FLAG OF HATE: “Lagu Kami Bertempo Cepat, Namun Beratmosfir Gelap”

Formula itu disemburkan Flag of Hate di lagu terbarunya, “Secret of the Ancient”, sebuah komposisi romantis dengan sentuhan gothic metal.
flag of hate

Flag of Hate menawarkan nuansa romantis yang mendalam di lagu rilisan tunggal terbarunya, yang bertajuk “Secret of the Ancient”.

Namun tentunya, unit gothic metal asal Tangerang Selatan ini tetap mempertahankan atmosfer gelap serta sentuhan musik klasik yang intens, yang sudah menjadi ciri khas mereka.

Lagu baru ini, mengisahkan tentang kisah cinta terlarang yang terpendam  — sebuah cinta yang sudah ada sejak zaman dulu, yang terus hidup meskipun waktu terus berlalu. Menggabungkan romantisme dengan gelapnya dunia yang penuh dengan misteri.

“Lagu ini adalah perjalanan tentang cinta abadi, yang tumbuh dari rahasia dan takdir yang tak bisa dihindari.” ujar Muhammad Wildan Fajri (Wild), vokalis dan pendiri Flag of Hate.

“Kami ingin menyampaikan pesan bahwa cinta sejati bisa bertahan dalam segala kondisi, bahkan dalam kegelapan sekalipun.”

Dalam urusan lirik ini, tutur kibordis dan vokalis clean Tri Aspri Yumi (Mizthree) kepada MUSIKERAS menambahkan, mereka terinspirasi dari serial anime “Fairy Tail”, dimana kisah hubungan keluarga dan persahabatan di film tersebut sangat dalam.

“Namun supaya makna liriknya tetap bisa relate di era sekarang, maka saya arahkan menjadi hubungan cinta terlarang yang abadi. Referensi musik masih dari musik klasik seperti J.S Bach dan soundtrack anime ‘Fairy Tail’ juga, lalu dibantu oleh Aanslam yang ikut mengaransemen agar lagu ini ada sentuhan modern,” urai Mizthree yang menciptakan lagu tersebut.

Selain lirik yang penuh perasaan, Flag of Hate tetap mempertahankan aransemen musik yang khas di lagu barunya itu, dengan suntikan elemen-elemen gothic metal yang menciptakan suasana melankolis dan misterius, membawa pendengarnya masuk ke dalam dunia emosional yang gelap namun indah.

Salah satu akar musik Flag of Hate, lanjut Mizthree, disari dari musik klasik dan musik gothic metal untuk sentuhan distorsinya, namun lantas dikemas dengan ciri khas mereka.

“Yang membedakan dengan band gothic metal lainnya, banyak lagu kami yang bertempo cepat namun tetap beratmosfir gelap,” cetusnya.

“Mungkin dari sisi sound atau musik kami bisa dibilang distorsi lebih pengeng di kuping, tapi tetep berusaha harmonisasi berjalan. Kali ini kami lebih mencoba untuk eksplor sound band-band Jepang dan juga band-band Eropa,” ujar Wild menambahkan.

Sebenarnya, “Secret of the Ancient” tadinya merupakan sekadar komposisi intro berdurasi satu menit, yang diperuntukkan kebutuhan soundcheck pada 2013 silam.

“Tapi tahun lalu,”kata Mizthree, “Saya melanjutkan bikin aransemen musik, notasi dan lirik untuk jadi full satu lagu.” 

Proses kreatif saat penggarapan rekaman “Secret of the Ancient”, menurut Flag of Hate berjalan dengan lancar walaupun masing-masing personel mempunyai kesibukan lain.

Karena saat menjalani prosesnya, band yang juga dihuni dramer Jeppi Sekpriyatno, bassis Adhitomo Kusumo dan gitaris Sany Septian ini masih bekerja sama dengan orang-orang yang sebelumnya sudah banyak membantu mereka. Khususnya di proses pengerjaan album pertama, “White Light” yang dirilis pada 30 Juli 2016.

flag of hate

Ada Wendi Arintyo untuk pemolesan mixing dan mastering, lalu Sany Septian yang sebelumnya menyumbangkan isian lead gitar di lagu “Jiwa Hitam” kini sudah menjadi personel tetap Flag of Hate. Tak lupa kibordis mereka sendiri, Mizthree sebagai produser.

“Semua berjalan sesuai dengan timeline. Kami rekaman di dua tempat, yaitu Z-Three studio yang selalu mendukung kami dari awal, serta tempatnya mas Aanslam yang juga berperan sebagai co-producer dan aranjer,” ujar Mizthree mengungkapkan.

Usai perilisan “Secret of the Ancient”, Flag of Hate yang terbentuk pada 2006 silam ini masih menyiapkan dua lagu lepas untuk rilisan berikutnya, sebelum melangkah ke pembuatan album penuh.

“Jika sesuai dengan jadwal akan rilis di tahun 2026!” (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
exentrix
Read More

EXENTRIX: Ajak Kembalikan Rock yang Teknikal

Walau kini hanya diperkuat dua personel, namun Exentrix masih menyimpan energi rock yang meledak-ledak, seperti yang tersalurkan di karya terbarunya.