Unit cadas asal Kendal barat daya, Sukorejo, Jawa Tengah ini mengibarkan konsep musik yang terbilang menarik. Sound Of The Foolish menyebutnya hardcore ‘gaya bebas’, yang dibaluti dengan ritme hiphop. Formula itu yang mereka terapkan di album mini (EP) perdananya yang bertajuk “Side To Side”.

Lima amunisi lagu yang menyesaki EP tersebut, yakni “MKP”, “Devil Stomp”, “Shaolin Style”, “Side To Side” dan “Vengeance” menyuguhkan dengan tegas apa yang mereka sebut bergerak bebas, dengan sound voice chopped ala grup hip hop legendaris asal AS, Wu-Tang Clan yang diselipkan di tiap lagu dengan makna terselubung.

Terinspirasi dari koleksi film Wu-Tang, di setiap lagu memiliki beberapa arti dan karakter masing masing. Filosofi kehidupan yang terkandung dalam tiap rima, perasaan sakit hati, kemarahan yang tidak ada habis, dendam yang masih diredam, teknik memperkuat diri supaya termotivasi agar tidak mudah menyerah. Semuanya terkemas dengan rapi dengan balutan amarah.

“Terinspirasi oleh film koleksi Wu-Tang. Mungkin kalian familiar dengan nama tersebut bukan? Ada tiga trek yang menurut kami sangat spesial dikarenakan ada makna tersendiri, dan kami mengambilnya. Yaitu ‘MKP’, ‘Devil Stomp’ dan ‘Shaolin Style’. Dan tak sampai di situ juga, kami juga terinspirasi oleh band luar seperti Rise Of The Northstar dan Kublai Khan TX,” tutur pihak band kepada MUSIKERAS, mempertegas. 

Dua band yang disebut terakhir, masing-masing berasal dari Prancis dan AS, menerapkan kombinasi hardcore, metallic hardcore, hardcore punk dan hip hop di sebagian besar garapan musiknya. 

Lebih jauh tentang mengapa mereka menerapkan konsep hardcore gaya bebas tadi, yang lantas dibaluri ritme hiphop, para personel Sound Of The Foolish beralasan, karena mereka ingin mencoba sesuatu yang baru, tapi dengan konsep yang sedikit memacu adrenalin. 

“Mungkin banyak di luar sana juga (berkonsep) hampir sama. Tapi kami mencobanya dengan racikan yang sedikit berbeda, dengan sentuhan beatdown riff mainstream, tapi enak dibuat moshpit. Lalu ketukan hiphop klasik dan terselipi oleh balutan rap. Kami juga masih sempat ragu kenapa masih menyebutnya dengan freestyle hardcore…. Tapi menurut kami adalah sesuatu hal yang unik dan menjadikan sebuah karakteristik bagi kami.” 

vokalis Aji Bayu Aristiansyah (MXDXL), gitaris Hendrik Eka Hamas, bassis Ade Iman Wicaksono dan dramer Zulfikar Tauhid Ridho (Fiki) sendiri menggarap EP “Side To Side” dengan proses yang lumayan panjang. Mereka butuh waktu setahun untuk merealisasikannya, di tengah proses gonta-ganti formasi.

“Masih ada trek yang sebagian tidak dipakai, tapi kami akan siapkan di penghujung akhir tahun. Mungkin, kami akan remake lagi dan (juga) merilisnya. Kami merekamnya dengan alat seadanya, dan bermodalkan yang penting mantap aja dulu. Yang namanya proses pasti akan indah pada waktunya,” ujar mereka optimistis. 

Dalam proses pengeksekusian EP debutnya itu, tentu saja ada beberapa tantangan bersifat teknis yang mereka alami. Mereka menyebut, misalnya di lagu “Devil Stomp” yang banyak melibatkan pola agak rumit, plus break yang mendadak, serta gaya rapping ala mereka sendiri.

“Menjadi suatu tantangan tersendiri bagi kami yang membuatnya. Tapi ini adalah trek yang menurut kami begitu spesial, dibekali dengan syair ‘berpikir, pelajari, dan buktikan’. Persepsi yang kami pegang saat proses trek ini berlangsung. Suatu hal yang tak terduga bisa mendulang progres yang agak rumit menjadi sesuatu nilai positif dan kami belum merasa puas. Semoga kami juga akan lebih refresh lagi ke depannya untuk trek atau album berikutnya.” 

Sebelum “Side To Side”, Sound Of The Foolish yang terbentuk pada pertengahan 2022 lalu ini juga sudah pernah meluncurkan karya rekaman demo berjudul “On Ya Facez” pada 1 Juni 2023 lalu. EP “Side To Side” sendiri sudah diedarkan dan dipublikasikan via Distillation Records sejak 18 April 2024. (aug/MK02)