Perjalanan panjang untuk melahirkan karya rekaman baru akhirnya menemui titik ujungnya, setelah bertahun-tahun terbentur manajemen waktu serta kesibukan tiap invidu para personelnya. Dengan formasi terkininya, Godzilla melampiaskan “The Chapter of III”, sebuah album penuh yang diproduksi dan dirilis bekerja sama dengan label Maxima Music Pro.

Keseluruhan proses, mulai dari penggarapan musik, lirik, rekaman hingga tahapan akhir mixing dan mastering, menghabiskan waktu yang cukup panjang. Peracikan awalnya dimulai sekitar 2016-2017 silam, dengan formasi sebelumnya. Bahkan sempat dirilis sebuah lagu lepas berjudul “Senyawa Berdarah” pada Maret 2019. Beberapa lagu yang sudah ada lantas digarap ulang oleh dramer Novan Affandi, gitaris Amri Putradjaja Taher, vokalis Landy Kresnanto dan bassis Yusron ‘Ucon’ untuk album terbaru, sambil meracik materi lagu-lagu terbaru.

“Era Covid-19 yang juga menjadi salah satu penyebab terhambatnya proses penggarapan, aktifitas dan rekaman,” ujar pihak Godzilla kepada MUSIKERAS, mengungkap alasannya. Salah satunya terdampak di penggarapan lagu yang berjudul “Sangkakala”. Mereka mengaku merasa kurang total di trek tersebut. “Lagu paling terakhir yang kami garap musik dan rekamannya, karena kondisi kami yang kurang maksimal di era Covid-19.”

Perlahan tapi pasti, dari minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun, akhirnya berhasil juga dramer Novan Affandi, gitaris Amri Putradjaja Taher, vokalis Landy Kresnanto dan bassis Yusron ‘Ucon’ merampungkan proses produksi “The Chapter of III” pada akhir 2023 lalu. Untuk rekaman dram, mereka mengeksekusinya di Studio Venom. Sementara untuk sesi isian gitar, bass dan vokal dilakukan di sebuah studio rekaman rumahan. Termasuk tahapan pengeditan, mixing dan mastering, dimana pemolesannya dipercayakan kepada Amri.

Di “The Chapter of III”, Godzilla mengedepankan terapan riff-riff serta dentuman yang mengentak, dimana groove serta pola ketukannya bernuansa eksplosif, agresif namun juga easy listening. Album yang dilepas di dekade ketiga perjalanan karir band asal Jakarta tersebut disesaki delapan trek plus satu komposisi instrumental gitar klasik yang dimainkan secara apik oleh Ucon.

Easy listening, agresif dan old-school death metal adalah konsep musik kami. Perbedaannya, dibanding konsep dan materi di album-album sebelumnya, adalah tiap album diisi oleh personel yang berbeda-beda. “Dengan latar belakang musikalitas tiap individu yang berbeda-beda pula, membuahkan karya album yang pastinya berbeda-beda juga, mulai dari karakter sound, style lirik dan musiknya.”

Tapi untuk “The Chapter of III”, formasi Godzilla terkini mengaku sedikit banyak terpengaruh atau mengambil referensi dari karakter Swedish death metal serta death metal gaya lama, yang dibalut dengan karakter suara serta riff-riff gitar serta gebukan dram yang cenderung minimalis, namun agresif.

Sejak terbentuk pada 1993 silam, Godzilla yang sempat mengibarkan konsep death grind metal tercatat pernah merilis dua demo berisi tiga lagu berjudul “Unhumanity” (1995) dan “Rage In Fear” (1999) serta album penuh perdana, “Permanent Insane on Disfigure Government Mindless Ulcerate Decision” (2000). Pada pertengahan 2010, Godzilla kembali memuntahkan karya rekaman berupa EP bertitel “In Absentia” yang lantas dikembangkan menjadi album penuh berjudul sama, di tahun yang sama. Pada pertengahan 2015, terjadi perubahan formasi di tubuh Godzilla yang tidak berumur panjang, namun sempat menghasilkan lagu rilisan tunggal berjudul “Kolonial Serigala”.

“The Chapter of III” telah diluncurkan secara digital pada September 2023 lalu, dan akan ada sebuah pesta perilisan resmi pada 3 Maret 2024 mendatang, yang digagas oleh Lorong Hitam dan akan digelar di Black Onyx, Jakarta. (aug/MK02)

.