KVNA, Kolaborasi Metal Indonesia-Australia Geber Karya Perdana

KVNA diperkuat barisan musisi jebolan berbagai proyek metal, mulai dari Burgerkill hingga Nectura, plus seorang vokalis belia berbahaya asal Australia.
kvna

Namun band pendatang baru ini tidak sembarangan. Karena sesungguhnya, formasi KVNA didominasi muka-muka lama, yakni para dedengkot musik keras berbahaya di Bandung, Jawa Barat.

Di belakang perangkat dram ada Abdul Kandris alias Abah Andris, yang pernah memperkuat barisan formasi terbaik Burgerkill. Lalu di lini gitar, ada Hinhin Agung Daryana yang saat ini juga tergabung di band Haunted Era plus terlibat di beberapa proyek metal lainnya macam Nectura, Humiliation hingga Kudeta.

Keduanya didukung pula oleh bassis Aulia Akbar yang juga terlibat di formasi Nectura bersama Andris dan Hinhin, lalu gitaris Abdul Hakim yang pernah menggarap proyek musik untuk Vicky Mono, mantan vokalis Burgerkill yang kini tergabung di Deadsquad.

Personel terakhir adalah vokalis James Graham Adiawan (Awan). Satu-satunya wajah asing di KVNA. Ia bermukim di Melbourne, Australia, namun juga berdarah Indonesia. Ayahnya, tak lain adalah Jamie Aditya, mantan VJ MTV Asia dan Indonesia yang populer di awal era 2000-an. 

Kolaborasi yang mulai digodok akhir tahun lalu tersebut tak sekadar melahirkan KVNA, namun juga telah menghasilkan lagu rilisan tunggal debut bertajuk “Amygdala” plus beberapa materi baru yang disiapkan untuk sebuah album mini (EP).

“Amygdala” sendiri, menurut deskripsi yang disampaikan KVNA, merupakan bentuk eksplorasi musikal yang menekankan pengolahan ritmis, motif, riff, vokal yang emosional plus lirik yang menyelami sisi terdalam jiwa manusia. Pergulatan batin manusia saat berhadapan dengan ketakutan, kecemasan, dan cinta merangkum kekuatan pesan lagu ini bahwa otak dan hati saling bersitegang dalam menghadapi perasaan yang tak terdefinisikan.

Dengan diksi yang metaforis, “Amygdala” diyakini bakal membawa pendengar pada pengalaman musik yang dinamis dengan balutan agresifitas penyajian beat dram dan pengolahan ritmis.

Untuk merayakan perilisan “Amygdala”, KVNA sudha menyiapkan serangkaian promosi online dan offline untuk memperkenalkan keunikan musik mereka. Antara lain dengan merilis musik video pada 20 September 2024 lalu.

Menggabungkan personel dari dua negara tentu saja menuntut penyiasatan dalam teknis rekaman. Untuk pengerjaan musik, menurut tuturan pihak KVNA kepada MUSIKERAS, dilakukan di dua lokasi pengerjaan. Proses rekaman isian dram Abah dikerjakan di rumahnya, ditemani sebagian personel menggunakan dram elektrik serta VST plugins. Lalu untuk gitar, bass serta vokal dieksekusi di studio rumahan milik gitaris, Abdul Hakim. Semuanya menggunakan plugins yang kemudian diterapkan metode reamping menggunakan prosesor multiefek Fractal AX8.

kvna

“Tampaknya nasib baik memang sedang berpihak pada kami. (Saat itu) Awan sedang ada rencana ke Indonesia pada bulan Juli. Momen itu kami manfaatin untuk take vokal dan video klip. Namun sebelum itu, proses briefing dan perumusan agenda penjadwalan dilakukan online.”

Hasil akhir rekaman “Amygdala” lantas diteruskan ke Ivan Devota untuk tahapan mixing dan mastering, yang dipoles di Rock Home Studio. Keseluruhan proses produksi lagu tersebut membutuhkan waktu selama kurang lebih tiga bulan.

Tanpa batasan pakem sepertinya menjadi formula utama KVNA dalam peracikan musiknya. Yang pasti, mereka terinspirasi band-band modern metal terkini, sambil menapaki jalan musik mereka sendiri. Mereka melibatkan elemen-elemen metalcore dan progressive metal, lalu juga menawarkan hook dan groove yang jelas terlihat berupaya untuk mendapatkan atensi dari penggemar genre tersebut.

“Sampai saat ini kami belum berusaha mencoba merumuskan konsep karya-karya kami,” cetus pihak KVNA mengklarifikasi.

“Karena jujur, kami masih sibuk adaptasi dengan konsep musik yang cenderung baru bagi Hinhin, Abah dan Aul. Namun jika ditarik rumusannya, kami memang menjaga musik kami tetap singable namun memiliki penekanan pada pengolahan ritmis dan riff-riff yang diupayakan untuk tetap mudah didengar. Walaupun pada kenyataannya, jika diukur dari angle gitaris,  kalau dimainkan ternyata cukup menantang. Hampir keseluruhan sketsa lagu-lagu KVNA dimulai berbarengan, atau ide yang muncul dari personel  kemudian diselesaikan aransemen penuhnya oleh Abdul.” 

Khusus saat meracik komposisi serta aransemen “Amygdala”, KVNA mengakui sebagian besar terinspirasi dari musik-musik modern metal masa kini. Antara lain dari dua band penggeber progressive metalcore ERRA (AS) serta ALLT (Swedia). Sementara beberapa aransemen dan isian vokal mengacu ke gaya band alternative metal, Deftones (AS).

Sejauh ini, disamping “Amygdala”, KVNA berencana merilis 7-8 lagu menuju perilisan EP tahun depan. “Sketsa dasar sudah selesai dan kami sedang menunggu Awan yang rencananya akan datang di bulan Januari (2025) untuk take vokal. Selebihnya kami sedang memasak detail aransemennya. (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts