Burning Flame menyala lagi. Pejuang metalcore asal Depok yang telah menggeliat sejak 2004 silam ini kembali menunjukkan eksistensi dan produktifitasnya lewat peluncuran lagu rilisan tunggal terbaru berjudul “Far Away”, pada 10 Juli 2023 lalu. Sebelumnya, pada awal 2023 lalu, Burning Flame juga telah memperdengarkan karya lagu rekaman lepasnya yang berjudul “Against The Era”.
Tapi di “Far Away”, ada suguhan yang sangat istimewa. Kali ini band yang digerakkan formasi Gerard Frederik Laloan (vokal), Aditya (bass), Febio Hernanto (gitar), Rachmad ‘Rappay’ Kurniawan (gitar) dan Edy ‘Bewok’ Kurniawan (dram) ini menggaet vokalis salah satu band metalcore asal Jepang, yakni Ryoichi Suemori dari Sailing Before The Wind.
“Kami memang sudah berteman lama dengan Sailing Before the Wind,” ujar pihak band menjelaskan latar belakang kolaborasinya, kepada MUSIKERAS.
Karena latar belakang itu, lantas muncullah ide untuk melakukan kolaborasi dengan Ryoichi, yang kebetulan juga sudah berteman dengan Gerard. “Karena kami belum pernah melakukan kolaborasi musik dengan siapa pun, (maka) kenapa tidak dimulai dari luar Indonesia? Agar bisa memberitahukan bahwa Indonesia juga punya band berkualitas yang mungkin banyak orang belum tahu.”
Lirik “Far Away ” sendiri menceritakan tentang seseorang yang merasa jauh dari Tuhan dan orang itu merasa bahwa dia terjebak dalam dosa-dosa yang diperbuat. Dia merasa bahwa Tuhan menjauhi dia, tapi seiring berjalannya waktu dia sadar bahwa dialah yang menjauhi Tuhan dan saat ini ingin kembali padaNya.
Sejak 2021, sebenarnya materi “Far Away” sudah lahir, namun struktur lagunya dirasa belum matang. Kemudian, barulah di 2023 para personel Burning Flame berkumpul dan bertukar pikiran kembali untuk merampungkan materi tersebut. Mereka, kali ini menyuntikkan unsur-unsur musik yang lebih modern dan agak sedikit gelap dibandingkan materi sebelumnya. Setelah itu proses rekaman dilakukan di dua studio berbeda, yang mana masing-masing dieksekusi di salah satu studio di daerah Cibubur untuk isian dram dan untuk bass, gitar dan vokal di sebuah studio di Depok.
Seperti karya-karya mereka sebelumnya, metalcore tetap menjadi urat nadi Burning Flame saat meracik komposisi dan aransemen “Far Away”. Karena menurut mereka, paham ini lebih mudah diingat dan dicerna, tanpa harus mengesampingkan progresi kord metalcore pada umumnya. “Kami selalu mengacu pada musik yang mudah diingat itu lebih mudah dinikmati. Kami selalu punya ciri khas pada nada reff di tiap lagu kami, yang rata-rata tidak ada di band lain,” cetus band mengklaim.
Formula “Far Away” sendiri, diakui Burning Flame sedikit banyak mengacu pada band-band cadas luar macam Lamb of God, the Black Dahlia Murder, While She Sleeps, End serta dua band metalcore asal Jepang, Crystal Lake dan Crossfaith.
Setelah perilisan “Far Away”, rencana Burning Flame berikutnya adalah menggarap video musik untuk lagu tersebut, lalu melanjutkan perampungan dua lagu baru lainnya. Pada akhirnya, ditargetkan terkumpul empat lagu untuk memenuhi album mini (EP) terbaru mereka nanti.
Burning Flame sendiri, sejauh ini, sudah pernah merilis EP “Sky of Hate and Damned” (2010), album penuh “Seven Fire” (2011) serta dua lagu rilisan tunggal, yakni “Whisper Inside” (2016) dan “Against the Era”. (aug/MK02)
.
.