Tiba Saatnya INCREMATION Ungkap Kebusukan Manusia dalam Terjangan Brutal Death Metal

“Brutal death metal selalu memainkan ketukan dram yang cepat dengan perpindahan tempo yang secara tiba-tiba, lalu part-part yang groovy membuat seseorang yang mendengarkannya melakukan headbang.”

Ungkapan kepuasan di atas dilontarkan Incremation kepada MUSIKERAS, tentang alasan mengapa band cadas asal kota Malang, Jawa Timur ini begitu menikmati menyalakkan brutal death metal. Dan kini, gelegak gairah tersebut telah dimuntahkan secara maksimal lewat sebuah album penuh perdana bertajuk “Dilapidated Psyche”.

“Selamat datang di rangkaian kebrutalan, kebusukan Incremation, sebuah penantian akan sebuah proses perjalanan yang panjang, sambutlah kami dalam raungan genggaman kebusukan para homo sapiens,” koar pihak band mengenai kengerian “Dilapidated Psyche”.

Di sini, akumulasi musik secara personal menciptakan musik Incremation yang beringas di “Dilapidated Psyche”, dimana band bentukan 2016 lalu ini memadukan balutan death metal usang, yang mengacu pada pengaruh maskot band-band gahar mancanegara seperti Gorgasm, Suffocation, Cannibal Corpse, Inveracity hingga Defeated Sanity.

Menurut para personelnya; yakni Hidayatus Sofyan (vokal), Meigo Badio Putra C. (gitar) dan Jovi Maulana (dram), “Dilapidated Psyche” bakal menjadi sajian kegilaan pemuas telinga tanpa ampun, yang beramunisikan sembilan komposisi beringas yang dikombinasikan suguhan vokal yang menggeram, merepresentasikan akan sebuah kekejaman dan kesadisan (gore), kekerasan dari manusia (homo sapiens). Melingkupi pembunuhan atas dasar hawa nafsu dan niat busuk untuk mencelakai setiap manusia di atas kepentingan pribadi. Atau akibat salah paham, manusia dibakar hidup-hidup yang juga dilakukan oleh oknum-oknum atau segelintir orang tidak bertanggung jawab. Layaknya manusia yang tidak di manusiawikan. 

.

.

“Proses menulis lagu kami lakukan dalam suatu tempat yang memungkinkan gitaris dan dramer bertemu. Lalu kami membuat guide untuk rekaman sesuai tempo yang kami mau hingga masuk ke studio, setelah sembilan lagu siap untuk direkam,” beber Incremation lagi, mengurai proses awalnya.

Cukup memakan waktu yang cukup panjang untuk meramu sajian album debut ini. Dimulai pada 2018, dengan melakukan pengonsepan dan penulisan lirik yang juga dibantu oleh Cepit Dargombes (Hysterorrhexis), yang sekaligus menjadi vokalis tamu di lagu “Rigorous Brainstem Euphoria”. Pada 2019 masuk dapur rekaman Asylum Project dengan bantuan teknis dari Amal Subagio. Sementara untuk eksekusi rekaman isian dram drum dilakukan di tempat yang berbeda, yaitu di Klan Musik Studio yang dioperatori oleh Fitranto Haryo. Untuk pemolesan audio setelah sesi rekaman dikerjakan oleh Januaryo Hardi (Insidious Soundlab) yang berhasil menjadikan album ini terkesan kasar namun dengan sound yang cukup lebar.

Hasil akhir itu sangat memuaskan bagi band yang mengambil inspirasi namanya dari lagu milik Suffocation yang berjudul “Re-Incremation”. Dan utamanya di lagu “Voracious Redemtion of Self Destructions”, sebuah lagu yang memberi tantangan tersendiri saat penggodokannya. “Dalam lagu ini bisa dikatakan berbeda dari hasil guide yang kami tulis, karena ada improvisasi sedikit di bagian dram hingga yang lain ikut menyesuaikan dengan isian dram yang telah terekam.”

Kini, album “Dilapidated Psyche” sudah resmi diedarkan oleh label Dismembered Records (Banjarnegara) ke berbagai gerai dan distributor lokal dalam format fisik. Informasi lengkap bisa didapatkan di laman Instagram resmi Incremation. (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts