KOMUNAL: Saripati Heavy Metal dalam Kemasan “Nostalgia”

Akhirnya, Komunal muntahkan album penuh keempatnya, “Nostalgia”, yang merupakan leburan berbagai elemen dari album-album mereka sebelumnya.
komunal

Komunal menyebut “Nostalgia” sebagai semacam bernostalgia dengan band-band lawas yang menjadi idola mereka, dan mempengaruhi band heavy metal asal Bandung, Jawa Barat ini dalam bermusik.

Vokalis Doddy Hamson mengungkapkan, bahwa dalam proses penggarapannya, ia dan gitaris Muhammad Anwar Sadat semacam kerap mengingat kembali ke masa awal mereka memulai kegiatan band dan segala prosesnya.

“Jadi kami semacam mengenang itu, sebentuk memori yang harapannya juga menjadi memori baik untuk yang mendengarkannya.”

Ada 10 lagu yang dimuat dalam album “Nostalgia” ini, dan terdengar jelas Komunal mencoba meniupkan ruh dan nyawa dari apa yang telah digelontorkan grup ini sepanjang eksistensinya sebagai band.

Menurut tuturan Anwar Sadat, keseluruhan materi dalam album ini mereka tulis dan kerjakan rekamannya langsung di studio. Tentunya juga bersama dramer Rezha Harry Kathana.

Dan seperti banyak hal yang tidak mereka kompromikan, begitu pun dengan alur dinamika di album itu. Biasanya sebuah album rock atau metal akan dibuka dengan nomer menghentak yang akan langsung mencuri atensi pendengarnya, tapi tidak dengan “Nostalgia”.

Mereka justru membukanya dengan komposisi yang meratap berjudul “Kesaksian”. Dari judul lagu serta baris lirik berbunyi ‘menjilat matahari’, langsung mengingatkan kita akan judul lagu dari supergrup/grup rock legendaris Tanah Air, Kantata Takwa dan God Bless.

“Itu adalah contoh kecil bagaimana album ini menjadi semacam testimoni kami untuk para legenda rock Tanah Air,” seru Doddy mengungkapkan.

Selanjutnya, dengan baris bass yang membuka lagu, kocokan gitar nan groovy serta tempo yang merayap lamban, testimoni kecintaan Komunal pada rock dan heavy metal dalam album keempatnya pun ditegaskan di lagu “Cinta dan Materi”.

“Liriknya semacam merekam problema dalam bermain musik metal, dan aku suka lagu itu karena aransemennya progresif,” urai Anwar Sadat meyakinkan.

Lirik yang berbicara tentang kecintaan mereka terhadap rock dan metal memang bisa dibilang banyak mewarnai dan disuratkan dalam “Nostalgia”. Khususnya di lagu “Bahagia”, “Raja Metal” dan “Suara Masa Depan”.

Bicara soal lirik, Doddy Hamson yang sebelumnya biasanya hanya menyusun kata-kata seperti puzzle, kali ini memang terdengar cukup serius dalam menggarap tuturan teksnya.

“Kalau sebelumnya aku memang cukup seenaknya saja merangkai kata, tapi di album ini memang aku cukup memperhatikan urusan teks dan merasa harus kena-lah dengan apa yang mau kuomongin, dan kukeluarkan semua yang kurasakan; bahkan bisa dibilang macam curhat,” ujar sang vokalis mempertegas.

Bahkan bila sebelumnya, Doddy hanya tersirat saja bila membahas isu sosial dalam lirik lagu Komunal, hal berbeda muncul dalam “Nostalgia”. Baginya, kehidupan dirinya dan bermain musik heavy metal itu sama pentingnya.

“Dan hidup yang kurasakan ternyata berpengaruh untuk bisa terus main musik metal. Maka bila sebelumnya aku enggak terlalu pede berbicara soal realitas sosial, maka di album ini aku lebih pede karena pengaruhnya berasa dalam hidupku!”

Tema itu juga yang keluar dalam lagu bertempo rancak, “Bisnis Cari Duit”, “Uang Dimana-Mana” dan “Seleksi Alam” yang groovy.

Dalam hal aransemen musik, bisa dibilang Sadat terdengar cermat membangun komposisi gitarnya yang banyak bermain dengan tekstur dan ritmik. Ia tidak hanya mengandalkan riff bersama dengan Rezha yang memainkan dramnya secara minimalis tapi bertenaga. Ia memberikan pondasi yang kuat untuk gitar bisa menari di atasnya.

komunal

Lantunan Balada

Keseluruhan lagu dalam “Nostalgia” bermain dengan puspa ragam rock dan heavy metal. Tapi apalah arti sebuah album heavy metal tanpa sebuah tembang balada.

Setelah sebelumnya memperdengarkan “Higher than Mountain” di album “Panorama” (2004) dan “Higher than Mountain II” di album “Hitam Semesta” (2008), maka kini Komunal kembali mempersembahkan sebuah lagu pelan bertajuk “Roda-Roda Api” sebagai suguhan penutup di “Nostalgia”.

Proses rekaman materi yang dimasukkan dalam album “Nostalgia” sendiri sebenarnya sudah selesai sejak 2020 lalu. Untuk isian instrumen bass-nya pun masih sempat dieksekusi oleh Arief Snik, yang sekarang tidak lagi memperkuat formasi Komunal.

Beberapa kali kesempatan, Doddy Hamson sempat mengungkapkan akan segera merilis album tersebut. Namun pada kenyataanya, baru bisa terwujud tahun ini.

“Salah satu yang membuat kami ragu melepasnya pada waktu itu adalah karena pandemi Covid, kondisi pada masa itu membuat kami bingung,” ujar Doddy memberi alasan.

Disamping itu, juga ada kendala teknis dengan komputer yang rusak di studio tempat mereka mengerjakan proses mixing, yang pada akhirnya menunda keseluruhan proses produksi.

Menurut Doddy, hal itu pula yang menjadi alasan di balik peluncuran album mini (EP) “Komando Badai Api” pada 2022 lalu untuk mengisi kekosongan.

Tapi seperti dedikasi mereka pada heavy metal, Komunal memang tidak pernah main-main dalam memperlakukan rilisannya. Termasuk dalam proses produksi album yang diedarkan via Disaster Records ini.

Kali ini, mereka kembali menggandeng James Plotkin asal New Jersey, AS untuk memoles mastering “Nostalgia”. James sendiri merupakan mastering engineer yang antara lain juga pernah mengerjakan produksi rekaman milik band mancanegara, Sunn O))) dan Earth.

“Kami lanjutkan kerjasama itu untuk album ‘Nostalgia’ karena dalam kerjanya, James Plotkin tidak mengejar loudness, dan kami suka itu.”

“Nostalgia” bagi para personil Komunal bisa dibilang adalah sebuah retrospeksi atas eksistensi dan apa yang telah mereka kerjakan sebagai band, sejak terbentuk pada 2004 silam.

Selain itu, album keempat mereka itu juga menjadi semacam sebuah peziarahan Komunal menelusuri kembali lorong waktu, dan menjelajahi akar musikalnya. Sebuah ode untuk God Bless hingga Pantera, dari Van Halen hingga Andy Liany, dan juga sebuah persembahan untuk Kawan-Kawan Komunal yang telah menanti sekian lama lahirnya album “Nostalgia”.

Dan, sampai di titik ini, Komunal masih mencoba menghidupi fantasi dan imajinasi remaja para personilnya untuk menjalani hidup sebagai rocker, walau harus bergulat dan bekerja keras untuk itu. (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts