Tepat setahun usai menimbulkan ‘bencana’ lewat lagu rilisan tunggal debut berjudul “Bencana” pada April 2023 lalu, kini unit deathcore asal kota Bandung, Jawa Barat ini kembali melepas serangan amunisinya yang berbahaya. Kali ini bertajuk “Resital Genosida”, yang sekaligus menjadi penanda era baru Impurity.
“Resital Genosida” yang berdurasi 2 menit 44 detik ini menceritakan tentang sebuah pertunjukan yang menampilkan situasi orang-orang yang penuh amarah. Tentang kondisi dunia saat ini yang semakin kacau, lalu membuat perayaan tentang mereka yang pernah mengalami penindasan, pembantaian, kekerasan, dan ketidakadilan, untuk bangkit dari keputusasaan dan memberontak melawan balik karena yakin bahwa ini bukan akhir dari segalanya. Secara keseluruhan, lagu itu melampiaskan pesan kemarahan, kesedihan dan perjuangan tanpa henti untuk melawan, menciptakan ekspresi yang menyentuh dan bermakna.
Tapi dari sisi musikal, kali ini Impurity yang diperkuat Dimas Mohamad Makdus (dram), Galih Seto Ratri (bass), Kaizer Nugraha (gitar), Muhammad Hafiz Hidayatullah (gitar) dan River Rais Ali Fatonah (vokal) mengusung konsep yang berbeda dibanding rilisan sebelumnya. “Resital Genosida” cenderung bernuansa hardcore yang dibalut dengan instrumen gamelan.
Riff-riff gitar disuguhkan dengan keras dan cepat agar suasana kemarahan dan perlawanan pada lagu ini semakin terasa. Karakter deathcore yang tetap dipertahankan yaitu teknik vokal scream dan guttural, ketukan blast-beat yang dibalut dengan patahan breakdown, dan dilengkapi dengan instrumen gamelan yang akhirnya berhasil mereka kemas menjadi warna baru pada band ini.
“Perbedaan yang kami bawa pada single ‘Resital Genosida’ lebih banyak membawa riff-riff hardcore, berbeda jauh dengan single ‘Bencana’ yang lebih tebal ke arah deathcore-nya. Dari segi tempo ‘Resital Genosida’ juga lebih cepat, tapi dari sisi vokal kami tidak membawa ke arah hardcore pada umumnya, tapi kami tetap membawa ciri khas vokal deathcore seperti scream dan guttural. Di single ‘Resital Genosida’ juga kami melengkapi musiknya dengan memasukkan salah satu instrumen tradisional gamelan yaitu saron yang membuat lagu ini semakin unik,” urai pihak Impurity kepada MUSIKERAS melengkapi.
Tantangan secara teknis, lanjut mereka lagi, mereka temui di terapan temponya yang cepat dan agresif. Pola itu mengharuskan mereka agak menekan emosi sedikit. Terutama di sisi vokalnya.
“Pada saat penambahan instrumen gamelan pun menjadi salah satu tantangan yang paling menarik bagi kami. Apalagi saat mencoba menggabungkan musik metal dengan alat musik tradisional. Di satu sisi kami juga harus tetap membawa warna deathcore yang menjadi roots kami selama ini. Setiap ingin bereksperimen dengan unsur musik yang lain.”
Saat penggarapan “Resital Genosida”, Impurity mengaku banyak mengambil referensi dan inspirasi musikalitas dari beberapa band seperti Knocked Loose, END, Year of the Knife, Chelsea Grin hingga Suicide Silence.
Tahapan proses kreatif saat meracik “Resital Genosida” sendiri terbilang cepat. Kurang dari satu bulan. Tepatnya saat band yang terbentuk pada awal 2023 ini sedang mempersiapkan hajatan event di salah satu kampus di Bandung. Pada saat proses latihan itulah mereka terpikirkan untuk membuat materi baru, mulai penggarapan dari proses pembuatan lirik, workshop sampai proses latihan. Setelah kerangka musik selesai terbentuk, eksekusi rekaman hingga mixing dan mastering lalu dirampungkan sendiri oleh Dimas di Sandekala Studio.
Usai perilisan “Resital Genosida”, Impurity bakal menyiapkan album mini (EP). Niat yang sudah ada dalam rencana mereka. “Sejauh ini kami sedang mematangkan konsepnya terlebih dahulu, dan sudah mulai mengumpulkan beberapa materi dan referensi. Juga ada beberapa lagu yang sudah terbentuk tapi masih dalam bentuk guide.”
“Resital Genosida” telah dilepas di berbagai platform digital sejak 24 April 2024. (aug/MK02)
Leave a Reply