SCARS THE DIVINE Tutup Trilogi dengan Klimaks

Untuk menutup trilogi karya rekamannya, Scars The Divine meluncurkan “Contrite”, lagu terbaru yang hadirkan elemen baru dalam musiknya.
scars the divine

Scars The Divine menghadirkan beberapa elemen di “Contrite” yang membedakannya dari dua komposisi lagu rilisan sebelumnya, yakni “Koalisi Keserakahan” yang diluncurkan pada 5 Agustus 2022 dan “Fatur Brutum” yang dilepasliarkan pada 21 Juli 2023.

Pertama dari segi lirik, menurut ungkapan pihak band kepada MUSIKERAS, kali ini penulisannya terinspirasi dari surat Al-Qur’an ke-103, ayat 1 dan 2, yang menyoroti kerugian manusia yang lalai atau tidak mampu memanfaatkan waktu yang diberikan.

“Dalam cerita ini, kami menggambarkan karakter koalisi bertopeng babi sebagai sosok yang gagal memanfaatkan waktu kekuasaannya dengan baik dan bijaksana. Alih-alih membawa kebaikan, kekuasaan tersebut digunakan secara sewenang-wenang, yang akhirnya membawa kehancuran dan penyesalan mendalam.”

“Contrite” mencerminkan perjalanan emosional dan moral seseorang yang akhirnya mencapai titik penyesalan mendalam atas keserakahannya terhadap hal-hal duniawi. Menggali sifat manusia yang sering kali tidak pernah merasa cukup, bahkan ketika berada di ambang kehancuran moral.

“Secara keseluruhan, lirik ini menyentuh perjalanan eksistensial seseorang yang kehilangan arah karena keserakahan dan dosa, lalu menghadapi penyesalan, penderitaan, dan akhirnya, pencarian pengampunan atau penyucian. Suasananya gelap, penuh rasa bersalah, dan berjuang untuk melepaskan diri dari kehancuran moral.”

Benang Merah

Sementara dalam terapan musiknya, Scars the Divine yang digerakkan vokalis Faizal Prayuda, gitaris Riki Deriana dan Rizal Zaelan serta dramer Agus Sonjaya mengembangkannya berdasarkan ilustrasi yang menggambarkan penyesalan mendalam, kegelapan, kesedihan, kecemasan, serta gangguan mental yang diwujudkan melalui karakter utama, yang bertopeng babi.

“Berbeda dari materi dalam dua bagian trilogi sebelumnya, single penutup ini dirancang sebagai klimaks yang sangat dramatis. Untuk memperkuat nuansa emosional, kami menambahkan elemen musik ambience seperti strings, choir dan sad piano. Menciptakan atmosfer yang mendalam dan nyata dalam menyampaikan rasa penyesalan.”

Untuk mewujudkan ekspresinya, para personel Scars The Divine mengakui menyerap beragam referensi untuk meracik aransemen musiknya. Secara garis besar, mereka mengacu pada subgenre deathcore dengan sentuhan nuansa old school, elemen black metal, serta inspirasi dari musik anime.

“Selain itu, kami juga mengambil pengaruh dari musik ambience yang biasa digunakan dalam trailer horor, memberikan suasana yang sedih, penuh penyesalan, dan mencekam, selaras dengan tema cerita yang ingin disampaikan,” beber mereka lagi, meyakinkan.

Khusus di bagian chorus, Scars The Divine kali ini juga melibatkan musisi tamu, yaitu Novan Diputra aka Okuy Screamsick dari Glamsglory untuk menyempurnakan dan untuk memberikan nuansa yang berbeda di lagunya.

Kolaborasi itu menghasilkan lantunan chorus yang tidak hanya easy listening, namun juga sarat nuansa dan tetap berteriak, memberikan warna khas pada “Contrite” yang berbeda dibanding “Koalisi Keserakahan” dan “Fatur Brutum” misalnya.

Kolaborasi ini tidak hanya menghadirkan elemen baru dalam musik Scars The Divine, tetapi juga memperkuat identitas dan ciri khas yang ingin mereka sampaikan melalui karya tersebut.

“Perpaduan karakter vokal metalcore dari Okuy dengan aransemen deathcore kami menciptakan suasana yang unik dan khas!”

Pihak band menegaskan, “Contrite” yang digarap selama hampir satu tahun menjadi benang merah yang menghubungkan seluruh trilogi, menegaskan bahwa kekuatan skena ‘bawah tanah’ di Garut, Jawa Barat tidak bisa dipandang sebelah mata.

Dengan sentuhan khas dari Okuy, mereka yakin “Contrite” akan menjadi penutup yang kuat dan berkesan, sekaligus membuktikan bahwa skena musik Garut memiliki daya saing yang serius dalam kancah musik independen.

“Ini adalah bentuk penghargaan dan kontribusi kami untuk komunitas yang telah mendukung perjalanan musikal kami hingga titik ini.”

Tahun ini, usai perilisan “Contrite” yang bekerja sama dengan Autumnwave Records untuk pemolesan mixing dan mastering, Scars The Divine menargetkan bisa merilis sebuah album penuh yang saat ini tengah mereka kerjakan.

Meskipun proses penggarapan menghadapi tantangan, seperti kesibukan pribadi dan jarak domisili antar personel, mereka tetap berkomitmen untuk menghadirkan nuansa musik yang jelas berbeda dibanding materi-materi yang telah diperdengarkan sebelumnya.

“Sejauh ini, kami telah menyusun struktur musik dalam format guide. Namun, kami menyadari bahwa proses kreatif tidak pernah statis. Bongkar pasang pola dan penyesuaian aransemen akan terus dilakukan hingga kami mencapai hasil yang benar-benar memuaskan. Kami berharap karya ini dapat menjadi langkah baru yang lebih matang dan berkesan bagi kalian!”

Sejak 5 Januari 2025 lalu, “Contrite” bisa didengarkan dan ditonton dalam format video musik di kanal YouTube. (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts