Oleh @mudya_mustamin
Seperti yang terjadi di skala global, rentang eksplorasi komposisi rock di Tanah Air juga semakin lebar dan menarik. Berbagai pengaruh dilebur saling menyilang, mulai dari rock era 70 dan 80-an membentang hingga rock yang terkontaminasi elemen kekinian seperti emo, post-hardcore, progressive rock bahkan electronic, classical hingga reggae. Dari sekian banyak rilisan yang menyesaki kuping sepanjang 2021, inilah yang terbaik menurut kami dari segi kreativitas dan keunikan konsep komposisinya.
.
DRIVEN BY ANIMALS “Semua Boleh Jadi Presiden” (MK Records – 17 Agustus 2021)
Tadinya lagu ini adalah komposisi instrumental yang disiapkan gitaris Budi Rahardjo untuk proyek solonya. Namun karena ada pergeseran gagasan, jadilah karya lagu tersebut diberi lirik untuk kebutuhan konsep band ini. Ramuan instrumentasinya banyak mengacu ke ide-ide musikalitas yang mereka anggap brilian di karya musik milik band-band dunia seperti Mastodon, Refused, Fu Manchu, Mars Volta hingga Incubus.
.
EASTERN TRAFFIC “Heaven” (Species Music – 28 Maret 2021)
Bergabungnya Anetjka, seorang vokalis emo kontemporer ke dalam band ini, memberi suntikan musikal yang sangat berarti. Ada sentuhan kekinian di vokal plus imbuhan ornamen synth atmosfirik, yang lantas dibakar hingga klimaks oleh liukan distorsi old-school dari permainan gitarnya. Band asal Yogyakarta ini menyebut formulanya sebagai penggabungan gaya rock British dengan penambahan unsur post-rock yang gelap.
.
MURAM “Jangan Muram” (Demajors Records – 10 April 2021)
Agresivitas yang meledak-ledak, yang melebur dengan efek tegukan alkohol menghasilkan komposisi rock enerjik bernuansa hardcore di lagu ini. Ditambah dengan muntahan lirik yang tanpa basa-basi, menjadikan lagu ini sangat potensial didapuk sebagai anthem di berbagai gigs. Seru!
.
OMNI “Jiwa yang Merdeka” (Rodinda Music Indonesia – 16 Agustus 2021)
Pihak band mengklaim, bentuk kord yang mereka terapkan pada bagian intro dan verse lagu yang cenderung berkontur rock balada ini sangat tidak umum digunakan oleh band-band rock atau metal. Menantang dan ‘out of the box’. Satu yang sangat jelas, penggarapan produksinya sangat detail dan membuatnya terdengar grande. Bahkan misalnya tanpa kehadiran dua vokalis tamunya, yakni Andi Fadly Arifuddin (Padi/Musikimia) dan Candra Hendrawan Johan a.k.a. Che (Cupumanik/Konspirasi) sekalipun, lagu ini tetap terdengar istimewa.
.
REDSIX “Yorkie” (26 Juni 2021)
Racikan rock modern yang dianut band asal Jakarta ini cenderung makin eksperimental di lagu ini. Para personelnya meramu “Yorkie” dengan pendekatan sound yang lebih berat, dengan susupan elemen bernuansa emo yang ekspresif. Sebuah formula yang bisa jadi bakal menjadi ciri khas mereka ke depannya.
.
GOODTIMES “Lawan” (Halona Records – 25 Juni 2021)
Bisa dibilang, ini lagu pop dengan manuver rock modern yang tak terduga, sekaligus kaya dalam racikan aransemen. Bisa ditemui alunan string serta sentuhan secuil unsur electronic dance music, namun tidak membuat keseluruhan komposisi kehilangan kejantanannya.
.
ZIMA “Sisi Gelap” (Meru Records – 10 Februari 2021)
Jika pernah mendengarkan lagu-lagu Alectrona, kurang lebih, band asal Yogyakarta yang merupakan titisan dari Captain Jack ini menganut formula racikan modern rock yang sama. Tak heran, karena di lagu ini Zima melibatkan dua personel Alectrona dalam proses perumusan serta produksi lagunya. Bedanya, garukan riff di lini gitar serta tarikan vokal dibiarkan jauh lebih berat, buas dan gelap.
.
JALAN TENGAH “Animo” (12 Februari 2021)
Rock tidak harus selalu terlihat sangar dan menakutkan. Formulasi rock band asal Bali ini diproyeksikan sebagai bagian dari playlist yang menyenangkan, bisa didengarkan saat di perjalanan, saat bekerja, atau bersantai serta bersenda gurau, diselingi nikmatnya arak suci atau kentalnya kopi yang terlahir dari perut Ibu Pertiwi. Ada sedikit karakter khas NTRL di sini, lantaran di lini vokal juga dieksekusi oleh Bagus Dhanar Dhana alias Ombags, yang berkolaborasi dengan musisi rock setempat.
.
ISYANA SARASVATI “Il Sogno” (Redrose Records – 7 April 2021)
Lepas dari label Sony Music yang cenderung membatasi ruang gerak, Isyana pun akhirnya seperti menemukan taman bermain yang sesungguhnya. Ia melanjutkan jejak yang sebelumnya telah ditorehkan lewat komposisi “Lexicon” dan “Unlock the Key”, dimana Isyana mengeksplorasi leburan elemen classical dengan liukan progressive rock yang megah, enerjik dan epik. “Il Sogno” bisa dibilang merupakan penjelajahan lanjutan dari formula tersebut.
.
THE BRANDALS “Preambule” (Maternal Disaster – 6 Desember 2021)
Kuartet berandalan ini – karena tak lagi diperkuat oleh Tony Dwi Setiaji, salah satu gitarisnya – kembali merangsek lewat muntahan lirik sarat kritikan pedas. Sebuah komposisi groovy nan catchy ala Franz Ferdinand, namun pekat akan kocokan rock bernadi punk. Sebuah fase baru menuju album, yang sepertinya membuat band ini kembali menemukan gairahnya.
.
OMELETTE “Unstoppable” (POS Entertainment – 19 November 2021)
Band ini terakhir kali merilis album pada 2008 silam, lalu vakum. Kini, tanpa vokalis, Omelette bangkit lagi dan sepertinya merombak total arah musiknya. Pop ditinggalkan, dan langsung menggebrak lewat komposisi instrumental teknikal yang menyerap pengaruh rock 80-an dengan eksekusi sound kekinian. Manuver yang mengejutkan!
.
TOILETSOUNDS Feat. Steven Coconuttreez “Gak Jelas” (Demajors Records – 27 Agustus 2021)
Kebangkitan unit grunge senior asal Jakarta ini membawa penyegaran. Lagu lama mereka, “Ngga’ Jelas (Nol)” (1998) dipermak menjadi sebuah komposisi anthem baru yang galak dan enerjik, yang diberi manuver reggae kadar rendah, dengan menghadirkan vokal istimewa dari mendiang Steven Nugraha Kaligis a.k.a. Tepeng, vokalis dari band reggae Steven & Coconut Treez.
 
			 
												 
												 
												 
												 
				 
						 
						 
						 
						
Have ubtry this? https://youtu.be/B4FZCVYaC-o