Band asal Semarang, Jawa Tengah bentukan 19 September 2008 silam ini kembali melampiaskan idealisme bermusiknya. Sejak tak lagi dinaungi label atau manajemen mana pun, kini Giga Of Spirit merasa lebih solid sebagai band, dengan kolaborasi penulisan lagu yang mandiri dan otentik. Seperti yang tertuang di lagu rilisan tunggal terbarunya, bertajuk “π-rus (We Are Virus)”.

“Materi lagu ‘π-rus (We Are Virus)’ kami buat lebih fresh, dengan mengangkat isu sosial terbaru pasca pandemi Covid-19. Secara detail konsep, sound lebih serius. Dan dimulai di lagu ini, (merupakan) yang pertama kami rilis murni hasil konsep semua member Giga Of Spirit,” cetus pihak band kepada MUSIKERAS meyakinkan.

Gagasan di balik lahirnya lagu “π-rus (We Are Virus)” sendiri mengemuka di tengah maraknya hiruk-pikuk dunia pasca pandemi. Para personelnya, yakni Antony ‘Anton’ Suryanto (dram), Muhamad ‘Hamham’ Ilham (gitar/vokal), Swastika ‘Suaz’ Larasati (bass) dan Herry ‘Kira’ Suseno (vokal) mendapat sebuah inspirasi bermusik dengan tema ‘keserakahan manusia’ sebagai sorotan utama.

“‘π-rus (We Are Virus)’ menceritakan manusia sebagai makhluk keji yang penuh nafsu dan keserakahan. Memakan dunia dan seisinya hingga molekul terkecil. Sifat manusia yang sudah banyak merugikan baik bumi, baik sesama.”

Giga Of Spirit memulai eksekusi rekaman materi lagu tersebut pada April 2023 lalu, di Strato Studio, Semarang. Mereka mengakui, saat peracikan komposisi serta aransemennya, band metal seperti Slipknot serta unit keras dari Jepang, Maximum The Hormone banyak memberi inspirasi.

Referensi musik-musik dari Jepang memang menjadi salah satu ciri khas konsep musik Giga Of Spirit. Lalu latar belakang musik yang berbeda dari para personelnya, membuat band yang pernah menjadi finalis Proudphere dan salah satu calon finalis Wacken Open Air (Jerman) ini memutuskan untuk menggabungkan beberapa unsur musik Jepang, yang dikombinasikan elemen pop, rock, metal hingga aroma nu-metal. Giga Of Spirit memberikan ciri khas musik keras berdistorsi, alunan bass bermelodi dengan ketukan dram enerjik, yang lantas disuntikkan paduan vokal scream dan growl dengan vokal yang halus. Target utama mereka adalah bisa membuat banyak kalangan di luar penikmat musik ‘keras’ bisa menikmatinya.

Japanese Rock sendiri, menurut Giga Of Spirit sebenarnya sama saja dengan music rock yang ada di dunia pada umumnya. Sebagian besar kiblat musik rock/metal dunia terarah ke Amerika dan Eropa, sedangkan Giga Of Spirit memilih kiblat musik dari beberapa band rock/metal dari Jepang. Salah satu ciri khas musik dari Jepang adalah Visual Kei. Selain tidak ada di Amerika maupun Eropa, band-band yang mengusung aliran Visual Kei tampil dengan kostum yang beraneka ragam. Begitu pula dengan aliran musiknya.

Selama berkiprah dari 2008 sampai sekarang, Giga Of Spirit telah terlibat di beberapa proyek album kompilasi dan merilis beberapa album penuh dan album mini (EP) dalam format fisik. Yang pertama EP berjudul “1st Step” yang diluncurkan pada 2009. Lalu menyusul album penuh “Listen & Insane” (juga dalam format digital) via label Absolute Rockwave Records, Meksiko pada 15 Oktober 2012. Album berikutnya, “A Hope For A New Beginning” (2014), yang kemudian dirilis ulang di platform digital pada Oktober 2022 lalu. 

Lagu “π-rus (We Are Virus)” beserta video lirik resminya sudah tayang di berbagai gerai platform digital serta kanal YouTube sejak 1 Desember 2023 lalu. Lalu setelahnya, Giga Of Spirit sudah menyiapkan lagu rilisan tunggal susulan, serta materi EP yang ditargetkan bisa rilis tahun depan. Lebih dari lima lagu bakal menyesaki EP tersebut, dan kini tinggal menyisakan tahapan mixing dan mastering. (mdy/MK01)

.