SIDELINE: Heavy tapi Pop, atau Pop tapi Heavy?

Lewat album mini (EP) debutnya yang berjudul “Relapse”, Sideline menyuntikkan kegurihan pop ke dalam komposisi rock yang garang.
sideline

Sideline yang berasal dari Solo, Jawa Tengah adalah band rock. Namun para personelnya membuka diri untuk mengembangkannya secara lebih lebar. Terapannya bisa didengarkan di EP mereka yang berjudul “Relapse”.

Dari segi musikal, urai Sideline mengungkapkan kepada MUSIKERAS, akar musik mereka jelas tertancap di rock, namun juga membebaskan orang-orang untuk menilai sendiri. Musik mereka bisa digolongkan ke ranah alternative rock atau bahkan metalcore.

“Yang membuat kami berbeda tentunya dari komposisi aransemen. Kami menggabungkan warna pop dan rock menjadi satu,” seru mereka beralasan.

“Kami ingin lagu-lagu kami – walaupun heavy – tapi masih tetap enak didengarkan, dan mendapatkan kesan romantis atau halusnya, ditambah dengan vokal cewek yang menambah warna tersendiri.” 

Sideline yang dihuni trio vokalis Winanda Utami, dramer Rivaldi Raul dan gitaris Rivaldo Hendriksen merilis “Relapse”, setelah menjalani masa produksi selama kurang lebih setahun. Tepatnya periode 2023-2024, sejak lagu pertama berjudul “Leave” diluncurkan sebagai lagu rilisan tunggal pertama.

EP ini sendiri diproduseri oleh Prass Goldinantara dari band metal 510, serta juga melibatkan kolaborasi dengan Faizal Permana, vokalis 510. 

Sejak awal, Sideline memang sudah menargetkan bakal menggarap EP, namun mereka ingin merilis lagu-lagunya satu per satu terlebih dahulu. Lalu dengan sejumlah pertimbangan, mereka pun menetapkan “Relapse” sebagai judul utamanya.

“Nama ‘relapse’ berarti ‘kambuh’ dalam Bahasa Indonesia, yang berarti di setiap lagu di dalam EP kami mempunyai memori tersendiri, yang mengingatkan kami terhadap perasaan kami pada saat membuat setiap lagu tersebut.”

EP “Relapse” menjadi penutup dari serangkaian rencana yang dilakukan Sideline di sepanjang 2024. Dengan materi lagu yang fresh, mereka bertujuan untuk memberikan sesuatu dan pengalaman yang baru bagi para pendengar musik.

Makanya, band bentukan 2019 lalu ini memberi sentuhan konsep dan tema yang baru pula. Saat meracik komposisi lagu-lagunya, Sideline mengakui sedikit banyak mengacu pada beberapa referensi dari tiap personel.

Dari deretan band lokal, mereka menyebut 510, Last Goal Party dan Killing Me Inside sebagai acuan. Sementara dari luar, ada Dayseeker, Holding Absence hingga Johnny Franck aka Bilmuri. 

sideline

Namun sepanjang penggarapannya, para personel Sideline sepakat menyebut lagu “Tragedy” yang menghadirkan duet vokal Winanda Utami dan Faizal Permana sebagai lagu yang paling menantang pembuatannya.

Alasan pertama, adanya hambatan jarak domisili yang akhirnya lumayan menghabiskan waktu dalam pengaturan jadwal rekaman, pengambilan gambar untuk video musik dan urusan lainnnya.

“Dari segi materi pun cukup menantang, karena menggabungkan antara suara laki dan suara perempuan agar menjadi kesatuan yang enak di dengar, serta nada yang pop tapi tetap heavy.

Alasan mengajak Faizal Permana untuk berkolaborasi, juga bukan tanpa pertimbangan. Di mata mereka, memang sejak awal sudah ada keinginan itu lantaran terpikat suara khas serta karakter sang vokalis. 

“Kami juga ingin mengajak Faizal untuk berkolaborasi karena ingin membuat suatu project yang cukup besar,” seru mereka sedikit memberi bocoran.

EP “Relapse” yang diproduksi bersama label Polarity Records sudah tersaji di berbagai gerai digital sejak 4 Oktober 2024 lalu.

Video musik lagu “Tragedy” bisa ditonton via tautan ini. (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
marryanne
Read More

MARRYANNE: “Kami Bukan 100% Shoegaze!”

Menyongsong tur akhir tahun yang akan mereka jalani, Marryanne rilis ulang album mini (EP) “Into The Void”, sambil siapkan materi karya berikutnya.
worthless
Read More

WORTHLESS: Dari Rasa Sakit Menjadi Duka

Dengan formasi terkini, Worthless tunjukkan kematangan dalam meramu karya yang penuh intensitas, lewat sebuah album mini (EP) terbaru.