Pada 28 September 2018 mendatang, unit hardcore punk asal Columbus, Ohio (AS), Beartooth bakal meletupkan album studio ketiganya, yang bertajuk “Disease”, via label yang telah menaungi mereka sejak 2013 silam, Red Bull Records. Dari karya rekaman terbaru ini, Beartooth telah meluncurkan tiga single pendahuluan, yakni “Bad Listener”, “Disease” dan “Manipulation”. Sebelumnya, lewat album kedua, “Aggressive” yang dirilis pada Juni 2016, Beartooth berhasil menerobos ke peringkat lima besar teratas untuk chart kategori Hard Rock, Indie dan Rock di Amerika dan Inggris.

Dan kini lewat “Disease”, vokalis dan motor utama Beartooth, Caleb Shomo tak ingin menahan diri. Tidak tanggung-tanggung, demi hasil yang lebih memuaskan, untuk pertama kalinya ia memboyong segala ide dan gagasan musikalnya ke studio Blackbird di Nashville, studio yang sebelumnya telah menghasilkan karya-karya rekaman gemilang dari Alice In Chains, Taylor Swift hingga Greta Van Fleet.

Selain itu – seperti sebelumnya – Caleb Shomo juga merekam sendiri seluruh porsi rekaman instrumen, mulai dari gitar, bass, dram dan menata sendiri soundnya (mixing). Saat ditanya oleh MUSIKERAS mengenai manfaat yang didapatkannya dari proses produksi di Blackbird, Caleb menyebut banyaknya opsi teknis yang ia peroleh untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

“Blackbird memberi banyak opsi untuk mencoba dan membuat tone yang benar-benar nyata dan ‘gila’, yang sebelumnya tak pernah saya dapatkan di studio lain. Bisa saya bilang, ini benar-benar sebuah perubahan luar biasa,” ungkapnya lewat surat elektronik yang dikirim ke MUSIKERAS.

Di Blackbird, Caleb dibantu oleh produser pemenang Grammy, Nick Raskulinecz (Foo Fighters, Rush) dalam urusan teknis. Dan di mata Caleb Shomo, Nick adalah pilihan yang sangat tepat untuk bekerja sama. “Dia sungguh sosok hebat dalam urusan musik rock. Dia sangat tahu apa yang dia lakukan, dan sangat telaten untuk membuat rekaman yang bagus, dan itu adalah salah satu hal yang paling penting yang dia persembahkan, menjadikan keseluruhan proses rekaman fokus, memastikan setiap lagu terjalin dengan baik, dan sangat membantu dalam proses pengemasan keseluruhan.”

Caleb Shomo sendiri memulai penulisan lagu untuk “Disease” sejak awal 2017 lalu. Namun sempat terhenti karena terpenggal jadwal tur, lalu mulai serius melanjutkannya pada November 2017. “Jadi saya mengerjakannya kira-kira selama setahun setengah,” ungkap Caleb lagi.

Setiap lagu yang termuat di “Disease” sendiri ditulis Caleb dengan metode yang berbeda-beda. Kerap dimulai dari ide vokal atau lirik, terkadang pula termotivasi dari ide permainan dram, gitar, atau instrumen apa pun, atau sekadar berbentuk sebuah groove atau sebuah rhythm. “Dari situ, saya langsung menyatukannya secara instrumental dan melihat apakah sesuai dengan vokal, lalu terus menguliknya sampai terasa bagus buat saya. Album ini penuh dengan luapan emosi, sangat menggila dan sarat intensitas tinggi. Sebuah album yang gelap.”

Beartooth dibentuk oleh Caleb Shomo pada 2012 silam, dan merilis album debutnya, “Disgusting” pada 10 Juni 2014. Kini formasi Beartooth untuk live diperkuat juga oleh Kamron Bradbury (gitar), Oshie Bichar (bass), Connor Denis (dram) serta mantan gitaris Like Moths to Flames, Zach Huston. (mdy/MK03)

.