YOUR TRUE ENEMY: Suara Keras dari Lubuklinggau

Hardcore bukan sekadar paham musik bagi Your True Enemy, tapi sebuah cara hidup yang menuntut kejujuran, keberanian, dan rasa kebersamaan.
your true enemy
YOUR TRUE ENEMY

Your True Enemy yang menggeliat dari Lubuklinggau, Sumatera Selatan di penghujung 2024. Sempat goyah lantaran mengalami pergantian formasi yang cukup sering, yang juga mempengaruhi arah musikal mereka.

Kini dengan formasi terkini yang digerakkan vokalis Diaz Mohandar, gitaris Agung Prawira Lesmana dan dramer Panca Satria, Your True Enemy menancapkan paham musik mereka di area metallic hardcore, untuk menyalurkan keresahan, luka dan realita pahit sehari-hari jadi musik yang mentah dan tak tersaring.

Hasil dari kekuatan baru Your True Enemy ini adalah sebuah album mini (EP) bertajuk “Cruises of Life”, yang diedarkan via label independen setempat bernama No Remorse Records. Memuat empat komposisi brutal yang menghantam, berjudul “Blasphemy”, “Timeless”, “God Blessed” dan yang dijadikan judul EP, “Cruises of Life”.

Selain dalam format digital yang bisa didengarkan via tautan kanal Bandcamp ini, EP “Cruises of Life” juga diproduksi dalam format kaset pita dalam jumlah terbatas.

Lebih jauh di balik penggarapan produksi EP tersebut, Your True Enemy membeberkan detailnya kepada MUSIKERAS.

Proses kreatif penggarapan “Cruises of Life”:

Bermula dari Diaz, satu-satunya personel asli yang masih bertahan sejak band ini pertama kali terbentuk. Semuanya dimulai dari kumpulan lirik yang sudah dia tulis sebelumnya, sebagai bentuk refleksi pribadi dan pengalaman hidup. Untuk menghidupkan materi itu secara musikal, Diaz lalu mengajak gitaris Agung untuk mulai menyusun aransemen musik yang sesuai.

Agung mulai menggarap materi sejak bulan Juni, dan seluruh proses produksi rampung sekitar Agustus. Dengan bermodalkan sedikit pengetahuan soal home recording, Agung merekam semua lagu secara mandiri di studio rumahannya.

Peralatannya pun serba terbatas. Bahkan soundcard dan mikrofon vokal kami pinjam dari Bram, teman sekaligus kenalan Agung yang sangat berjasa di awal proses rekaman. Semangat DIY (do it yourself) sangat terasa di sini. Kami belajar sambil jalan, banyak trial and error, tapi justru dari situ lahir karakter khas dari rekaman ini.

Dalam proses penulisan lirik dan pencarian melodi vokal, Diaz juga dibantu oleh Luiz Septian Careca, vokalis dari band The Blinders. Ia ikut terlibat dalam menemukan nada dan penyusunan dinamika vokal yang sesuai dengan emosi lirik, sementara Agung yang juga merupakan gitaris The Blinders, ikut memantapkan sisi musikal sebagai proyek alternatif di luar band utama mereka.

Sempat ada tantangan saat menyusun beat dram yang sesuai. Setelah melalui banyak diskusi, akhirnya kami sepakat mengajak Panca, teman dari Palembang untuk bergabung sebagai dramer tetap. Panca juga mempunyai band lain yang memainkan genre pop punk di Palembang. Submit 143 namanya.

Kolaborasi pun berlanjut secara jarak jauh, lewat pertukaran file MIDI dram yang dibuat Panca, dengan bantuan temannya, Ucol dari Galaxy Record (Palembang), untuk proses tracking dan editing.

Walaupun dikerjakan dengan peralatan seadanya, secara jarak jauh, dan dalam waktu yang terbatas, proses kreatifnya justru terasa sangat hidup.

Banyak momen reflektif, improvisasi, don spontanitas yang akhirnya membentuk karakter dari EP ini. ‘Cruises of Life’ bukan hanya tentang perjalanan musikal, tapi juga tentang bagaimana keterbatasan bisa melahirkan karya yang jujur, penuh semangat, dan punya makna personal yang dalam

Konsep hardcore metal yang diterapkan:

Secara musikal, EP ‘Cruises of Life’ mengambil pondasi dari hardcore metal dengan pendekatan yang cukup jujur dan eksploratif. Kami menggabungkan elemen-elemen klasik dari metalcore 90-an seperti riff yang berat, groove yang padat, hingga breakdown yang intens, namun tetap memberi ruang untuk dinamika dan atmosfer yang lebih personal.

Kami banyak terinspirasi dari band-band seperti Arkangel dan Length of Time (Belgia), Earth Crisis (AS) yang membentuk dasar sound kami gelap, penuh amarah, tapi tetap punya arah dan pesan yang jelas.

Di saat yang sama, kami juga mengikuti perkembangan band-band baru (asal AS) seperti Condition One, Extinguish dan Discontent yang menurut kami berhasil membawa semangat oldschool dengan pendekatan modern dan lebih terarah secara produksi.

Yang membedakan kami dari band-band sejenis adalah bagaimana kami memaknai proses kreatif secara total. Bukan hanya soal teknis musik, tapi juga konteks emosional dan filosofis di balik setiap lagu.

Lirik-liriknya banyak bicara tentang refleksi, kehilangan, harapan, dan bagaimana seseorang bertahan dalam situasi yang tidak ideal. Semua itu kami terjemahkan lewat sound yang raw, tanpa banyak polesan, namun tetap terstruktur dan intens.

Selain dari segi musikal, yang membuat kami berbeda adalah kecenderungan kami yang lebih kuat ke arah hardcore dalam hal acara dan budaya. Kami sangat mengutamakan nilai-nilai komunitas, keterlibatan langsung dengan penonton, serta semangat DIY yang melekat kuat dalam scene hardcore.

Acara kami biasanya penuh energi, intens, dan dekat dengan pendengar, dimana interaksi serta solidaritas antar anggota scene menjadi hal utama.

Budaya ini bukan hanya latar belakang, tapi juga jiwa yang membentuk cara kami bermain dan berkarya. Kami percaya musik hardcore bukan sekadar genre, tapi sebuah cara hidup yang menuntut kejujuran, keberanian, dan rasa kebersamaan.

your true enemy

Perbedaan dibanding dibanding karya-karya sebelumnya: 

Sebenarnya, ‘Cruises of Life’ adalah karya pertama kami sebagai band. Jadi ini benar-benar proses pencarian dan eksplorasi identitas musikal baru. Namun, kami membawa banyak pengaruh dan pengalaman dari latar belakang musik masing-masing.

Agung sendiri juga aktif bermain di genre beatdown hardcore dan hardcore punk, sementara Diaz sebelumnya sudah memiliki band project bersama Agung yang berfokus pada hardcore punk. Selain itu, Panca datang dari latar pop punk, tapi baru mulai mendalami hardcore secara serius belakangan ini.

Dalam proses komposisi dan aransemen lagu, kami berusaha mencampurkan berbagai elemen dari pengalaman tersebut mulai dari energi dan agresi beatdown serta hardcore punk, hingga groove dan intensitas hardcore metal.

Pendekatan ini membuat sound kami terdengar segar dan personal, sekaligus tetap berakar kuat di scene hardcore.

Lagu yang paling menantang secara teknis:

Dari keempat lagu yang kami suguhkan di EP Cruises of Life, menurut Agung yang juga mengerjakan bagian recording untuk semua lagu, ‘God Blessed’ adalah yang paling menantang secara teknis untuk direkam.

Lagu ini dikerjakan paling akhir, dan kami mencoba menggabungkan

elemen-elemen death metal seperti blast drum serta breakdown khas hardcore beatdown yang sedang naik daun saat ini.

Kombinasi tersebut membuat proses rekaman menjadi lebih kompleks dan membutuhkan ketelitian ekstra. Terutama untuk menangkap detail permainan dram dan menjaga energi lagu tetap utuh.

Tantangan terbesar datang dari sisi teknis rekaman, karena kami harus menyelesaikan semuanya sebelum deadline pengembalian soundcard dan mikrofon pinjaman dari Bram, yang waktunya sudah mepet banget!

Jadi, sambil berusaha maksimal, kami juga harus kejar-kejaran dengan waktu, yang bikin prosesnya jadi penuh tekanan, tapi juga seru. Pada akhirnya, pengalaman ini justru memperkuat semangat DIY kami, dan ‘God Blessed’ jadi bukti kerja keras dan kreativitas dalam kondisi terbatas.

Kondisi skena musik ekstrem di Lubuklinggau:

Skena musik ekstrem di Lubuklinggau sebenarnya masih cukup berkembang. Tapi jika dibandingkan dengan kota-kota besar, kami memang masih tertinggal dari segi musikalitas dan jumlah band yang aktif mengeluarkan rilisan fisik. Komunitasnya ada dan cukup solid, namun belum sebesar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya.

Sejauh ini, yang kami tahu baru ada sekitar empat band yang punya rilisan fisik, yaitu Bombooms (pop punk), The Blinders (hardcore beatdown), Peace Sells (hardcore punk) dan kami sendiri, Your True Enemy (metallic hardcore).

Peace Sells dan kami juga merupakan bagian dari rilisan No Remorse Records, sebuah label baru yang berdiri tahun ini untuk membantu memajukan skena lokal.

Selain itu, kami di Your True Enemy bersama teman-teman komunitas hardcore lainnya aktif berusaha menambah dan mendokumentasikan diskografi rilisan fisik dari band-band di Lubuklinggau.

Kami percaya bahwa dengan mendukung rilisan fisik dan dokumentasi yang baik, skena musik ekstrem di kota ini bisa lebih hidup dan dikenal luas. Semangat berkarya dan solidaritas di Lubuklinggau cukup kuat, dan kami optimis skena ini akan terus tumbuh dan berkembang ke depannya. (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts