan karya rekaman EP keempat yang bertajuk “Be Free! Be Irrelevant!”, dengan lima amunisi lagu yang tetap berakar pada punk rock.
Dibuka dengan trek “26 and Counting” yang merupakan perayaan perjalanan bagi band yang telah menggeliat sejak 1998 silam ini.
Lalu di trek berikutnya, ada komposisi “Batas” yang menyoroti isu segregasi dan kejemuan akan prasangka dan fanatisme yang berlebihan.
Di lagu “Cheers!” yang sebelumnya telah diluncurkan sebagai lagu rilisan tunggal, dihadirkan dalam versi rekaman ulang.
“Be Free! Be Irrelevant!” yang dijadikan judul album berada di trek keempat, dimana liriknya meneriakkan kritikan keras terhadap budaya flexing dan obsesi untuk selalu menjadi relevan, tampil sempurna, serta beropini dalam segala hal.
EP lalu ditutup dengan “Stuck with Me”, lagu tentang surat cinta untuk keluarga dalam bait-bait yang groovy dan chorus yang upbeat dan catchy.
Khusus dalam penulisan lirik, vokalis dan gitaris Doni Martin menyebut penulisan lagu “Batas” cukup menantang. Alasannya, seperti yang ia ungkapkan kepada MUSIKERAS, karena lagu itu merupakan karya kedua FASTCRASH yang berbahasa Indonesia.
“Dalam banyak hal, lirik berbahasa Indonesia lebih menantang untuk dibuat dengan baik dibandingkan lirik berbahasa Inggris,” cetusnya.
Saat menggarap EP terbaru, FASTCRASH juga diperkuat dramer Helmy Fadillah Zakariyya serta Andrew Kris Yudha, bassis pertama mereka yang sempat mundur pada 2006, namun akhirnya kembali bergabung pada 2023 lalu.
Dalam pengerjaan “Be Free! Be Irrelevant!”, Doni memulainya dengan memperdengarkan demo lagu kepada dua personel lainnya, yang lantas bersama-sama menuntaskan aransemen finalnya.
Mereka mulai menggarap EP tersebut sejak pertengahan 2024, yang dimulai dengan menggodok lagu “Batas” dan “Cheers!”, disusul dengan lagu “26 and Counting” serta terakhir, “Be Free! Be Irrelevant!” yang direkam pada awal 2025.
Selanjutnya, memasuki tahapan mixing dan mastering pada pertengahan 2025 untuk keempat lagu tersebut, yang dipercayakan kepada Senri San.
Pada momen yang sama, mereka juga sekaligus melakukan mastering ulang untuk lagu “Stuck with Me”, yang sebelumnya sudah diperdengarkan sebagai rilisan tunggal pada September 2023 lalu.

Groove Nakal
Dari segi musikalitas, walau tetap berakar pada paham punk rock, namun kali ini dibubuhi sentuhan progresif dan groove-groove ‘nakal’. FASTCRASH bahkan dengan setengah bercanda membuat sub-genre sendiri, ‘groovy punk rock’ untuk menggambarkan musik mereka yang makin matang, tapi tetap liar.
FASTCRASH menuturkan kepada MUSIKERAS, bahwa sub-genre tersebut berawal dari pembahasan internal band yang ingin dan berusaha menggambarkan musik mereka yang berakar pada punk rock/melodic punk.
Namun di sini, mereka juga banyak menyelipkan isian groovy dengan ritme yang terinspirasi oleh musik di luar paham punk rock seperti bossa nova, Motown sound hingga funk.
“Meski ini bukan hal baru, karena band-band seperti NoFX dan Hi-STANDARD sudah melakukannya, tetapi FASTCRASH menjadikan ini unsur yang cukup konsisten dalam lagu-lagu kami,” cetus mereka meyakinkan.
Dalam penulisan lagu-lagu di EP, Doni sebagai penulis lagu utama memang berusaha menggabungkan ‘rasa’ dari band-band punk rock klasik hingga era ’90-an seperti The Clash, Sex Pistols, Toy Dolls, Rancid, NoFX serta Hi-STANDARD.
Juga ada pengaruh dari luar punk rock, seperti The Beatles, Electric Light Orchestra, The Jackson 5, Depapepe dan masih banyak lagi.
“Ini makin diperkaya pada tahap aransemen, dimana kedua member lain, Andrew dan Helmy, menambahkan berbagai influence mereka masing-masing,” ujar Doni mengungkapkan.
EP “Be Free! Be Irrelevant!” menunjukkan bahwa FASTCRASH terus berkembang tanpa kehilangan identitas dan nyali untuk menyuarakan kegelisahan dengan cara mereka sendiri.
Rilisan EP tersebut telah diedarkan dalam format CD pada 14 November 2025 lalu via Rise and Grind Records. Sementara versi digital menyusul pada 14 Desember 2025 di berbagai gerai digital streaming. Kecuali Spotify.
Tonton video musik lagu “Be Free! Be Irrelevant!” di tautan kanal YouTube ini. (mdy/MK01)