Kebersamaan Punk di OUTSTEP X NORMANOS

Pada 9 September lalu, dua pengibar punk rock asal Bogor, yakni Outstep dan Normanos mengumumkan kolaborasinya dalam sebuah album split. Keduanya beralasan, adalah eksistensi dan pertemanan keduanya yang memicu lahirnya ide tersebut. Bahkan rencana tersebut sebenarnya sudah ada sejak dua bulan sebelum merilis album split tersebut. Dan keduanya berharap, album bertajuk “Outstep X Normanos” tersebut bisa diapresiasi teman-teman dan fans mereka, agar mereka bisa terus berkarya bersama.

Lewat perbincangan yang dilakukan via email dengan MUSIKERAS, dipaparkan proses rekaman kedua band yang terbilang singkat. Normanos mengeksekusi rekaman lagu-lagunya secara live. “Proses rekaman secara live itu atmosfirnya beda,” cetus mereka meyakinkan.

Normanos hanya menghabiskan waktu rekaman 1/2 shift saja, atau selama tiga jam, yang dilakukan di Studio One, Bogor. Mereka mengakui tak ada kendala secara teknis karena sebelumnya memang sudah rutin latihan. Sedangkan Outstep, menjalani proses kreatifnya dengan memanfaatkan perangkat gear yang seadanya, mulai dari gitar, komputer, soundcard, dan bahkan menggunakan kasur springbed sebagai dinding peredam!

Outstep menjalani rekamannya sedikit lebih lama, yakni kuarng lebih dua minggu. “Karena semuanya lagu baru dan serba dibuat dadakan. Kendalanya banyak, sampai ribut sama istri karena take vokal lagu ’T.A.I.’ dan macam-macam lainnya,” urai Outstep blak-blakan.

Dari total sembilan lagu yang termuat di album split, Romanos dan Outstep menggeber distorsi punk hasil serapan berbagai referensi. Normanos misalnya, yang menerapkan perkawinan silang riff-riff band punk lawas yang mainstream seperti Ramones, The Buzzcock, Dead Kenedys, Sex Pistols, yang lantas dibalut dengan dentuman dram khas Dave Grohl, plus diiringi dengan betotan low funk di bass a la Flea (Red Hot Chili Peppers) dan permainan melodi gitar a la The Moving Units.

“Mungkin jika dideskripsikan, layaknya minuman beralkohol, musik Normanos itu adalah bir, termasuk soft drink tapi memabukkan. Kami meyebutnya ‘pertalite rock’!”

Lain lagi dengan Ooutstep. Mereka lebih banyak terpengaruh band-band melodik seperti Hi Standard, No Use For a Name, The Ataris, Blink182,  Dustbox, NOFX dan MXPX, yang kemudian dieksekusi dengan gaya bermusik yang tanpa basa-basi. “Nggak ribet dan sikat terus, selama masih bisa berkarya. In melodic punk we trust and fun!”

Normanos mengawali karirnya sejak kurang lebih empat tahun lalu, yang awalnya merupakan sebuah karya individual, yang lahir dari keisengan belaka karena semua dikerjakan seorang diri. Sebelum bertransformasi menjadi band, Normanos sempat merilis album debut bertajuk ”Relevansi” yang tidak difokuskan untuk panggung. Sementara Outstep sudah menggeliat sejak 2005, dengan nama awal, Simple Niple. (aug/MK03)

.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
exentrix
Read More

EXENTRIX: Ajak Kembalikan Rock yang Teknikal

Walau kini hanya diperkuat dua personel, namun Exentrix masih menyimpan energi rock yang meledak-ledak, seperti yang tersalurkan di karya terbarunya.