Usai ‘Menepi’, ZUES Cetuskan “Blacklist” yang Gahar Hari ini

Keras, memacu adrenalin, anthemic, namun tetap easy listening.

Itulah target utama Zues, unit cadas asal Yogyakarta yang baru saja merilis single terbarunya sejak ‘menepi’ dari bilik rekaman, usai perilisan album “Buka Mata Buka Telinga” pada 2005 silam. Tapi ‘pertapaan’ yang mereka jalani akhirnya terbayarkan. Single baru Zues yang bertajuk “Blacklist” menunjukkan pengembangan konsep musikal yang makin ‘nendang’.

Sebagaimana cecaran musik metal umumnya yang bertempo cepat, kaya akan distorsi dan bertenaga, namun pihak band menyebut ada kelebihan lain di single “Blacklist” tersebut. Yang paling menonjol adalah perancangan tata suara (sound design) yang membuatnya terdengar dinamis. Rock berkontur metal yang modern, tapi tetap ada paduan old fashion musik cadas era ‘90an.

“Konsep musik ‘Blacklist’ bermuara pada era khas thrash metal, yang lalu kami compose progresinya dengan nuansa kekinian,” cetus vokalis dan gitaris, Nuza Priyanto kepada MUSIKERAS.

Menurut Nuza yang juga menulis lirik lagu tersebut, ada permainan emosi naik-turun di “Blacklist”, bahkan juga menerapkan sisipan akustik untuk ‘menenangkan’ pendengar, sebelum kembali dihajar tempo cepat yang agresif. 

.

.

“Untuk referensi, kami ter-influence teknik bermain triplet picking ala James Hetfield (Metallica), komposisi brutal ala Slayer, dan balutan musik akustik. Yang jelas, di single ini, kami mengalami pematangan sound dan teknik bermusik, progresi lagu yang lebih rapat dan variatif. Album pertama kami menjadi benchmark bagi musik-musik kami selanjutnya, setidaknya menurut ukuran kami.”

Nuza bersama personel lainnya; Radhiar ‘Diar’ Fadhila (gitar), Brian Azhar (bass) dan Dekky Ari Wibowo (dram) memulai penggarapan “Blacklist” lewat serangkaian jadwal workshop. Konsep awal datang dari Nuza, lalu diaransemen bersama di studio dengan melibatkan Tomo Widayat sebagai pengarah musik. Tahapan awal ini dibutuhkan demi mengakomodir substansi-substansi kekinian yang harus dihadirkan di “Blacklist”.

“Kebetulan Tomo sudah berpengalaman dalam hal mendesain karakter sound rekaman,” ujar Nuza lagi meyakinkan.

Usai penggodokan aransemen, dilanjutkan eksekusi rekaman yang dilakukan di Jogja Audio School untuk isian dram, lalu untuk instrumen lainnya di “Kebun Tomo”. Keseluruhan proses berlangsung selama sekitar 1,5 bulan. 

Lirik “Blacklist” sendiri bercerita tentang maraknya teriakan provokatif di kehidupan sosial masyarakat saat ini, baik secara langsung maupun melalui media, terutama media sosial yang ujung-ujungnya menimbulkan kegaduhan di masyarakat. “Perang opini yang makin menjadi dan tidak berikan solusi,” seru Nuza menegaskan. 

Hari ini, single “Blacklist” dirilis serentak di seluruh platform digital, termasuk YouTube. Keunikan lain yang ditawarkan Zues di karyanya ini adalah terapan visual bertema komik di artistik album maupun video musiknya. Keseluruhan gambar dan tokoh-tokohnya adalah buah karya Nuza dan Brian Azhar, dua personel Zues yang memang menekuni seni ilustrasi.

“Blacklist” kini menjadi momentum bagi Zues untuk meneruskan gebrakan karirnya. Sejauh ini mereka sudah memikirkan rencana global untuk setidaknya dua tahun ke depan. Rencananya, ada beberapa single yang akan mereka lepas tahun ini, dan juga tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk mempersiapkan album mini (EP) atau pun album penuh. 

“Yang jelas, rencana tersebut sudah ada di radar kami!” (mdy/MK01)

1 comment
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
marryanne
Read More

MARRYANNE: “Kami Bukan 100% Shoegaze!”

Menyongsong tur akhir tahun yang akan mereka jalani, Marryanne rilis ulang album mini (EP) “Into The Void”, sambil siapkan materi karya berikutnya.
worthless
Read More

WORTHLESS: Dari Rasa Sakit Menjadi Duka

Dengan formasi terkini, Worthless tunjukkan kematangan dalam meramu karya yang penuh intensitas, lewat sebuah album mini (EP) terbaru.