Butuh waktu hingga dua tahun hingga akhirnya unit cadas asal Bekasi ini bisa melampiaskan karya rekaman debutnya. Tepatnya pada awal Agustus 2022 lalu, Poison Power meraungkan lagu rilisan tunggal berhulu tajam bertajuk “Turbulensi”.
Walau terbilang masih belia, namun band yang digulirkan oleh formasi Fikriansyah (vokal), Muhammad Taufik (gitar), Jason Rahmusyada (bass) dan Ilham Ghiffary (dram) ini justru ‘melestarikan’ paham yang sudah terbilang berumur, yakni thrash metal di karya lagunya itu. Referensi yang mereka serap antara lain datang dari monster metal dunia seperti Slayer dan Sepultura, yang lantas dipadukan dengan pejuang era modern macam Warbringer dan Havok dari AS hingga Suicidal Angels (Yunani). Juga ada suntikan hardcore yang dimaksudkan agar memiliki entakan yang lebih komplit, namun masih terdengar korelatif ketika dikonsumsi oleh pendengar.
“Tentunya, dalam melakukan proses kreatif, memperbanyak referensi cukup penting, khususnya dengan mendengarkan lagu-lagu yang masih satu genre dengan band kami,” ujar pihak Poison Power kepada MUSIKERAS.
Dipilihnya konsep yang berpijak pada thrash metal, sebenarnya, terjadi tanpa disengaja. Berawal ketika pendiri Poison Power, yakni Taufik dan Ilham ingin menggeber materi musik yang berkiblat pada band progressive metal, Mastodon. Lalu sempat pula ingin menjajal death metal Swedia a la At The Gates. Namun pada akhirnya, vokalis Fikri justru menggiring band ke arah genre yang menjadi cikal bakal terbentuknya metal modern, yaitu thrash metal.
“Kemudian tetap digabungkan dengan unsur lain seperti hardcore dan death metal sehingga tak heran apabila (ciri) crossover (persilangan) melekat pula.”
.
.
Eksekusi rekaman “Turbulensi” digarap Poison Power di Apache Studio, Bekasi. Diawali dengan mencari pola dan struktur lagu, dari bagian awal sampai akhir. Lalu menyusul penulisan lirik ketika liukan nada untuk vokal sudah ditemukan.
“Aransemen awal lagu ‘Turbulensi’ ini sudah mengalami beberapa kali pergantian, sehingga ketika rekaman, kami mendapatkan hasil yang setidaknya seperti yang kami inginkan. Prosesnya (berlangsung) kurang lebih tujuh bulan,” beber Poison Power lagi mengungkapkan.
Saat melakukan rekaman di Apache, secara teknis Poison Power dibantu oleh Bang Salim, seorang sound engineer yang sudah tidak asing lagi di dunia musik keras. Salim sendiri juga tercatat sebagai gitaris SLFR, lalu kerap pula menjadi soundman di band Viscral.
Tentu saja, “Turbulensi” tidak langsung membuat Poison Power puas dan bersantai. Karena dalam waktu dekat, mereka sudah mencanangkan segera merekam karya lagu kedua, sekaligus melakukan workshop untuk materi lagu ketiga. “Jika sudah terkumpul beberapa lagu yang sudah matang, maka kami akan segera memikirkan pengonsepan album mini (EP) atau album penuh.”
Lagu “Turbulensi” kini sudah bisa dilantangkan lewat berbagai platform digital seperti Spotify, Apple Music, Youtube Music, Deezer dan lainnya. (aug/MK02)
.
.