Sebuah rilisan ketiga, atau yang terbaru di awal 2023 telah diluncurkan oleh Gemuruh, sebuah unit keras asal Jakarta yang menggabungkan elemen stoner dengan metal. Karya rekaman berupa lagu rilisan tunggal tersebut bertajuk “Energi” yang mereka sebut merefleksikan pembaharuan, kekuatan, dan energi baru pada musik dan internal Gemuruh, sekaligus sebagai pembuktian bahwa band ini masih terus menggeliat dan berkarya, dalam kondisi tersulit sekali pun.
Salah satu hal yang turut mengembalikan semangat serta meningkatkan daya gempur Gemuruh kali ini adalah kembalinya Andi Babas di lini vokal dan bass. Babas sendiri saat ini juga masih tergabung di band rock veteran Tanah Air, Boomerang. Selain itu, ‘darah segar’ Gemuruh lainnya adalah bergabungnya dua gitaris yang masing-masing berkarakter kuat, yakni Rusty Wira yang lebih berlatar belakang hardcore punk dan Dicky Pramudya, seorang metalhead. Ketiga musisi ini melengkapi kekuatan yang telah dibangun dramer Ricky Manik, satu-satunya personel asli, konseptor serta penulis lirik utama di Gemuruh sejak terbentuk pada 2011 silam.
“Energi” sendiri dirilis tiga tahun berselang sejak Gemuruh meluncurkan album mini (EP) “The Unseen Enemy Live Recording Vol. 1”. Tepatnya pada 12 Agustus 2020 lalu. Proses kreatif merakit “Energi” berlangsung melalui proses workshop dan jamming, yang diawali ide riff gitar yang dimainkan oleh Dicky. Berangkat dari riff itu, para personel Gemuruh lantas mengembangkan aransemennya dengan beberapa kali revisi, kemudian disusul dengan menulis lirik serta notasi lagu, hingga keseluruhan komposisi selesai dalam waktu kurang lebih dua bulan.
“Di luar rencana kami sebenarnya. Target kami pada waktu itu, untuk single ini kira-kira satu sampai dua bulan saja (pengerjaannya). Dikarenakan beberapa faktor dan kesibukan masing-masing personel, akhirnya bisa diselesaikan dalam waktu kurang lebih tiga bulan,” urai pihak band kepada MUSIKERAS, mengungkapkan.
.
.
Gemuruh mengeksekusi rekaman “Energi” di tiga studio, yakni BlackAndJe Studio untuk isian dram, Rintop Studio (bass dan gitar) serta 31db Studio (vokal). Sementara untuk mixing dan mastering masing-masing dipoles oleh Adria Sarvianto di 31db Studio dan Hamzah Kusbiyanto di Racik Suara Studio.
Jika dibandingkan dengan “The Unseen Enemy”, Gemuruh menegaskan memang ada perbedaan dalam pengonsepan musiknya. Apalagi dengan bergabungnya personel baru. Terutama di posisi gitar. Di “The Unseen Enemy”, Gemuruh masih sangat terpengaruh pada kontur stoner rock/metal berbasis blues yang cukup kuat.
“Sementara untuk single ini kami mengambil arah yang berbeda, dimana unsur thrash metal dan hardcore punk menjadi kiblat musik Gemuruh pada saat ini. Sehingga kami mencari jalan tengah di antara dua genre tersebut. Mungkin crossover thrash adalah istilah yang lebih tepat. Walaupun di single ‘Energi’ masih menyisakan sedikit tempat untuk stoner rock/metal,” papar Gemuruh lagi merinci desain musiknya.
Lebih jauh, mereka mengaku banyak mendengarkan dan menyerap pengaruh dari band-band dunia macam Anthrax, Slayer, Pantera, Suicidal Tendencies, Minor Threat, Alice in Chains, Chimaira, Mindforce dan masih banyak lagi, saat meracik aransemen serta komposisi “Energi”.
Tidak ingin menunggu waktu terlalu lama, kini Gemuruh sudah meniatkan untuk segera melanjutkan pembuatan album penuh mereka. Sejauh ini, perkembangannya sudah mencapai sekitar 50% dari keseluruhan tahapan produksi. Mereka menargetkan pertengahan tahun ini, album tersebut sudah bisa dilepasliarkan ke skena. (mdy/MK01)
Kredit foto: Yoga Andriansyah
.
.