WAFFLE: Hardcore Punk dari Bawah Tanah

Jelang perilisan album penuhnya, Waffle memanaskan jalannya dengan memperdengarkan dua trek, “Rise Against All” dan “Cycle of Hatred”.
waffle

Waffle yang berasal dari Singkawang, Pontianak (Kalimantan Barat) – namun kini bermukim di Bandung – melepas sepasang lagu rilisan tunggal tersebut sebagai ajang promosi. Sebagai bagian dari sebuah album bermuatan 11 amunisi lagu yang diyakini bakal pekakkan telinga. 

Waffle yang terbentuk sejak 2019 ini sendiri sempat menarik perhatian luas tatkala rilisan demo mereka sebelumnya, yakni lagu “Loud” dan “Mental Block” (dirilis 29 Mei 2023) sempat terpajang di katalog label rekaman independen asal AS, Gonzo Sonic Records.  

Kali ini, vokalis Kennef, gitaris Uray Auzel dan Dhani Reza, bassis Ilham Fadhilah dan dramer Aldo Warfi melanjutkan perilisan karya terbarunya secara mandiri.

Mereka memperpanjang nafas hardcore punk mentah dan muddy menjadi sesuatu yang menantang dan lebih menggugah. “Rise Against All” dan “Cycle of Hatred” menjadi representasi bagaimana Waffle memanfaatkan semangat baru untuk mengolah karakter menjadi lebih matang.

Dua nomor tersebut juga sekaligus didapuk jadi gambaran yang mewakili seperti apa gestur musik album penuhnya mendatang. Kencang, mentah dan memacu adrenalin!  

Kedua lagu berkutat pada hal-hal personal yang dialami langsung. “Rise Against All”  adalah cerminan dari perasaan stuck yang kerap dialami seseorang di fase pendewasaannya.

Mereka merasa memulai fase hidup baru tak selalu melalui jalan mulus, maka dari itu pilihan yang bergantung pada diri sendiri adalah jalan paling bijak, mengingat dunia akan selalu sama, ada atau tidaknya eksistensi kita. 

Sementara “Cycle of Hatred” adalah pelucutan satu sisi manusia dimana benci dan iri  terhadap sesama manusia selalu hinggap. Di sini, Waffle mencoba untuk melihat perasaan tersebut sebagai sesuatu yang natural dan kadung mengakar pada diri manusia. 

Proses kreatif penggarapan “Rise Against All” dan “Cycle of Hatred” sendiri, diungkapkan Waffle kepada MUSIKERAS, sebenarnya tak begitu banyak berbeda dengan kebanyakan band lainnya.

Mereka mengumpulkan materi mentah, membawanya untuk workshop dan touch up, hingga akhirnya direkam. “Tak ada yang spesial. Hanya, hampir keseluruhan materi dirangkai oleh gitaris kami, Auzel, dengan lirik yang dilengkapi oleh vokalis kami, Kennef soal hal-hal personal.”

Buat urusan produksi, kuintet ini merekam dua lagu promo–juga album penuhnya yang akan keluar menyusul–di Fun House Studio, Bandung pada December 2024 lalu. Sementara urusan mixing dan mastering dipoles di Pandora Labs.

waffle

Suram dan Gelap

Secara mendasar, hardcore punk masih menjadi urat nadi band ini. Tapi menurut Waffle, konsepnya tak muluk-muluk. Namun mereka hadir dengan metode penulisan lagu serta pola riff yang lebih murky dan gelap.

“Seakan muncul dari bawah tanah,” seru mereka meyakinkan.

Dan jika bicara diferensiasi, Waffle sengaja tak ingin menonjolkannya, karena ingin ‘stick to the basic’.

“Namun tergantung dari perspektif. Jika berbicara kerucut hardcore punk bisa jadi terdengar serupa. Jika hardcore secara keseluruhan, di balik maraknya hardcore dengan beat yang groovy dan condong metallic atau melodis yang muncul ke permukaan, kami hadir dalam bentuk yang lebih sederhana dan straight forward. Mungkin kami rasa perbedaan yang cukup signifikan adalah karakter vokal yang memekik.”

Sedikit banyak, lanjut mereka lagi, mereka mengambil sejumput energi musiknya dari nama-nama berbahaya macam Primitive Blast (Australia), Heavy Discipline (AS) hingga Fairytale (AS).

“Tak spesifik ke satu region, hanya hardcore punk secara universal!”

Kembali ke lagu “Rise Against All” dan “Cycle of Hatred”, benar-benar bisa dianggap sebagai karya pemanasan. Karena pihak Waffle memberi semacam ‘bocoran halus’, bahwa lagu-lagu lain di album yang direkam dalam sesi yang bersamaan dengan dua lagu tadi, kemungkinan jauh lebih menantang dan kompleks.

“Namun alasannya belum bisa kami bocorkan lebih lanjut,” ujar Waffle, tanpa menjelaskan lebih jauh. 

Tentang albumnya sendiri, sejauh ini diakui Waffle sudah siap bungkus. Mulai dari materi, aset visual, hingga konsep. “Kami hanya sedang menyusun strategi rilis, promosi dan waktu rilis yang tepat. Berhubung sedang kami rencanakan, kemungkinan akan hadir tak terpaut lama dari single ini.”

Tapi sebelum dihajar materi album mereka, cicipi “Rise Against All” dan “Cycle of Hatred” yang sudah terhidang di berbagai kanal musik digital streaming sejak 18 April 2025 lalu. (mdy/MK01)

Foto: @alidirgaa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts