Di Album Baru, GODLESS SYMPTOMS Lebih Powerful dan Progresif

“The Deaf and The Wasted”, album studio terbaru dari unit metal crossover asal Bandung, Godless Symptoms akhirnya dilepas ke publik rock dan metalhead sejak 16 Juli 2017 lalu via Blood Records. Sebuah karya rekaman eksploratif yang butuh waktu selama kurang lebih setahun untuk merampungkan penggarapan materi musiknya.

Sejak terbentuk dan mulai merilis debut pada 2007 silam, Godless Symptoms yang diperkuat formasi Baruz (vokal), Tommy (gitar), Goestie (dram) dan Diki (gitar) memang tak henti-hentinya bermetamorfosis dalam berkarya. Musik mereka merupakan refleksi dari perjalanan dan pendewasaan, beranjak dari komposisi sederhana crossover metal hingga fusi lintas genre musik ekstrem, yang mencakup manuver ala hardcore, sludge hingga thrash metal.

Ekesekusi rekaman “The Deaf and The Wasted” sendiri dimulai sejak Juni 2016 lalu, di Red Studio yang terletak di kawasan Geger Kalong, Bandung, dan baru benar-benar rampung pada April 2017. Ada sembilan materi berbahaya yang mereka kerahkan, dan lagi-lagi menghasilkan olahan komposisi yang sangat berbeda dan lebih powerful dibanding album-album sebelumnya. Godless Symptoms meracik semua pengaruh yang mereka dapatkan tanpa mengurangi kekhasan dari identitas musik mereka, yang kerap melabrak tembok-tembok sub-genre musik cadas.

“Sekarang kan yang didengerin anak-anak (para personel Godless Symptoms), makin ke sini makin variatif. Entah itu mendengarkan referensi band-band lama atau yang kekinian sekali pun, semua yang ada di kepala itu (lantas) kami racik menjadi komposisi-komposisi baru yang mungkin tak pernah terbayangkan bisa ada di album-album sebelumnya. Semua lagu di album ini, menurut saya progresif banget. Untuk tahu persisnya seperti apa, silakan dibeli albumnya dan didengarkan sendiri,” urai Baruz kepada MUSIKERAS, sedikit berpromosi.

Di album yang telah didahului dengan single “Rubuh Meruntuh” tersebut, Godless Symptoms juga menghadirkan performa musisi tamu di beberapa lagu, yaitu permainan gitar dari Balum Adityawarman (Alone at Last), sentuhan strings dari Ismail Bonaventura serta vokal dari Rully (Suaka) dan Dhimas (Poison Nova). Sementara untuk isian bass, dieksekusi oleh Aul (Nectura/Mitosmistis). Sampai saat ini, Godless Symptoms belum merekrut pembetot bass tetap, dan saat ini dibantu oleh MbiSicks (Flatland) untuk penampilan live.

Baruz yang tadinya dikenal sebagai vokalis grup hardcore legendaris Bandung, Balcony adalah sosok penggagas lahirnya Godless Symptoms. Band ini dibentuknya setelah Balcony bubar pada 2003. Setelah sempat melalui proses pergantian personel, Godless Symptoms merilis album debut bertitel “Crossover” pada Juli 2007. Dari situ, musik mereka lantas berevolusi dan mulai mengawinkan elemen thrash metal dan hardcore, dengan jeratan kuat pengaruh musik dari band-band seperti Anthrax, D.R.I era awal hingga Napalm Death, sekaligus mengadaptasi attitude dan groove ala Sick of It All, Warzone dan Bad Religion. Pengaruh yang juga tak bisa dikesampingkan dalam perjalanan karir Godless Symptoms, tentunya dari inspirator lokal seperti Forgotten, Jeruji, Puppen dan Burgerkill, karena mereka besar dengan rekaman dan menyaksikan aksi-aksi band tersebut. Kombinasi segala pengaruh itu pun menjadikan unsur ‘Mosh’ mengakar kuat di musik Godless Symptoms.

Setelah “Crossover”, Godless Symptoms yang pernah dinominasikan oleh sebuah majalah metal Internasional asal Inggris untuk kategori Global Metal di perhelatan bergengsi Golden Gods Award 2014, lantas merilis album “Revolusi Demokrasi” via label Die Trying Records pada 25 Maret 2012, lalu disusul “Negeri Neraka” pada Oktober 2013. Di kedua album tersebut, pengisian bass masing-masing dieksekusi oleh Joe (Terapi Urine) dan Lukita (Pitfall/Lose It All). Di album kompilasi digital “Musikeras Cracked It! Vol. 1” yang dirilis Musikeras dan Locker Media pada 22 Maret 2017 lalu, Godless Symptoms menyodorkan, “Kebenaran Harus Lantang Bicara”, salah satu trek dari album “Negeri Neraka”. (MK01)

Susunan trek album “The Deaf And The Wasted”: 1) Menghujat Asa Terseragamkan – 2) Lost In The Darkest Abyss – 3) Bait Geram – 4) State Of The Immortal Reign – 5) Rubuh Meruntuh – 6) Filthy Faith – 7) Generasi Apatis – 8) Serapah Amarah Terbenam – 9) Wasted Slave

.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
exentrix
Read More

EXENTRIX: Ajak Kembalikan Rock yang Teknikal

Walau kini hanya diperkuat dua personel, namun Exentrix masih menyimpan energi rock yang meledak-ledak, seperti yang tersalurkan di karya terbarunya.