Akhirnya, setelah selama lebih dari dua tahun melakukan ‘kencan’ jarak jauh’, unit metalcore berkadar djent yang terbentuk pada awal 2020 lalu ini akhirnya bisa menjelma menjadi band seutuhnya. Tidak lagi digerakkan dua orang saja, yaitu Erixon Sihite (dram/vokal/synth) dan Arya Akbara (gitar/bass/vokal). Kini, ERYA juga telah diperkuat oleh Faisal Rahman (vokal), Rezza Karmensa (bass) dan Zainal ‘Ence’ Arifin (gitar).

Nah, sebagai bentuk selebrasi sekaligus menjajal kekompakan, formasi ERYA ini pun menggelar hajatan bertajuk “Studio Session Pt. 1”, pada 28 Januari 2023 lalu. Mereka mengeksekusi sesi itu secara live di AB Studio, Jakarta Selatan. Pada momen itu, ERYA menggeber delapan dari 10 lagu yang telah mereka rilis sebelumnya, untuk pertama kalinya.

Mengumpulkan kelima personelnya secara utuh tidak mudah. ERYA mengakui harus melakukan workshop selama delapan kali di studio, dalam rentang waktu hampir lima bulan. Dimulai dari September 2022 sampai Januari 2023. Tujuannya, adalah untuk menyatukan chemistry di antara mereka.

.

.

Pertunjukan tersebut direkam dalam dua babak dan, setiap lagunya akan dirilis dari satu periode ke periode lainnya. Targetnya ditayangkan  per dua minggu sekali, via kanal YouTube resmi ERYA. “Inklusi” adalah nomor pertama yang dilepas ke skena, lalu menyusul kemudian “Labirin”, “Living Desire” dan “Samudera”.

Pengarahan visual “Studio Session Pt. 1” serta pemolesan suara (mixing dan mastering) dipercayakan kepada Ence di Otavice Studio. Sementara pengoperasian kamera dieksekusi oleh Baryeri Enggarnadi dan Danis Saputra. Untuk proyek ini, ERYA bekerja sama dengan Korosi Records untuk lisensi master serta VMC Music di pendistribusian.

Untuk kelanjutannya di “Studio Session Pt. 2”, rencananya ERYA membidik semester kedua tahun ini untuk perilisan dan penayangannya. Tapi di luar itu, mereka juga akan lebih aktif mengerjakan proyek lainnya. (*/MK03)

.

.