Karya rekaman kolektif yang mulai dikembangkan gagasan-gagasannya sejak 2018 lalu, akhirnya dimunculkan di ruang publik wujud finalnya. “Life Is but a Dream…” adalah judul album terbaru AVENGED SEVENFOLD (A7X), yang dirilis resmi pada 2 Juni 2023 lalu, atau berjarak tujuh tahun dari album sebelumnya, “The Stage” (2016).
Sama seperti “The Stage”, album studio kedelapan mereka ini juga diproduseri oleh Joe Barresi, sekaligus menjadi penanda bergabungnya kembali A7X di bawah naungan label Warner Records. Lalu ada pula kontribusi melodi dan lirik dari mantan dramer mereka, mendiang Jimmy ‘The Rev’ Sullivan, masing-masing untuk lagu yang berjudul “Mattel” dan “Beautiful Morning”.
Sebelum perilisan album, A7X yang masih dihuni formasi M. Shadows (vokal), Zacky Vengeance (gitar), Synyster Gates (gitar), Johnny Christ (bass) dan Brooks Wackerman (dram) terlebih dahulu sudah memperdengarkan “Nobody” pada 14 Maret dan “We Love You” pada 12 Mei lalu sebagai lagu lepas atau rilisan tunggal.
Kepada beberapa media asing, M. Shadows menyebut “Life Is but a Dream…” sebagai bentuk pencarian dan pemanfaatan momentum buat bandnya untuk melakukan hal yang berani dalam eksplorasi musikal, yang sebelumnya belum pernah mereka lakukan. Tentang bagaimana mereka merepresentasikan berbagai perasaan dalam bentuk audio.
”Saat ini, (kami) bermain-main dengan melodi, dengan nada, bermanuver, liukan yang sangat menarik bagi kami. Saya pikir kami telah membuktikan kepada semua orang, terlepas mereka suka atau tidak, bahwa kami tahu aturan musik, dan rekaman ini, kami bisa melanggar semua aturan.”
Kredit foto: Brian Catelle (A7X)
.
Lebih dari dua tahun sejak melepas album “Unconquered”, mesin gerinda unit cadas asal Kanada, KATAKLYSM kembali dipanaskan. Pada 11 Agustus 2023 mendatang, gelegak distorsi terbaru mereka bakal dilampiaskan dalam format album bertajuk “Goliath”. Adalah label Nuclear Blast Records yang akan mengedarkan album rekaman studio ke-15 tersebut.
Sebagai peluru pembuka, Kataklysm sudah meletupkan ”Bringer Of Vengeance” sebagai lagu rilisan tunggal ‘penggoda’, dimana Maurizio Iacono (vokal), Jean-François Dagenais (gitars), Stephane Barbe (bass) dan James Payne (dram) meraciknya dalam konteks modern. Ada elemen modern metal dan djent yang disusupkan, membalut melodic death metal yang menjadi benang merah musik mereka selama ini.
Sepuluh materi lagu yang menyesaki “Goliath” direkam Kataklysm di JFD Studios di Dallas, Texas, juga di Studio City, di California serta The Cabin di Orlando, Florida. Secara teknis semuanya diproduseri langsung oleh Jean-François Dagenais. Tapi khusus untuk pemolesan mixing dan mastering, kembali dipercayakan kepada Chris Clancy, yang bekerja sama dengan Colin Richardson.
.
Tanpa berlama-lama, tepatnya usai mengumumkan Josh Freese sebagai penggebuk dram terbarunya, menggantikan posisi Taylor Hawkins yang meninggal dunia pada Maret 2022 lalu, band rock FOO FIGHTERS langsung meluncurkan materi album terbarunya yang bertajuk “But Here We Are” pada 2 Juni 2023 lalu.
Tapi di penggarapan album studio kesebelas yang diproduseri Greg Kurstin dan Foo Fighters tersebut, vokalis, gitaris sekaligus motor penggerak utamanya, Dave Grohl yang mengemban tugas mengeksekusi keseluruhan isian dram. Tentunya bukan hal aneh, karena Dave sebelumnya mengawali karirnya sebagai dramer di grup grunge fenomenal, Nirvana.
Sejauh ini, sudah enam lagu rilisan tunggal yang dilepas ke platform digital, yaitu “Rescued”, “Under You”, “Show Me How”, “The Teacher”, “The Glass” dan “But Here We Are”.
Lewat sebuah tayangan pre-tour livestream bertitel “Foo Fighters: Preparing Music For Concerts”, perekrutan dramer Josh Freese diumumkan secara resmi. Josh bukan nama asing di skena rock, karena tercatat pernah menjadi pengiring untuk Guns N’ Roses, A Perfect Circle, Puddle Of Mudd, Nine Inch Nails, Weezer, Paramore hingga Sting. Bahkan juga tampil di konser tribute untuk mendiang Taylor Hawkins yang digelar di Wembley Stadium, London pada 3 September dan di Los Angeles pada 27 September tahun lalu.
.
Kabar mengejutkan datang dari salah satu grup metal terbaik asal Denmark, VOLBEAT. Pada 5 Juni 2023 lalu, lewat akun media sosialnya, pihak band mengumumkan bahwa mereka secara resmi telah berpisah dengan gitaris Rob Caggiano.
“Setelah 10 tahun yang luar biasa, dengan sedih kami harus mengumumkan bahwa Volbeat dan Rob Caggiano telah berpisah. Selama kami bersama, kami telah berkeliling dunia berbagi pengalaman luar biasa dan merilis empat album yang sangat kami banggakan, dan kami tidak akan mengubah momen itu. Kami mendoakan yang terbaik untuk saudara kami Rob dengan semua yang dia lakukan di masa depan (kami tahu ini akan menjadi luar biasa),” beber pihak band via akun resmi mereka di kanal Twitter, Instagram dan Facebook.
Rob Caggiano sendiri mulai bergabung di formasi Volbeat pada 4 Februari 2013 dan kemudian terlibat sebagai gitaris sekaligus produser di penggarapan album “Outlaw Gentlemen & Shady Ladies” (2013), “Seal the Deal & Let’s Boogie” (2016), “Rewind, Replay, Rebound” (2019) dan “Servant Of The Mind” (2021). Sebelumnya, Rob dikenal sebagai gitaris di salah satu pentolan thrash metal ANTHRAX sejak 2001 dan berkontribusi di album “We’ve Come For You All” (2003), “The Greater Of Two Evils” (2004) dan “Worship Music” (2011).
Untuk merampungkan turnya di 2023, Volbeat yang menyisakan personel Michael Poulsen (vokal/gitar), Jon Larsen (dram) dan Kaspar Boye Larsen (bass) sementara ini akan dibantu oleh gitaris Flemming C. Lund dari The Arcane Order.
***
Usai kekosongan selama lima tahun, akhirnya BLESSTHEFALL eksis lagi berkarya. Band metalcore asal AS tersebut baru saja meluncurkan lagu rilisan tunggal terbaru bertajuk “Wake The Dead”, sekaligus dengan visualisasi berformat video musik.
Album terakhir yang dirilis formasi Jared Warth (vokal/bass), Eric Lambert (gitar), Beau Bokan (vokal/kibord) dan Elliott Gruenberg (gitar) adalah “Hard Feelings” yang diedarkan oleh Rise Records pada 23 Maret 2018 lalu. Dari album tersebut, antara lain melahirkan “Melodramatic”, “Sleeping In Phoenix”, “Wishful Sinking” dan “Welcome Home” yang dijadikan lagu rilisan tunggal untuk mempromosikan “Hard Feelings”.
Tentang lagu barunya, Beau Bokan mengatakan bahwa selama lima tahun terakhir mereka terus memantau kicauan para penggemarnya. Dan karya terbaru mereka inilah jawabannya. “Kami kembali dan ini untuk Anda. ‘Wake the Dead’ memiliki semua elemen yang mendefinisikan band kami. Kami meluangkan waktu untuk menulisnya tetapi tidak terlalu banyak berpikir. Kami ingin lagu pertama melelehkan wajah Anda dari awal dan menyeret Anda sampai akhir tanpa melambat. Kami harap Anda menyukainya sama seperti kami.”
Sejak terbentuk pada 2004 silam, blessthefall telah menghasilkan album “His Last Walk” (2007), “Witness” (2009), “Awakening” (2011), “Hollow Bodies” (2013), “To Those Left Behind” (2015) dan “Hard Feelings”.
.
.
 
			 
												 
												 
												 
												 
				 
						 
						 
						