Fearless langsung tancap gas, walau baru terbentuk awal tahun ini. Band ini, merupakan kolaborasi lintas negara yang menyatukan musisi-musisi yang sudah mengantongi jam terbang tinggi dari Indonesia dan Malaysia.
Mereka adalah gitaris Edo Widiz (Voodoo), bassis Arya Setyadi (Godbless) dan dramer Reza ‘Rere’ Pahlevi (Grass Rock) – ketiganya dari Indonesia – serta vokalis Fathan Soetrisno (Criss X) dari Malaysia.
Kini, mereka telah merilis tiga lagu rilisan tunggal dan dipastikan bakal tampil di ajang bergengsi Rock in the Jungle 2.0 yang akan digelar di Sarawak Cultural Village, Kuching, Malaysia, pada 29-30 Agustus 2025 mendatang.
Fathan, Edo, Arya dan Rere akan berbagi panggung dengan sejumlah band rock ternama Asia seperti Loudness (Jepang), Gigi dan Kotak (Indonesia) serta Breathe in Ocean, Nicestupidplayground dan Hujan (Malaysia).
Fearless sendiri dijadwalkan tampil pada hari kedua, 30 Agustus 2025, satu panggung dengan Loudness, legenda rock dunia asal Jepang. Ini menjadi pencapaian besar sekaligus awal perjalanan internasional Fearless sebagai kekuatan baru di skena musik rock Asia.
Menyatukan Nada
Kelahiran supergrup ini bermula dari sebuah pertemuan inspiratif di festival Rock in the Jungle 2024 di Sarawak, Malaysia. Di sana, Edo Widiz bertemu dengan Fathan. Frekuensi yang sama lantas tercipta di panggung tersebut, yang membuka jalan kolaborasi lintas negara.
Sekembali ke Indonesia, Edo dan Fathan terus menjalin koneksi. Lalu bersama Arya Setyadi dan Rere, mereka pun memutuskan membentuk band baru yang diberi nama Fearless. Akronim dari nama keempat personelnya.
Dengan misi menembus pasar internasional, keempat musisi tersebut langsung merilis tiga lagu berbahasa Inggris pada 3-4 Juli 2025 lalu, yang kini sudah tersedia di seluruh platform digital. Masing-masing bertajuk “1000 Miles”, “Chaos Break the Rules” serta “Nothing Gets Enough”. Ketiganya merupakan karya dari Arya Setyadi.
Tak melupakan identitas dan basis penggemar rock di Indonesia serta Malaysia, mereka juga menciptakan dua lagu berbahasa Indonesia yang telah rilis pada 28 Juli 2025 lalu, berjudul “Dilema” yang merupakan ciptaan serta “Ku Kejar”, karya Arya Setyadi.
Funk dan Fusion
Para personel yang berada di lokasi terpisah sebenarnya menjadi salah satu kendala dalam menggulirkan karier Fearless. Fathan di Malaysia, Edo dan Arya di Jakarta, sementara Rere di Yogyakarta.
Ditambah lagi, para personel juga punya kegiatan atau kesibukan, dan juga masih aktif di band mereka masing-masing. Namun sejak awal, mereka sudah berkomitmen – terutama Fathan dan Rere – akan ke Jakarta jika Fearless membutuhkan.
Untungnya, ketika penggarapan lagu, Arya sudah memiliki materi lagu demo sehingga mempermudah prosesnya. Setelah lagu tersebut didengarkan oleh Fathan dan Rere, keduanya langsung setuju untuk menggarapnya untuk Fearless.
“Tiga materi lagu dari Arya kebetulan memang sudah dalam lirik Bahasa Inggris, sejalan dengan tujuan dibentuknya Fearless yaitu panggung internasional,” ujar pihak band kepada MUSIKERAS.
Dari materi lagu yang diberikan Arya tersebut, Edo, Fathan dan Rere lalu memberikan masukan dan sentuhan pada proses rekamannya. Begitu aransemen baru disepakati, Rere langsung rekaman dram di salah satu studio rekaman di Jakarta. Begitu juga dengan Fathan yang terbang ke Jakarta selama proses rekaman vokal.
Usai merampungkan tiga lagu dalam Bahasa Inggris, Fearless merasa tetap perlu memiliki lagu dalam Bahasa Indonesia untuk pasar Indonesia dan Malaysia. Maka Rere dan Arya masing-masing menyumbangkan satu lagu lagi yang menggunakan lirik Bahasa Indonesia untuk digarap bersama.
“Boleh dibilang, Fearless menerapkan technical hard rock dengan sentuhan pop, funk dan fusion. Yang membedakan atau sisi unik dari band Fearless, adalah semua karya atau lagu mudah dicerna. Easy listening. Namun dari sisi musik banyak muatan edukasi,” tutur mereka, mengungkap konsep musikalnya.
Tapi khusus di lagu “Chaos (Break The Rules)”, diakui para personel Fearless sebagai karya yang paling menantang eksekusinya saat rekaman. “Karena dari lima single Fearless, lagu inilah yang paling banyak menerapkan kombinasi genre, teknik dan harmoni.”
Fearless juga menyebut empat band rock mancanegara, yakni Extreme, Mr. Big, Van Halen dan Tool sebagai sumber inspirasi utama musiknya.
Walau telah meluncurkan lima lagu, Fearless rupanya tidak langsung puas. Sepulang dari dari Kuching, Sarawak pada akhir Agustus nanti, mereka telah mencanangkan akan kembali menggarap album, dan ada kemungkinan kerja sama dengan salah satu label internasional. (mdy/MK01)