Lewat “Semicolon”, HAWTHORN Makin Ekspresif di Jalur Modern Hardcore

Tahun lalu, unit hardcore asal Bekasi ini telah mengumandangkan eksistensinya lewat sebuah lagu rilisan tunggal debut bertajuk “Leave”, dimana mereka lebih mengeksplorasi riff hardcore punk dengan tambahan aksen breakdown untuk menambah ekspresi emosi di lagu tersebut. Tapi kini, Hawthorn mencoba formula berbeda di karya rekaman terbarunya, yang berjudul “Semicolon”. 

Dari segi musikal, mereka mencoba menyerap beberapa unsur, di antaranya – mereka menyebutnya metalic atau chaotic – dengan patahan breakdown yang berat disertai down-tempo untuk menambah suasana chaos di lagu “Semicolon” tersebut.

“Sangat banyak perbedaan (dibanding lagu ‘Leave’) karena sebelum kami mengambil langkah ini, kami sempat berunding untuk menentukan konsep untuk lagu ‘Semicolon’ ini, menyesuaikan karakter vokal dari vokalis kami dengan style musik yang lebih berat dibanding sebelumnya. Referensi yang kami ambil banyak terpengaruh dari beberapa band seperti The Warriors, Knocked Loose, Sanction dan END,” beber pihak band kepada MUSIKERAS, menegaskan. 

Seruan lirik “Semicolon” sendiri mengangkat isu kesehatan mental yang banyak terjadi saat ini, serta kasus bunuh diri yang meningkat di kalangan remaja. Hawthorn yang diperkuat formasi Yogi Supriyatna (vokal), Gema Mahardika (gitar), Dedi (gitar) dan Difa Dliyaulhaq (dram) memberikan suntikan semangat dan harapan kepada mereka yang tengah mengalami berbagai masalah.

.

.

Menurut Hawthorn, lirik yang dibangun dalam bentuk story telling tersebut merupakan pengalaman setiap personel dalam berbagai masalah dan situasi yang sangat sulit, dalam berbagai faktor. Judul “Semicolon” sendiri diambil dari sebuah movement yang dibentuk oleh mendiang Amy Bleuel, aktivis asal AS yang mengaitkan makna simbol ini dengan kesehatan mental. Sekadar tambahan informasi, pada April 2013, Amy mendirikan sebuah organisasi non-profit bernama Project Semicolon yang bertujuan memberikan dukungan kepada orang-orang yang berjuang mengatasi gangguan kesehatan mental, depresi, bunuh diri, kecanduan dan keinginan menyakiti diri. 

Hawthorn menggarap “Semicolon “di Magemasherlab, lalu melanjutkannya dengan pemolesan mixing dan mastering yang dipercayakan kepada Ajisaka Suherman dari band Jamkaret.

“Untuk proses kreatif kami menentukan dulu konsep dari style musik yang akan dibawakan di lagu ‘Semicolon’, karena single sebelumnya ‘Leave’ berbeda, dengan memberi warna baru dalam musik yang kami sajikan. Untuk bagan atau struktur lagu dibuat oleh Gema yang didukung oleh Dedi dan Difa, lalu disempurnakan oleh Yogi untuk penulisan lirik. Butuh waktu sekitar tiga bulan untuk proses pembuatan lagu ini.”

“Leave” dan “Semicolon” menjadi jalur pembuka menuju rencana Hawthorn berikutnya, yakni menyusun album mini (EP) yang telah diniatkan akan dieksekusi secepatnya. “Karena sudah terbentuk konsep yang kami rencanakan untuk lagu-lagu yang kami buat berikutnya,” cetus Hawthorn optimistis.

“Semicolon” sudah bisa didengarkan via berbagai platform penyedia layanan dengar musik format digital seperti Spotify, Apple Music, Amazon Music, Joox, Resso, TikTok dan lain-lainnya. (aug/MK02)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts