Adopsi Bara Rock 70-an, THE FOOLISH Sentil Ego Penguasa

Jeritan distorsi yang mewakili amarah khas musik rock, telah dilampiaskan tiga musisi pejuang musik keras Tanah Air asal Jakarta ini. Sebuah lagu rilisan tunggal bertajuk “Sentimen” mereka gelindingkan ke skena independen, dengan sejumlah pesan berhawa kritikan sosial di lirik lagunya.

Di lagu tersebut, The Foolish yang dimotori Zhaki Siddiq (vokal/bass), Ravie Wardani (gitar) dan Ringgo Ilham (dram) menyentil para petinggi yang keliru menggunakan kuasanya, baik secara pribadi maupun untuk keperluan instansi. Sikap tersebut kerap mengorbankan banyak pihak yang tak bersalah.

“Orang-orang yang mengetahui sesuatu, tentang rahasia yang besar, pada akhirnya menjadi target para pendosa karena dianggap akan menjadi ancaman baginya. Kami menyebut sifat orang yang membungkam ini sebagai sifat sentimen karena menciptakan dendam kepada orang tersebut,” ujar Ringgo yang menulis liriknya, mewakili rekan-rekannya di The Foolish.

Ravie menambahkan, bahwa harmonisasi kehidupan jauh lebih penting ketimbang ego perorangan. “Dengan begitu, kita bakal tahu hikmah sila kedua yang sudah dirumuskan,” tuturnya.

“Sentimen”, disamping itu juga menyoroti makna demokrasi yang kian terkikis. Terlebih, bayang-bayang hukum yang kerap dianggap punya misteri menjadi momok bagi para pencari keadilan. Hal itulah, yang menjadi ihwal terciptanya “Sentimen”.

“Kami ingin merangkum segelintir kegelisahan lewat nada, lirik dan aransemen di dalam lagu. Iwan Fals pernah bilang, ‘Seniman itu enggak ada pensiunnya’. Jadi buat kami, nggak ada yang berhak ngelarang suara hati para musisi. Paling enggak, kita tahu cara yang elegan dalam menyampaikan sebuah pesan untuk si penerima pesan,” seru Zhaki menguatkan alasan di balik lagunya.

Penggarapan teknis “Sentimen” sebenarnya sudah dimulai para personel The Foolish sejak akhir 2021. Diawali dari pembuatan lirik, kemudian disusul dengan komposisi musik. Lalu pada Desember 2021, mereka mulai merekamnya dengan format live recording di Elephant Studio, Radio Dalam, Jakarta Selatan. Setelah itu dilanjutkan ke tahapan mixing dan mastering yang mereka garap sendiri bersama teknisi suara di tim mereka. Sayangnya, musibah kedukaan menunda perilisan tersebut. Sang engineer jatuh sakit, dan meninggal dunia pada Maret 2022. 

.

.

“Akhirnya kami memutuskan untuk merekam ulang lagu tersebut dengan perubahan aransemen di beberapa part-nya pada November 2022. Kami memilih kembali Studio 88 yang menjadi tempat dimana ‘Bigot’ direkam,” tutur The Foolish kepada MUSIKERAS, mengungkapkan. 

O ya, “Bigot” sendiri merupakan album mini (EP) The Foolish yang dirilis pada 2020 lalu. EP itu memuat lima lagu, yakni “Degradasi Moral”, “Ranah Ilusi”, “Air Mata Pena”, “Radiasi Rock n Roll” dan “I’m Not a Slave”.

Baik “Bigot” maupun olahan musik di “Sentimen”, The Foolish mengadopsi beberapa jenis musik yang bermuara pada energi rock agresif era 1970-an. Tapi bukan hanya dari segi musikalitas. Lebih jauh, karena mereka mengagumi kejujuran bagaimana sebuah karya lahir saat itu.

“Konsep rock agresif yang kami bayangkan yaitu satu kesatuan dari apa yang lagu ini bicarakan dan memadukannya dengan kemasan riff dalam porsi yang ideal. Kami kerap menganalisis sejumlah komposisi musik dari berbagai band referensi seperti Led Zeppelin, Black Sabbath dan Deep Purple. Setelah era mereka, kami cukup terinspirasi oleh beberapa suguhan dari Mötley Crüe, Wolfmother, Radio Moscow, Kadavar dan lain-lain. Jika ditelisik, ‘Sentimen’ memiliki komposisi yang lebih sederhana dibanding kelima trek dalam ‘Bigot’. Bedanya, kami lebih mengeksplorasi teknis mic-ing (todong mikrofon) dari seluruh elemen – vokal, bass, gitar dan dram – agar terdengar proporsional,” ujar The Foolish lagi, mengurai detail racikan musiknya.

Rencana ke depan, The Foolish yang sudah menggeliat di skena sejak delapan tahun lalu ini akan menelurkan album penuh dan menjalani rangkaian tur ke beberapa kota besar di Indonesia tahun ini. “Sentimen” sendiri saat ini sudah bisa dinikmati di berbagai platform musik format digital seperti Spotify, iTunes, Deezer, Youtube Music, Apple Music dan lainnya. (mdy/MK01)

.

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
exentrix
Read More

EXENTRIX: Ajak Kembalikan Rock yang Teknikal

Walau kini hanya diperkuat dua personel, namun Exentrix masih menyimpan energi rock yang meledak-ledak, seperti yang tersalurkan di karya terbarunya.