Bleagh memadukan elemen hardcore, thrash, punk dan metal dalam album “Rulesdistract”. Bukan sekadar pamer kebisingan, namun merupakan bentuk perlawanan terhadap tatanan yang membungkam dan aturan yang membutakan.
Dua belas trek keras yang mereka semburkan, menyuarakan keresahan kolektif lewat riff tajam, ketukan dram yang menghantam, serta vokal penuh kemarahan. Menjadikan album tersebut bagai peluru tajam dari ruang bawah tanah kota.
Dieksekusi dengan ketangkasan yang tanpa basa-basi. Hanya membutuhkan durasi selama sekitar 15 menit, namun menyajikan perjalanan sonik yang brutal, gelap, dan tak memberi ruang bernapas.
Elemen hardcore punk, thrash dan metal digeber dalam satu tarikan napas yang kasar, cepat dan intens. Berbeda dibanding materi awal Bleagh yang lebih mentah, tiap lagu yang dilampiaskan di “Rulesdistract” terasa lebih tajam secara aransemen, dengan dinamika yang eksplosif namun tetap fokus.
Dari segi musikalitas, urai pihak band kepada MUSIKERAS, konsep crossover dipilih band asal Bandung, Jawa Barat bentukan 2022 lalu ini lantaran bisa menjadi jembatan penengah antara ego dan selera masing-masing personelnya.
“Pada praktik dan reaksi eksperimen formula yang kami racik, kami malah kesulitan memadukan style tersebut menjadi blueprint musik khas Bleagh,” ujar mereka.
“Output yang terdengar tidak menjadi serba ada seperti bakwan. Tapi ‘Rulesdistract’ adalah meja saji dari pemikiran yang jomplang. Dengan segala pakem yang kami rasa masih dalam kekacauan punk dan kekuatan hardcore.”
Untuk melancarkan penetrasinya, gitaris Akbar Juliansyah, bassis Naufal Risgie, dramer Yoga Adrian dan vokalis Iqbal Ferdiansyah mencoba mendengarkan ulang ajaran-ajaran klasik, hingga ke ayat-ayat terbaru dalam skena musik keras global.
“(Itu) mengarahkan kiblat kami kepada aki-aki bangsat seperti Slayer, tua keladi Suicidal Tendencies, pemabuk gila Municipal Waste, tentara iblis Behemoth hingga tukang bom molotov, Wolf Down!”
Dari selusin hasil eksperimen yang lantas bersanding di “Rulesdistract”, lagu “Slayer Division” disebut Bleagh berhasil menciptakan tantangan tersendiri. Karena memang menerapkan riff yang sengaja dibuat rumit dan terlalu jauh dari kebiasaan para personel Bleagh selama ini.
“(Kami) Menyempitkan bagan pada lagu ini dengan tujuan untuk memberi kesan rusuh yang berubah-ubah drastis.”
Energi Independen
Seluruh materi dalam “Rulesdistract” direkam Bleagh di Palagan Studio, Bandung, sepanjang 2024. Mereka memilih melakukan pendekatan live recording untuk mempertahankan intensitas dan energi mentah khas aksi panggung mereka.
Proses rekaman dipandu oleh Teargas Studio, dengan Yoni Gayot yang dipercayakan untuk memoles mixing dan mastering, agar karakter suara yang organik tetap padat dan eksplosif.
Rekaman dilakukan secara kolektif, dengan fokus menangkap kekacauan yang terkontrol. Sebuah pendekatan yang memperkuat karakter crossover Bleagh yang agresif dan jujur.
Semua instrumen direkam satu persatu, dan menekankan ikatan rasa (chemistry) antar anggota band. Dengan proses produksi yang minim polesan namun penuh ketelitian, “Rulesdistract” berhasil menangkap kekacauan yang nyata, bukan yang dibuat-buat.
Lewat “Rulesdistract”, Bleagh menetapkan pijakan baru: lebih beringas, lebih sadar, dan lebih keras dari sebelumnya.
Sejak 18 Mei 2025 lalu, album debut tersebut telah dirilis secara digital melalui platform distribusi TuneCore. Lalu menyusul di seluruh layanan streaming utama seperti Spotify, Apple Music dan YouTube Music.
Rilisan ini, merupakan hasil kerja mandiri para personel Bleagh, tanpa dukungan label. Sebuah sikap independen dan kontrol penuh atas karya serta pesan yang ingin mereka sampaikan. (mdy/MK01)

Susunan lagu “Rulesdistract”:
- 20 = 45
- Kebiri Irama Berlari
- Apartment of Manhunt
- Attempt to Murder
- Konservashit
- Kuil of Rock
- Mr Bidder
- Slayer Division
- Gotham City Mentality
- The Bolders
- Thrashing 80’s
- Darkslides
 
			 
												 
												 
												 
												 
				 
						 
						 
						