Sebagai jembatan menuju album penuh, sekaligus untuk menutup 2023, unit stoner/doom/heavy metal dari kota Bandung, Jawa Barat ini memutuskan untuk meluncurkan sebuah album mini (EP) terbaru berjudul “The Wrath King”. Emapt lagu yang menyesaki karya rekaman tersebut telah diedarkan via Hawar Press di kanal Bandcamp sejak awal Desember 2023 lalu.
Rinciannya, di EP tersebut memuat dua karya lagu terbaru Jawless, yakni “Tales of The White Tiger” dan “Age of Apocalypse”, plus tambahan dua trek daur ulang bertajuk “Bad Excursion” dan “Metaphorical Speech” yang dicomot dari album “Warrizer”, rilisan Februari 2022 lalu.
Khusus di dua komposisi barunya, Jawless yang kini hanya diperkuat tiga personel, yaitu Toni Fernandi (bass/vokal), M. Yudha Anas Akbar (gitar) dan Bob Tri Apryzan Antul (gitar) mencoba menggiring pendengarnya untuk bertualang fantasi ke jaman dahulu kala, dimana banyak cerita fiksi yang masih berhembus sampai sekarang. Manifestasi kejadian dari ketiadaan sebuah era yang dimana terjadi pada cerita-cerita mitologi. Kisah yang sangat hebat dituangkan ke dalam lirik dan dibalut oleh musik yang bisa memberikan perasaan lebih kepada pendengar dan orang yang tahu akan ceritanya.
Sementara itu, dua lagu tambahan “Bad Excursion” dan “Metaphorical Speech” sendiri dipilih pihak band untuk melengkapi “The Wrath King” lantaran dianggap memiliki kesamaan karakter musik dengan kedua lagu yang baru. Lalu dari sisi lain pun, ulas pihak Jawless kepada MUSIKERAS, memang ada ketidakpuasan terhadap kualitas produksi rekaman versi terdahulu. Khususnya untuk polesan mixing dan mastering yang tidak sesuai dengan yang mereka inginkan.
“Karena dari segi kualitas dan karakter itu tidak sesuai yang kami inginkan. Akan membutuhkan beberapa paragraf rasanya bila kami harus menjelaskan secara rinci apa yang terjadi pada mixing-mastering di album ‘Warrizer’. Dari situ pun kami sangat banyak belajar mengenai mixing-mastering untuk sebuah lagu,” seru mereka terus-terang.
Butuh waktu sekitar setahun bagi Jawless untuk menggarap materi “The Wrath King”. Terbilang cukup lama karena intesitas dari pengerjaannya lumayan pelan, karena dilakukan di sela kesibukan masing-masing personel Jawless. Kebanyakan eksekusi materinya dikerjakan di studio rekaman Creative Hub, Bandung. Kecuali untuk proses rekaman gitar Yudha, yang dikerjakan mandiri secara terpisah. Sementara untuk isian dram saat rekaman, dipercayakan kepada Rivan Permana.
Kali ini, dari segi musikal, konsep stoner/doom/heavy metal yang diterapkan di “The Wrath King” diwakili suara gitar yang berat, yang memang merupakan ciri khas dari kontur stoner doom. Lalu, elemen itu digabungkan dengan ketukan dram yang bertenaga, layaknya band-band heavy metal seperti Megadeth atau Motörhead.
“Pengaruh dari heavy metal-nya pun banyak merasuk pada permainan gitar. Mungkin hasilnya, musik dari ‘The Wrath King’ terdengar agak modern untuk ranah musik stoner/doom, namun memang itulah musikalitas yang ingin kami luapkan untuk kepada para pendengar. Dua elemen penting, yaitu gitar yang berat dan ketukan dram yang bertenaga itu cukup tepat menggambarkan ciri khas EP ini, dan itu sangat terasa khususnya pada dua lagu terbaru. Tema lirik dan cover artwork yang disuguhkan pun sangat terasa khas dengan nuansa fiksi nan kolosal.”
Khusus saat meracik komposisi “Tales of The White Tiger” dan “Age of Apocalypse”, Jawless mengaku cukup banyak mengonsumsi efek-efek musikal dari band-band yang mereka dengarkan, di antaranya seperti High on Fire, The Sword, Megadeth dan Motörhead. “Mengapa kami terinspirasi dari band tersebut? Karena kami memang menginginkan musik yang lebih bertenaga dan berat sehingga kami merasa band tersebut cukup menggambarkan musik yang kami mau.”
Sejauh ini, persiapan Jawless untuk album penuh sudah mencapai 40% dari keseluruhan produksi. Sambil menunggu, dengarkan “The Wrath King” sebagai pemanasan. Dan rencananya, EP tersebut juga bakal diedarkan dalam kemasan kaset pita oleh Hawar Press pada Januari 2024 mendatang. (aug/MK02)
.