ABSTAIN Melampiaskan Siklus Emosional

“Berangkat dari keresahan pribadi, melalui ritme, melodi, distorsi, dan vocal yang muram sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin kami ungkapkan. Kami ingin melampiaskan amarah, kesedihan, dan kekecewaan yang kami rasakan, terutama aspek emosional melodi dan syairnya, adalah kiasan dari siklus hidup harian yang kami rasakan.” 

Uraian di atas diutarakan Abstain kepada MUSIKERAS. Band rock asal Jakarta bentukan 19 Juli 2023 ini sendiri merupakan kolektif non-hierarki, yang menyepakati kolaborasi tanpa pemimpin, dimana setiap personelnya sudah mengerti tugas serta peran masing-masing, yang sama pentingnya satu sama lain.

“Abstain adalah hobi yang kami manifestasikan ke dalam sebuah proyek musikal yang disusun dengan sabar di bawah tekanan masyarakat konservatif dan liberal. Kami adalah dekadensi dari mereka, sebuah pembalikan dari tradisi industrial yang menjijikkan. Kami mempraktikkan hidup dengan kegembiraan, menapakinya dengan penuh semangat, tanpa menyerah, namun juga tanpa tujuan,” beber mereka lagi, menegaskan.

“Kami adalah pesimis yang selalu optimis untuk menjadi pesimis. Kami adalah optimis yang selalu pesimis untuk menjadi optimis. Kami tak begitu peduli apakah akan relevan dengan orang lain atau tidak. Lagi pula kami tidak berusaha untuk menjadi relevan. Setidaknya kami bersenang-senang dan melakukannya untuk diri kami sendiri.” 

Bentuk pelampiasan dari latar belakang lahirnya Abstain tadi, lantas disampaikan lewat sebuah lagu rilisan tunggal bertajuk “Pencarian”, pada 23 Januari 2024 lalu. Seperti judulnya, “Pencarian” merupakan proses individu yang mencari sesuatu di luar dirinya untuk mengisi kekosongan. Melalui keinginan tersebutlah yang akhirnya membuat seseorang terjebak dalam siklus; pencarian-menemukan-kehilangan. 

“Orang mengingini sesuatu tujuan. Sesudah tujuan itu tercapai, dia akan menjadi asing dengan apa yang dulu dia idamkan. Dan dia mulai lagi mencari tujuan baru untuk kemudian menjadi asing kembali. Keinginan merupakan sejenis rasa sakit. Karena pencapaian manusia menuju kondisi terpuaskan akan selalu tertunda. Manusia berayun dari puas ke frustasi secara bergantian. Harapan dan kebosanan muncul dari keinginan,” papar Abstain mengungkap alasan di balik lirik lagunya.

Proses penggodokan lagu “Pencarian” sendiri diawali melalui pembuatan musiknya, lalu ke lirik. “Kami awali dari take dram, lalu gitar, bass, dan terakhir vokal. Proses pembuatan single ‘Pencarian’ memakan waktu tiga hari tiga malam, yang kami rekam di (studio) Magemasherlab, Cikarang.” 

Setelah “Pencarian”, Abstain yang diperkuat formasi vokalis Rahmad Arif Ramadhan, bassis/vokal Syaefan Tangguh, gitaris Alvino Atmaja dan Fachran Facrezy, dramer Reky Tri Kusuma serta vokalis tambahan, Azzahwa terus melakukan ‘pencarian’ ide-ide untuk karya berikutnya. Bahkan sejauh ini mereka sudah merampungkan lagu keempat dan kelima yang sudah mencapai 70%. “Kemungkinan akan kami masukkan ke dalam (album mini) EP mendatang.”

Lagu “Pencarian” kini sudah dapat didengarkan melalui platform digital Bandcamp. (aug/MK02)

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
exentrix
Read More

EXENTRIX: Ajak Kembalikan Rock yang Teknikal

Walau kini hanya diperkuat dua personel, namun Exentrix masih menyimpan energi rock yang meledak-ledak, seperti yang tersalurkan di karya terbarunya.