Menjelang peluncuran album penuh keempat mereka, “Home” yang bakal dirilis di hajatan bergengsi Hammersonic Festival pada 18 Maret 2023 mendatang, unit hip metalcore asal Jakarta ini kembali melontarkan nomor penggoda. Kali ini bertajuk “Akhir Setiap Mula”, yang dikemas sedikit lentur, dimana St. Loco melebur sentuhan pop, rock, rap serta alternative rock yang dibaluri elemen elektronik. 

“Akhir Setiap Mula” sendiri merupakan lagu rilisan tunggal ketiga yang dilepas band bentukan 20 September 2002 silam tersebut, setelah “Nirmala” dan “NAKL” tahun lalu.

Penggarapan lagu baru St. Loco tersebut dimotori Timotius ‘DJ Tius’ Firman sebagai produser bersama Asido Sigit, gitaris Iwan Hoediarto dan vokalis Anindya ‘Dimas’ Pramadhyana selaku produser pendamping. Untuk lirik pada bagian verse dan chorus ditulis oleh Dimas, yang dikurasi oleh DJ Tius. Sedangkan lirik pada bagian rap diisi oleh Berry ‘Beery’ Manoch. Kekuatan lirik penuh penghayatan dengan nuansa yang kaya akan makna tersaji di “Akhir Setiap Mula”, yang terinspirasi dari kisah nyata yang dialami Dimas. 

“Lirik lagu ini tercipta dua bulan sebelum kepergian sang Ibunda yang berjuang melawan kanker payudara. Lagu ini selesai direkam dua hari sebelum sang Ibu menghadap Yang Maha Kuasa,” tutur Dimas, mengenang. 

Disamping kontribusi instrumentasi dari para personel St. Loco – yang juga diperkuat Gilbert Joshua (bass) dan Webster Manuhutu (dram) – disisipkan pula alunan strings serta brass orchestration yang diracik di Plandmic Audio Lab. Untuk isian vokal, eksekusi rekamannya juga dilakukan di Plandmic Audio Lab, serta di The Attic Studio.

Selama menggarap materi-materi lagu di album “Home”, St. Loco mengaku banyak mendengarkan referensi-referensi baru, sebagai bagian dari pengembangan konsep musik yang lebih kekinian. “Alasan kami mendengarkan musik-musik ini karena ingin mendapatkan sound yang modern, riff-riff gitar jaman sekarang dan pastinya pengambilan melodi di masa yang modern ini, lalu dikembangkan dengan gaya atau benang merah dari St. Loco sendiri,” cetus pihak band kepada MUSIKERAS.

.

.

Berikut band-band luar yang mereka jadikan vitamin untuk penggarapan “Home, beserta alasannya:

Bring Me The Horizon: “Karena perubahan musik mereka yang sangat signifikan.”

Architects: “Jangkauan vokal yang luar biasa!”

A Day To Remember: “Keunikan breakdown mayor, walau pun sekarang sudah tidak mayor lagi.”

Falling In Reverse: “Transisi musik yang sekarang menonjolkan kemampuan vokalis dalam bernyanyi dan rap.”

Periphery: “Pengambilan nada riffin’ gitar dan lead vocal yang unik.”

Polaris: “Ritmik breakdown beserta riffin’ gitar yang catchy.”

Don Broco: “Gaya musik modern yang dinamis.”

Wage War: “Pengembangan dari (pola-pola) riffin’ yang dibangun ulang.”

LANDMVRKS: “Sound twang khas (gitar) Fender yang di-push secara maksimal.”

Attila: “Breakdown yang groovy!”

Selain itu, para personel St. Loco juga menyerap ide-ide musikal dari Lamb Of God, Poliphia, Chunk! No, Captain Chunk! serta Hillsong.

Sebelum “Home”, sejauh ini St. Loco telah melahirkan album “Rock Upon A Time” (2004), “Vision for Transition” (2006) dan “Momentum” (2012). Dengarkan “Akhir Setiap Mula” di seluruh platform musik digital seperti YouTube, Spotify, Joox dan Apple Music, yang sudah bisa diakses sejak 17 Februari 2023 lalu. (mdy/MK01)

.

.