WINDTRIUMPH Eksplorasi Ketegangan antara Kemurnian dan Kegelapan

Di album debut berjudul “Tirtamarthd | Resonance of Elemental” ini, Windtriumph meniupkan tujuh lagu berdurasi 48 menit yang agresif.
windtriumph

Kuintet black metal Indonesia, Windtriumph, akhirnya meluncurkan album penuh terbaru mereka, “Tirtamarthd | Resonance of Elemental” pada 28 Agustus 2024 lalu. Selain beredar di berbagai platform musik digital, album itu juga didistribusikan dalam format fisik CD via Pest Production ke seluruh dunia.

Windtriumph sendiri merupakan proyek musik visioner yang terinspirasi oleh mitos kuno dari era Satya Yuga, mistisisme dan kekuatan elemental alam. Melalui melodi yang menghantui dan komposisi atmosferik, band ini ingin membangkitkan emosi mendalam dan membawa pendengar ke alam yang melampaui batas-batas biasa.

Windtriumph yang dijalankan formasi dramer Micco Rulyanto, bassis Setiawan Indi Cahya (Steew) dan gitaris/vokalis Muhammad Ridho (Rsharsh) menyalurkan kekuatan elemental dari air, bumi, api, dan udara, mengundang pendengar dalam perjalanan transendental melalui alam mitos dan mistisisme. “Resonance of Elemental” adalah eksplorasi memikat dari pertarungan kosmik, esensi abadi, dan kekuatan elemental alam.

Kepada MUSIKERAS, band asal Bogor, Jawa Barat bentukan awal 2023 lalu ini menjawab beberapa pertanyaan seputar proses kreatif penggarapan “Tirtamarthd | Resonance of Elemental”, sekaligus uraian tentang konsep black metal yang diterapkan. 

Saat merekam album “Resonance of Elemental”, bagaimana proses kreatifnya?

Proses kreatif untuk album “Resonance of Elemental” dimulai dengan penulisan dan pengembangan materi lagu yang memadukan elemen black metal dengan pengaruh budaya Indonesia. Proses rekaman berlangsung selama sekitar enam bulan. Kami merekam dram di Studio Rocky, sedangkan gitar, bass dan vokal direkam di Tonebetter Soundlab. Mixing dilakukan oleh Rsharsh, pemilik Tonebetter Soundlab, untuk memastikan kualitas dan atmosfer yang sesuai dengan tema album.

Dari segi musikal, apa yang membuat kalian berbeda dibanding band-band berkonsep black metal sejenis?

Konsep black metal di album “Resonance of Elemental” menggabungkan agresi dan keputusasaan khas black metal dengan melodi dan atmosfer. Kami menggunakan tema mitologis lokal untuk memberikan nuansa yang unik, menjadikan musik kami tidak hanya agresif tetapi juga penuh dengan nuansa dan cerita.

Judul album ini, “Tirtamarthd”, yang menggbungkan “tirta” (air suci), “marth” (amarta, yang berarti air kesempurnaan) dan “d” (kegelapan), mencerminkan narasi dari mitologi Indonesia. Kisah ini mengeksplorasi ketegangan antara kemurnian dan kegelapan. Ketika makhluk Ilahi Dharva tidak dihormati, ia melepaskan kemarahannya, yang dilambangkan dengan serangan pada orang-orang dengan air suci. Album kami sejalan dengan perspektif Dharva, mewakili kmarahan mereka yang menolak keilahian.

Dari mana saja referensi musik yang dijadikan acuan, saat meracik komposisi dan aransemen lagu-lagu di album “Resonance of Elemental”?

Referensi musik kami meliputi band-band black metal klasik dan modern, serta elemen musik dari berbagai genre yang kami sesuaikan dengan gaya black metal kami. Kami terinspirasi oleh band-band seperti Satyricon, Dissection, Windir, Sühnopfer dan beberapa band black metal lainnya, serta melodi dan struktur musik yang kami gabungkan untuk menciptakan sound yang khas.

Dari tujuh lagu yang disuguhkan di “Resonance of Elemental”, manakah yang paling menantang secara teknis saat mengeksekusi rekamannya?

Lagu yang paling menantang secara teknis adalah “Traversing Void”. Lagu ini memiliki banyak perubahan tempo yang tiba-tiba dan sangat melodik, menuntut keterampilan tinggi dalam eksekusinya. Tantangannya terletak pada mengatur dan menyelaraskan perubahan tempo yang mendalam sambil menjaga kekuatan melodis black metal, membuat proses rekaman menjadi sangat menantang.

Untuk mendapatkan rilisan “Resonance of Elemental” dalam format CD, bisa mendapatkan informasinya di situs web www.pest666.com. (aug/MK02)

Daftar lagu:

1. Tirtamarthd (00:00)

2. Wrath of Dharva (02:11)

3. Sow Ash Underneath Lunar Eclipse (10:57)

4. Traversing Void (20:55)

5. Ceremony of Annihilation (27:19)

6. Cursed Depths (34:21)

7. End Rites (39:54)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
exentrix
Read More

EXENTRIX: Ajak Kembalikan Rock yang Teknikal

Walau kini hanya diperkuat dua personel, namun Exentrix masih menyimpan energi rock yang meledak-ledak, seperti yang tersalurkan di karya terbarunya.