Merilis satu lagu baru dalam satu tahun bisa dibilang sebuah proses yang cenderung lambat. Itulah yang dialami oleh unit death metal asal Jakarta ini, dalam menggodok lagu rilisan tunggal terbarunya, “Suruk” yang akhirnya bisa dilampiaskan ke skena pada 31 Maret 2023 lalu.
“‘Suruk’ mungkin menjadi sebuah single terlama yang pernah kami kerjakan,” cetus pihak band kepada MUSIKERAS, menegaskan.
Tapi durasi lama itu terjadi bukan lantaran terhadang banyak kendala. Karena justru banyak percikan ide yang mengiringi proses peracikannya, terhitung sejak struktur riff mulai dibangun oleh gitaris Hartono aka Bonjo. Mouthless yang kini juga dimotori formasi terbaru, yakni Gilang M. Perdana (dram), Septian Maulana (vokal) dan Achmad ‘Ryan’ Fitriansyah Putra (gitar) memang tidak ingin terburu-buru dalam melahirkan sebuah karya. Penuh kehati-hatian dalam pengerjaannya. Mereka percaya setiap karya memiliki hari lahirnya tersendiri.
Keseluruhan penggarapan musik “Suruk” direkam di Darktones Studio milik Blackandje, namun khusus sesi rekaman bass serta vokal dieksekusi di Audio Blazze Studio milik Nocturnal Blazze. Sementara untuk pemolesan mixing dan mastering masing-masing dipercayakan kepada Adria Sarvianto dan Hamzah Kusbianto.
Kali ini, Mouthless mencoba memasukan nuansa sludge dalam nafas death metal di sekujur “Suruk”, terdengar dari alunan musiknya yang mengayun tidak terlalu cepat. Isian dram yang sederhana namun tepat guna, lirik yang mudah dipahami dengan muatan makna yang dalam. Dengan kesederhanaan musikalitasnya, konsep musik “Suruk” menjadi kuat. Bahkan dapat disimpulkan bahwa “Suruk” adalah kolase dari berbagai energi yang dikemas lewat musik, yang berasal dari dimensi bawah sadar para personel Mouthless.
“Perbedaan ‘Suruk’ dibanding karya kami yang sebelumnya adalah dari segi komposisi, yang kami racik sepresisi mungkin, agar semuanya pas, tidaklah kurang atau pun berlebih. Kami sangat perhatikan keseluruhannya agar tepat guna, dari aransemen sampai output turunan. Selamilah ‘Suruk’ dari hulu ke hilir, karena musik yang kami sajikan bukan hanya rangkuman instrumen belaka. Kami mentransfusi energi dan rasa.”
.
.
Tentang adanya suntikan elemen sludge di tubuh “Suruk”, menurut Mouthless, adalah suatu hal yang sebenarnya baru mereka sadari setelah kurang lebih lima tahun bermusik bersama. “Kami selalu menabur elemen sludge ini di hampir setiap karya yang kami tulis, dan ‘Suruk adalah representasi terkuat!”
Dalam peracikan komposisi serta aransemennya, Mouthless mengaku mulai berlarian di luar koridor death metal. Paling tidak, sedikit banyak mereka mencoba mencampur baur referensi dari band-band keras dunia seperti Slayer, Deftones, Tool, Neurosis serta sedikit dari Rotting Christ.
Produktivitas di tubuh Mouthless rencananya akan terus dijaga, pasca perilisan “Suruk”. Band yang telah menggeliat sejak 2008 silam ini akan terus menabung karya, menulis, merangkum serta mencari sesuatu yang belum pernah mereka lakukan di masa mendatang. “Apa pun nanti output-nya, kami akan terus menulis yang kami benar-benar sukai. Oya, single ini akan dimuat dalam album ‘3 way split’, bersama band dari Meksiko dan Swedia. Tunggu saja ya.”
Untuk mempromosikan “Suruk”, Mouthless telah melengkapinya dengan sebuah suguhan video musik berdurasi enam menit, yang menampilkan olah tubuh sosok berkain merah, yang diperankan oleh Muhammad Qusayri secara apik. Di video tersebut, penonton akan terbawa pada suasana kelam, sesak dalam jiwa yang disajikan layaknya dongeng yang dibaca secara perlahan. Saat mendengarkan “Suruk”, dibutuhkan ketenangan, kepasrahan, serta kesadaran penuh, selaras dengan penggalan liriknya: “Siapa mengenal diri, maka ia pasti kembali”. (mdy/MK01)
.
.
1 comment