ZIMA, wajah baru Captain Jack, band modern rock yang dianggap mati suri sejak 2016 silam, meneruskan eksplorasinya. Tak ingin terjebak pakem musik keras, kini kuartet asal Yogyakarta bentukan 2019 tersebut melepas lagu rilisan tunggal terbaru berjudul “Parasit”, yang mencoba menggabungkan keagresifan nu-metal dengan elemen R&B.
Anggapan banyak orang, kombinasi tersebut tergolong agak tabu buat sebagian orang yang menyukai musik keras. Sebenarnya tidak umum dilakukan oleh grup-grup modern rock. Tapi menurut Zuhdil Hery (gitar), Surya Ismeth (kibor/synth), Dhani ‘Momo’ Febriadi (vokal/gitar) dan Andi ‘Babon’ Irfanto (dram), eksperimen itu unik.
“Kalau ditanya kenapa bikin aransemennya seperti itu, karena bagi kami berempat, ZIMA adalah ‘masturbasi bermusik’ untuk kami. ZIMA mencoba membebaskan diri dari kungkungan genre dengan menyampur berbagai macam elemen musik,” ujar mereka beralasan.
Lebih jauh, ide yang melatari untuk mengombinasikan nu metal dengan elemen R&B tersebut, menurut tuturan ZIMA kepada MUSIKERAS, karena sedikit banyak ada korelasi dengan tema lirik yang diangkat di lagu “Parasit”. Sebuah lagu yang berangkat dari cerita-cerita keseharian, yang pada akhirnya cuma menjadi efek samping dari gambaran besar tumbuhnya Neo Feminisme. Ketika menjadi laki-laki yang takut akan pasangan adalah hal paling ideal, menjadi laki-laki penurut adalah yang seharusnya dilakukan, dan banyak hal lain yang tanpa disadari mengebiri maskulinitas laki-laki.
Dari fakta tersebut, lanjut ZIMA lagi, kemudian lahir budaya-budaya baru yang bersifat parasitisme, memangsa laki-laki produktif dengan jiwa-jiwa lemah. Tapi apa pun ide dalam lagu ini bukanlah ‘anti-wanita’, karena para personel ZIMA juga menyadari perjuangan wanita-wanita dahulu untuk mendapatkan kesetaraan.
“Dan kami sadar bahwa ada banyak sekali wanita dengan pemikiran yang memahami arti kesetaraan, bukan memanfaatkan kesempatan untuk mendominasi. Dulu memang benar feminisme berjuang untuk mendapatkan kesetaraan, namun di zaman ini faktanya perempuan sudah bebas untuk menjadi apapun yang mereka inginkan dan terlindungi oleh hukum. Kata patriarki kini sebenarnya hanyalah istilah usang yang terus saja dieksploitasi untuk pembenaran dan taktik ‘playing victim‘ oleh para Neo Feminis untuk mendominasi, bukan lagi untuk kesetaraan seperti dulu, tapi untuk merasa jadi yang terunggul dan berkuasa.”
Jadi, kembali ke ide musikal di balik “Parasit” tadi, mereka meraciknya seperti itu sebagai gambaran saat ini dimana ketika hal yang berseberangan saling dibenturkan, kanan dan kiri, hitam dan putih, termasuk antara maskulin dan feminin. “Nah, di ‘Parasit’ ini juga jika diamati ada tematik benturan antara maskulin dan feminin era sekarang,” seru mereka mempertegas.
Di samping itu, kebetulan para personel ZIMA sendiri bukan tipe musisi yang terpatok mendengarkan satu jenis musik saja. Tidak ada fanatisme yang terlibat dalam proses bermusik mereka. Dan lagu “Parasit” yang digarap mandiri di Meru Records tersebut adalah murni hasil eksperimentasi yang berakar dari lagu-lagu di MTV era 2000-an. Dari mulai Korn hingga penyanyi R&B solo, Craig David.
“ZIMA secara keseluruhan adalah bentuk masturbasi bermusik, sama seperti ‘Parasit’. Kami tidak berusaha menentukan harus ada acuan tertentu. Setiap proses bermusik dalam ZIMA malah cenderung mencoba tidak mendengarkan referensi apa pun. Namun setelah demo jadi baru terasa bahwa ‘Parasit’ mengandung sedikit ingatan kami pada Craig David dan Korn era awal 2000-an. Kami berempat sepakat bahwa musik yang akan kami buat harus sebebas mungkin. Karena selama karir kami di musik rock yang katanya musik pembebasan, tapi (kami lihat justru) di dalamnya seakan banyak sekali tembok yang menghalangi ekspresi.”
Sejauh ini sudah tiga karya rilisan tunggal yang diperdengarkan ZIMA ke platform digital. Sebelum “Parasit”, sudah ada “Sisi Gelap” (17 Februari 2021) dan “Generasi Rapuh” (8 April 2022). Selanjutnya, mereka juga sudah mengumpulkan cukup banyak materi lagu. Bahkan sudah terkumpul sebanyak lebih dari 10 lagu yang sudah lengkap dengan aransemennya. Namun demikian, ZIMA tak ingin terburu-buru untuk merangkumnya dalam sebuah album.
“Kami ingin benar-benar menikmati proses berkarya lebih dalam,” cetus mereka, meyakinkan.
Lagu “Parasit” dirilis resmi pada 4 Desember 2023 lalu, dan kini sudah terhidang di berbagai gerai musik digital. Sementara versi audio visualnya bakal segera mengudara di kanal YouTube ZIMA_NESIA. (mdy/MK01)
.
 
			 
												 
												 
												 
												 
				 
						 
						 
						