Jawara Tech-Death, DEMENTED HEART Hunus “Frantic Epidemic”

Salah satu album death metal teknikal yang paling diantisipasi oleh para pemuja musik cadas Tanah Air selama sembilan tahun terakhir, akhirnya segera terlampiaskan ke skena. Sebuah karya rekaman studio terbaru dari Demented Heart bertajuk “Frantic Epidemic”, yang bakal mulai diedarkan via label independen asal Jakarta, Brutal Mind. Tepatnya pada 31 Mei 2023 mendatang. 

Meski berasal dari kota kecil, Demented Heart bukanlah pejuang death metal medioker yang asal berisik. Justru sebaliknya, musikalitas mereka berhasil membuat pendengar tercengang sejak album perdananya, “Seeds of the Venomous” dirilis via Rottrevore Records pada Maret 2010 silam. Bukan hanya lantaran kemampuan teknikal (skill) yang menonjol – khususnya saat beraksi di panggung – tetapi juga kepiawaian mereka mengolah komposisi serta performa musik yang bisa dibilang bertaraf internasional.

Paham death metal teknikal atau tech-death sendiri menjadi fenomenal di skena metal ekstrim internasional sejak band asal Jerman, Necrophagist merilis album pamungkasnya, “Epitaph” pada 2006 silam. Album tersebut dicap oleh kalangan kritikus dan para penggemarnya sebagai biang keladi utama berkembang biaknya band-band sejenis. Selain para seniornya seperti Death, Suffocation dan Cryptopsy, gerombolan Spawn of Possession dan Decrepit Birth juga turut andil menyuntikkan tren ‘tech-death’.

Di skena musik keras Indonesia, yang paling popular tentu saja DeadSquad. Khususnya sejak mereka melesatkan album debut, “Horror Vision” (2009). Meskipun faktanya, tech-death sebenarnya lebih dahulu dieksiskan di Kediri, Jawa Timur oleh Killharmonic sejak terbentuk pada 1997 silam. Dari rahim kota yang sama, lahir pula Demented Heart pada pertengahan 2006 dengan formasi trio, yakni Muhammad Avan (vokal/gitar), Ary (bass) dan Billy (dram). Pada 2009, Demented Heart merekam demo delapan lagu, yang kemudian berhasil memikat hati Rottrevore Records, Jakarta.

.

.

Selanjutnya Billy keluar untuk fokus di band utamanya, Killharmonic. Bersama dramer penggantinya, Zain, Demented Heart merekam ulang delapan lagu mereka tadi untuk kebutuhan album debut, “Seeds of the Venomous”, yang dilepasliarkan setahun sejak DeadSquad menyemburkan “Horror Vision”. Musikalitas “Seeds of the Venomous” sangat digemari dan menjadi magnet baru karena menampilkan keseimbangan antara brutalitas, teknikalitas dan memorabilitas.

“Seeds of the Venomous” berhasil melambungkan nama Demented Heart yang membuat jadwal konser mereka padat. Namun pada 2012, Ary keluar dari band karena urusan pekerjaannya dan digantikan Bima dari Sidoarjo. Begitu juga Zain yang saat itu sibuk dengan bandnya yang lain, Detested. Kondisi itu sempat membuat Demented Heart harus merekrut dramer non-permanen untuk keperluan manggung. Untungnya setahun kemudian, Zain kembali ke Demented Heart dan mereka merekrut bassis baru, Erig. Pada Desember 2014, Demented Heart lalu merilis album mini (EP) “Different Infinite Equations” melalui Sickness Production, Jakarta.

Di masa pandemi Covid-19, Avan merombak formasi Demented Heart, dengan menggaet Maulana Raka (gitar), Fransisko Bagus (bass) dan Humam Aliy (dram) untuk memperkuat mesin tempurnya. Setelah itu, mereka lantas menulis empat materi baru dalam format demo. Pada Januari 2022, EP “Different Infinite Equations” dirilis ulang oleh Brutal Mind, Jakarta dengan bonus satu lagu baru, yakni ‘Incitement to Violence’. Lagu ini juga termuat di album terbaru mereka mendatang.

Perilisan ulang EP serta lagu baru tersebut menjadi panggilan peringatan kepada seluruh pemuja Demented Heart bahwa jawara tech-death Kediri ini siap kembali menggila. Niat itu bakal dibuktikan lewat “Frantic Epidemic”, yang disebut Avan sebagai album yang lebih total dari segi produksinya, karena dikerjakan di studio sendiri dengan durasi yang lebih lama dibandingkan album sebelumnya. Selain itu, racikan musiknya pun lebih padat dari segi riff maupun isian dramnya.

“Lebih simpel dan catchy dibandingkan album sebelumnya. (Tapi) Benang merahnya tetap berpaham tech-death, dan riff gitar juga tetap ribet. Tapi kami berusaha membuat pola yang simpel agar orang lain lebih gampang mencerna dan menikmati,” ujar Avan kepada MUSIKERAS, mempertegas konsepnya. 

Bagi para metalhead yang sebelumnya telah tersihir oleh keberingasan Demented Heart di album “Seeds of the Venomous”, kali ini bakal kembali dipapar gempuran musikal yang semakin matang. 

“Proses pengerjaan yang matang menjadi bagian terpenting dalam album ini. So, album kami (nanti) menjadi salah satu album yang worth to be listen untuk para metalhead,” seru Avan lagi menjanjikan.

Sejauh ini, untuk mempromosikan “Frantic Epidemic” yang direkam di Volcanic Studio, Kediri tersebut, Demented Heart sudah meluncurkan dua lagu rilisan tunggal sebagai pemanas, yaitu “Incitement to Violence” dan “Abnormal Funeral”. Sementara tujuh lagu lainnya, masing-masing berjudul “Severe Disease”, “Terror and Destruction”, “Impact of Chaos”, “Social Destroying”, “Territoral Invasion”, “Population Decline” serta “Frantic Epidemic” yang dijadikan titel album. Selain di berbagai platform digital, album ini juga bakal tersedia dalam format fisik. (mdy/MK01)

.

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
ssis
Read More

SSIS: Bukan Sekadar Teriak dan Distorsi

Awalnya dikenal memainkan pop punk, tapi kini SSIS bergerak menuju modern rock dengan sentuhan emosional di lagu terbarunya, “Luka”.