Lagu keras rilisan para talenta Tanah Air yang kami pilih di sini, menurut kami terbaik. Tentu saja sangat sulit dalam proses pemilihannya, namun kami berpegang kuat pada kriteria yang meliputi kematangan komposisi, keberanian dalam eksplorasi dan eksperimentasinya serta eksekusi ide-ide yang unik dan berpikiran maju.
Dan ya, urutan 12 lagu ini kami susun berdasarkan tanggal rilis, bukan berdasarkan peringkat kualitasnya. (@mudya_mustamin)
REDSIX “D&D, But Not The Fun Kind (Death & Divorces)” (Redrose Records – 26 Januari 2024)
Dari modern rock ke modern metal. Di rilisan maxi-single berjudul “Part I: Diagnostics” yang memuat lagu ini, Redsix melakukan keputusan berani untuk ‘naik kelas’ ke tingkat kerumitan bermusik yang lebih menantang. Sangat terasa pengaruh kuat dari band-band kekinian macam Periphery, Tesseract, Bad Omens hingga Architects di racikan komposisinya, yang berhasil dieksekusi dan dipersonalisasi dengan apik dan bertaring.
KONFLIKTION “Akhir yang Menyedihkan” (Anti Konflik Records – 2 Februari 2024)
Melibatkan Phopira di lini vokal adalah keputusan tepat yang diambil band asal Bandung, Jawa Barat ini. Tidak hanya melahirkan karakteristik baru dalam konteks musiknya, namun juga semakin mengkristalkan energi hardcore metal di materi lagu-lagunya. Album “Tatanan Hitam” yang memuat lagu ini adalah pembuktian yang tak terbantahkan.
JANGAR “Tanah” (Silver Records – 4 April 2024)
Komposisi yang berpijak pada jalinan nada blues rock ini merupakan salah satu amunisi yang termuat di album mini (EP) Jangar yang bertajuk “Malam”. Anyaman aransemen musiknya, seperti menemukan mutasi dari band-band pendahulu macam Seringai atau NTRL, yang juga disampaikan lewat lafalan lirik tragis yang lugas, tegas sekaligus anthemic.
DEAD ROTTEN “Sporadictheis Holocaust” (Netrilis Records – 26 April 2024)
Sebuah karya death metal yang sarat distorsi kencang serta susunan nada yang teknikal, padat namun juga berdinamika dan melodius. Terutama di isian solo gitarnya yang mengingatkan kita akan gaya Arch Enemy. Tapi keseluruhan, kobaran komposisinya cukup tegas menyerap pengaruh dari band-band bengis mancanegara seperti Obscura dan The Black Dahlia Murder.
FORNICARAS “Substance” (Evolve Records – 6 Juni 2024)
Salah satu peluru andalan dari EP “Age of Downfall” ini didominasi racikan kombinasi metalcore modern dengan suntikan elemen elektronik darksynth/cyberpunk yang lebih gelap dan erat kaitannya dengan tema post-apocalypse. Lalu secara keseluruhan dibalut formula khas metalcore yang mengombinasikan hantaman breakdown yang meremukkan tulang, plus lantunan chorus yang catchy serta dibayangi geraman growl yang menggemuruh.
LOGAMULIA “Hantam Amarah” (demajors – 20 Juni 2024)
Ya, dua penghargaan AMI Awards 2024 untuk kategori Artis Solo/Grup/Kolaborasi Metal Terbaik serta Album Metal Terbaik telah menjadi pembuktian autentik akan kualitas musikalitas band cadas asal Jakarta ini. Masing-masing berkat album “Distorsi Narasi” serta salah satu lagu dari album tersebut, “Hantam Amarah”. Konsep mereka ringkas; menginjeksi entakan hardcore ke dalam bahasa metal yang bisa mengayunkan kepala, dan membuat para headbangers ingin melompat ketika mendengar geberan lagu-lagu mereka.
CRANIAL DISORDER “Traitor” (Lethal Scissor Records – 20 Juni 2024)
Untuk penggemar kebrutalan death metal ala Suffocation, Disavowed, Pyaemia atau pejuang lokal macam Siksakubur dan Viscral, maka kecadasan unit keras asal Lombok, NTB ini patut diperhitungkan. Lagu ini, salah satu karya mereka yang bertempo ekstrim, yang dijamin bakal memicu orgasme di pendengaran.
IMPURITY “Wanci Surup” (self-released – 30 Agustus 2024)
Formula yang diterapkan Impurity di lagu ini sangat eksperimental, membaurkan keganasan deathcore dengan alat musik tradisional gamelan serta lirik lagu berbahasa Sunda. Sesuai liriknya yang berhubungan dengan makhluk astral, komposisi lagunya terbilang berhasil menghembuskan aura mencekam, gelap dan horor.
SISI SELATAN “Kau Belum Mati” (self-released – 1 November 2024)
Unik sekaligus bikin ketagihan. Unit metalcore asal Wonogiri, Jawa Tengah ini sengaja menghadirkan Boniex Noer, vokalis pahlawan emo for Revenge untuk memaksimalkan ekspresi kepedihan di lagu ini. Terdengar menyayat dan menusuk kalbu, namun tanpa kehilangan gereget metal yang mencekam.
CUPUMANIK “Heroik” (self-released – 7 Desember 2024)
Pejuang grunge senior asal Bandung ini masih layak mengenakan mahkota sebagai yang terbaik di kubangan alternative rock yang liar. Kali ini, mereka sedikit menyerap kegesitan energi Foo Fighters, namun di sisi lain sekaligus membuktikan bahwa geberan musik yang ditumpahkan dengan luapan distorsi garang bukan formula mutlak. Justru kematangan dalam manajemen emosi yang ekspresif adalah kunci utama untuk menyampaikan pesan yang ‘heroik’.
INFERNAL LAMENTATIONS “Lord of Flies” (self-released – 14 Desember 2024)
Lagu rilisan tunggal ketiga trio technical deathcore ini, bisa dibilang, merupakan yang paling jauh menguras batasan kreativitas musikal para personelnya. Jauh lebih beringas dibanding dua karya sebelumnya. Komposisinya dibuat sepadat dan sekompleks mungkin, melaju kencang dalam tempo 340 bpm.
KVNA “Afterimage” (self-released – 27 Desember 2024)
Formasi band ini didominasi muka-muka yang tak asing, yakni para dedengkot musik keras berbahaya di Bandung, Jawa Barat. Lalu formasinya, ditambah darah segar dari Australia di lini vokal, yang lantas menghasilkan kombinasi metal modern yang fresh. Lagu ini menjadi penutup 2024 yang menggairahkan, sekaligus menancapkan janji, bahwa Kvna bakal menjadi salah satu monster metal yang paling dinanti karya albumnya.
.
 
			 
												 
												 
												 
												 
				 
						 
						 
						