Tante Lucy Muntahkan Konsep ‘All Around Metal’ di “Geometrik Homeros”

Formula yang diterapkan Tante Lucy di album debutnya, untuk mengakomodasi perbedaan latar belakang musikal para personelnya.
tante lucy

Sebagai band pendatang baru di ranah musik berdistorsi, Tante Lucy terbilang lumayan produktif. Paling tidak, sejak terbentuk pada Juni 2022 lalu, kini mereka sudah mempunyai sebuah album studio. Diberi judul “Geometrik Homeros”, dan telah dilepasliarkan ke platform digital sejak 20 Juli 2024 lalu.

Karya rekaman tersebut memuat sembilan komposisi lagu dengan nuansa nu metal yang sangat kental. Tiga di antaranya telah diluncurkan lebih dulu sebagai rilisan tunggal, yaitu “Devil’s Whisper” (16 November 2022), “Your Dreams Ends Here” (27 Desember 2022) dan “Alpha Omega” (28 Februari 2023). 

Para personel Tante Lucy – diperkuat oleh vokalis Marko Wijayanto, gitaris Stanley Hardjadinata, dramer Voltusia Oselrama (Osel) dan bassis Reza Zulhamsyah – memulai proses kreatif penggarapan “Geometrik Homeros” lewat workshop bersama-sama. 

Setelah semuanya rampung, baik dari sisi instrumen maupun intonasi vokal, mereka lantas melanjutkannya dengan menganyam panduan musiknya di basecamp mereka. Eksekusi rekaman dimulai dengan isian dram yang dilakukan di RJ Studio, di daerah Condet, Jakarta Timur.

Proses selanjutnya, diteruskan ke perekaman instrumen lainnya, yang diolah di markas mereka di kawasan Tanjung Barat, Pasar Minggu. Ketika seluruh tahapan rekaman rampung, ditutup dengan pemolesan mixing dan mastering di RJ Studio. Keseluruhan pengerjaan membutuhkan waktu selama kurang lebih satu tahun.

Judul album “Geometrik Homeros” itu sendiri, menurut penjelasan pihak band, diambil dari zaman kegelapan Yunani, sekitar tahun 1200 SM.

Kendati secara garis besar mengedepankan formula nu metal sebagai benang merah musiknya, namun kepada MUSIKERAS, Tante Lucy mengungkapkan bahwa mencoba menyuguhkan warna yang berbeda di setiap lagunya.

“Kami mendeskripsikan konsep musik kami sebagai all around metal,” cetus mereka menegaskan.

“Bukan tanpa sebab,” lanjutnya, “karena kami semua berasal dari genre yang sangat jauh berbeda. Seperti Marko (grunge), Stanley (rock), Osel (thrash metal/punk) dan Reza (funk). Namun dari perbedaan inilah kami mencoba meramu musik keras/metal kami untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda.”

Apa yang membuat Tante Lucy berbeda? “Kami hanya mencoba bermusik dengan jujur tanpa ada batasan apa pun. Namun tetap di benang merah yang sama, yaitu metal/rock dan lagu-lagu kami memang diambil dari pengalaman beberapa orang yang maaf, tidak bisa kami sebutkan siapa namanya.”

Walau ada perbedaan di latar belakang referensi musikal para personelnya, namun peracikan seluruh komposisi serta aransemen di album “Geometrik Homeros” kurang lebih mengarah ke inspirasi yang sama.

Antara lain, pihak Tante Lucy menyebut band-band mancanegara seperti Slipknot, Sepultura, Entombed hingga Marylin Manson sebagai sumber ide-idenya. (aug/MK02)

Daftar lagu di “Geometrik Homeros”:

1. Neo Kosmo

2. Devil’s Whisper

3. Your Dream Ends Here

4. Alpha Omega

5. Darksoul

6. Crack In The Crust

7. Angel Has Fallen

8. Lucy Is Sad

9. Geometrik – Homeros

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
exentrix
Read More

EXENTRIX: Ajak Kembalikan Rock yang Teknikal

Walau kini hanya diperkuat dua personel, namun Exentrix masih menyimpan energi rock yang meledak-ledak, seperti yang tersalurkan di karya terbarunya.