Ini Ungkapan Blak-blakan BONGABONGA tentang Album “Self Title”

Semua berawal dari sebuah proyek iseng yang keterusan menjadi serius. Bahkan setelah melampiaskan lagu rilisan tunggal perdana berjudul “Suara Sudra” pada pertengahan September tahun lalu, sempat tercetus gagasan untuk merilis album mini (EP) sebagai niat selanjutnya. Namun mungkin lantaran terlampau serius atau terbawa suasana – walau kesan yang dibesar-besarkan berusaha terlihat seperti becandaan – nyatanya BongaBonga akhirnya malah merampungkan album penuh. Tepatnya pada 23 April 2022 lalu, via label Blackandje Records, BongaBonga resmi merilis album debutnya yang bertajuk “Self Title”.

Sementara ini hanya diedarkan dalam format fisik (CD), dengan alasan pihak band ingin melihat bagaimana konsumen metal menyikapi rilisan fisik. “Emang sengaja belum mau diunggah ke digital, soalnya pengen tau respon orang (kayak) gimana…,” cetus vokalis Daniel Mardhany kepada MUSIKERAS.

Selain itu, di rilisan fisik juga dikemas dengan ilustrasi seni (artwork) warna-warni yang memanjakan mata, disesuaikan dengan tema lirik yang mencerminkan kondisi sosial di dunia saat ini. Ilustrasi di sampul album itu dipersembahkan oleh Yowdi Santiar, gitaris Iron Voltage dengan terapan teknik pixel art, layaknya tampilan sebuah game dan terisnpirasi dari film kartun South Park dan The Simpsons. Lalu dikombinasikan dengan karya Yoga Sundana Perkasa (personel Orkes PHB) yang menyumbang logo band dengan balon warna warni plus maskot band berupa kuda putih unicorn bernama Supartini yang membuat tampilan BongaBonga terkesan ‘norak’. Jadi bisa dikatakan, Yoga merupakan sosok penting dan bertanggungjawab dalam pembentukan citra katrok BongaBonga.

“Jadi jika kalian memang orang yang funky, trendy dan edgy, kalian harus memiliki album ini. Untuk kepuasan maksimal disarankan menikmati via rilisan fisik karena musiknya memanjakan telinga. Album ‘Self Title’ ini berisikan 10 lagu yang bertempo cepat dan agresif khas thrash metal era 90-an dengan sound 2022,” seru gitaris Welby Cahyadi, berusaha meyakinkan.

Di lini penulisan lirik, Daniel merasa perlu menegaskan bahwa ada perbedaan konsep yang jelas, jika misalnya membandingkan BongaBonga dengan Darksovls, unit cadas lainnya yang kebetulan juga diperkuat oleh Daniel beserta dua personel BongaBonga lainnya, yakni bassis Bonny Sidharta dan gitaris Christopher ‘Coki’ Bollemeyer.

.

.

“Topik yang dibahas cenderung lebih dekat dengan keseharian (di BongaBonga). Misalnya, di single ‘Api Imaji’ itu karena gw sering banget liat emot api di lini masa. Garis besar liriknya tetap sosial politik dengan diksi yang berbeda. Misalnya kalo gue nulis alat vital pria di Darksovls ‘penis’, di BongaBonga gue nulisnya ‘kontrol tanpa huruf R’. Ada juga lirik yang gue buat on the spot yaitu ‘Suara Sudra’. Gue tulis setelah liat pemandangan di jalan yang ganggu mata gue sepanjang perjalanan ke studio. Nggak sampe setengah jam kelarlah lirik itu, trus langsung take vokal.”

Daniel sendiri mengotak-atik sekitar 20% dari stok lirik lama yang ia miliki saat masih tergabung di Deadsquad, untuk kebutuhan album BongaBonga. Salah satu contohnya tertuang di lagu “Menggenggam Gema”. Sementara stok lirik lama lainnya, sekitar 40% -50% dilempar ke kebutuhan lagu-lagu Darksovls.

Total ada 10 lagu di album “Self Title”, termasuk versi daur ulang “Pasukan Berani Mati”, lagu lama milik Betrayer yang popular di kalangan metalhead Tanah Air pada akhir 90-an. Sementara lagu lainnya – di luar lirik – keseluruhan diciptakan oleh Welby di kampung halamannya di Pringsewu, Lampung. Daniel dan Welby lantas saling melempar ide pengembangan lagu dengan dramer Alvin Eka Putra, Bonny dan Coki, dan melakukan brainstorming via aplikasi grup WhatsApp. Kemudian dengan hanya sekali latihan, BongaBonga langsung merekamnya.

“Banyak proses kreatif spontan pas rekaman. Untungnya kami semua udah pernah ngeband bareng, jadi proses rekamannya cepet banget. Malah lebih sulit dan lama di pengonsepan estetika manggung, merch dan sampul album dibanding rekaman,” ujar Daniel terus-terang.

Seperti yang sudah pernah diulas di MUSIKERAS sebelumnya, Welby yang juga tercatat sebagai pembetot bass di unit death metal Carnivored, adalah salah satu alasan utama terbentuknya BongaBonga. Ide membentuk band lahir dari kegagalannya mengikuti sebuah kontes jingle bersama Daniel. Energi itulah yang lantas diteruskan di BongaBonga.

Oh ya, tentang keputusan menyelipkan lagu “Pasukan Berani Mati” sendiri, sejak dini memang sudah diniatkan. Awalnya para personel BongaBonga sempat mengincar lagu “Sesat” dari band metal kawakan asal Jakarta, Mortus. Tapi tersandung izin. Akhirnya, pilihan beralih ke lagu milik Betrayer tersebut.

“Kami (memang) lebih memilih lagu dari teman-teman scene sendiri. Legend! Jelas… era pertengahan 90-an sampai 2004-2005 mungkin. Orang-orang yang rajin dateng ke event-event metal rata-rata tau lagu ini. Bahkan bisa dibilang lagu ritual pemanggil massa saat itu, baik Betrayer atau Thrashline yang mainin. Dan kebetulan juga kenal dekat dengan sang penulis lagu, F.X Ndaru Widodo (vokalis dan gitaris Betrayer dan Thrashline). Jadi untuk izin nggak terlalu ribet. Dari semangat lagu, jelas masih nyambung sama lirik-lirik yang ada di album kami,” urai Bonny menegaskan.

Menyambut perilisan “Self Title”, BongaBonga sudah menayangkan video musik dari lagu “Api Imaji”. Sebelumnya, mereka juga sudah memperdengarkan lagu “Suara Sudra” dan “Balada Bonga” via jalur digital. Selamat menikmati thrash metal yang menyenangkan. BongaBonga atau party! (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts