Kereta Luncur meluncurkan EP bertajuk “Satu” yang berbicara tentang eksistensi, pergerakan, euforia dan penyatuan identitas. Sebuah karya yang bukan sekadar rilisan musik, namun merupakan tumpahan emosi dan pengalaman para personelnya selama beberapa tahun terakhir.
Tiap lagu dalam EP ini bisa merepresentasikan emosi yang berbeda—tapi semua berkumpul dalam satu wadah. Satu EP, satu cerita besar yang utuh.
“EP ‘Satu’ adalah EP yang kami buat dengan perjalanan hidup kami masing-masing sebelum dipertemukan kembali di band ini,” tutur pihak band kepada MUSIKERAS, mengungkap latar belakang penggarapan albumnya itu.
“Banyak kejadian dari hal pribadi sampai hal-hal lain yang membuat kami harus menulis di lirik lagu-lagu kami, seperti rasisme, kesedihan sampai ke persahabatan.”
Muatan lirik itu pula yang menurut mereka, menjadi pembeda Kereta Luncur dengan band-band di ranah punk rock umumnya.
“Kami membawa identitas kebersamaan ke dalam lirik, serta berani bereksperimen lewat satu track akustik. Jadi ‘Satu’ bukan sekadar rilisan musik, tapi kami juga meneriakkan tentang eksistensi, pergerakan dan persatuan identitas.”
Ya, di EP berisi lima trek tersebut, terselip satu komposisi akustik bertajuk “Hello”, yang merupakan versi lambat dari lagu berjudul sama yang ditempatkan di trek awal.
Menurut mereka, “Hello” adalah sapaan hangat, ajakan nostalgia, dan selebrasi persahabatan yang tak lekang oleh waktu. Dengan irama akustik yang sederhana namun menyentuh, lagu tersebut mengajak bernyanyi, bersulang, dan mengenang masa lalu bersama teman-teman lama yang rindu momen kebersamaan, obrolan panjang, dan tawa bersama.
“Lagu akustik yang benar-benar kami bereksperimen langsung saat di studio. Mulai dari rekam vokal yang dramatis, atau feel music yang dikulik langsung, membuat isi otak kami semua berputar karena berpacu dengan waktu yang terbatas.”
Selain “Hello”, EP pertama Kereta Luncur itu juga diriuhkan oleh komposisi berjudul “Bergerak”, “Berpesta” dan “Satu”.
Di “Hello” versi ‘full band’ sendiri, menurut bassis dan vokalis Anwar Rasyid (Ochit), gitaris Muhammad Assri (Tebo) dan Erwandaru Septiano (Ncek) serta dramer Sonny Darmawan (Sons) ini merupakan lagu perkenalan yang langsung menghantam.
Mengombinasikan dentuman dram cepat, garukan riff gitar yang tajam, dengan lirik yang bersemangat.
Berpesta, Reflektif
Khusus “Berpesta”, disebut oleh Kereta Luncur sebagai lagu yang pertama kali mereka ciptakan, sehingga penggarapannya cukup menantang. Bertempo cepat namun bernuansa bahagia.
“Salah satu lagu yang kami garap pertama kali saat briefing dan kami rekam juga paling belakangan. Karena dari unsur musik, cepat dan padat,
serta isian-isian dari gitar yang paling lama, karena kami ingin musik ini paling padat dan bisa sampai ke pendengar dengan tegas.”
Dengan beat cepat dan chorus yang bisa diteriakkan ramai-ramai, lanjut Kereta Luncur, lagu ini anthem buat mereka yang hidup tanpa rem tangan. “Berpesta” adalah bentuk perlawanan.
“Lo punya hak buat bahagia, dan nggak ada yang boleh larang itu,” seru mereka.

Komposisi “Satu” yang dijadikan judul EP dinobatkan Kereta Luncur sebagai lagu yang paling reflektif, tapi tetap keras dan mengakar. Sebuah lagu yang bicara soal persatuan. Bukan dalam arti klise, tapi tentang menyadari bahwa di tengah perbedaan dan kebisingan, kita semua tetap bagian dari sesuatu yang lebih besar.
“Ini adalah perenungan setelah teriak. ‘Satu’ bukan akhir, tapi pengingat bahwa meski kita beda suara, kita bisa satu tujuan.”
Kereta Luncur mulai digeliatkan pada 6 Desember 2024 lalu, dan langsung menggeber paham punk rock dengan dentuman keras dan cepat, serta juga lirik yang semangat mengajak bernyanyi bersama.
Sedikit banyak, band ini memadukan pengaruh dari band-band gesit mancanegara macam NOFX, MXPX, Rufio, Hi Standard hingga Totalfat.
Pemilihan nama ‘Kereta Luncur’ sendiri didasari filosofi bahwa kereta jalannya cepat, seperti musik yang mereka mainkan. Sementara ‘luncur’ merupakan doa yang berharap semua kebaikan selalu menyertai dan tidak menemui rintangan yang berarti.
“Bisa dibilang, ‘santai dalam perjalan tetapi selalu ada doa yang disematkan,” cetus mereka.
EP “Satu” bisa digeber via berbagai gerai digital streaming sejak pertengahan Agustus 2025 lalu. (mdy/MK01)