MAIVE: ’Bloodshot’ untuk Luapkan Kemarahan

Gebrakan kedua MAIVE, kali ini dilampiaskan lewat “Bloodshot”, sebuah ungkapan luka yang dalam, sebagai pemanasan menuju album mini (EP).
maive
MAIVE

MAIVE melanjutkan perjalanan karir solonya lewat lagu rilisan tunggal terbaru bertajuk “Bloodshot”, yang masih kental menyuguhkan komposisi modern rock.

Karya rekaman keduanya ini kembali menunjukkan sisi emosional yang menggambarkan kerasnya realitas hidup dan pertempuran batin manusia dalam menghadapi dunia yang kerap kali tak adil.

Sebelumnya, Verissty Anandita – nama asli MAIVE – memulai gebrakannya lewat lagu debut bertajuk “Mother Angels” yang diluncurkan pada 18 September 2025 lalu.

MAIVE sendiri, sebelumnya juga dikenal sebagai vokalis band Sydera sejak 2013 silam. Kini ia kembali ke industri musik dengan energi baru melalui karya rekaman yang sangat personal.

Kendati berformat solo, namun MAIVE memastikan aransemen lagunya tetap kental bernuansa ‘band’. Karena bagaimana pun, ia memulai segalanya dengan bergabung dalam sebuah band.

“Sehingga pada saat saya memutuskan untuk menjadi solois dan menggunakan nama MAIVE, musik yang saya buat dan saya sampaikan kepada pendengar tidak menonjolkan diri saya sendiri sebagai solois,” tuturnya kepada MUSIKERAS, meyakinkan.

“Tapi saya juga mengusung musikalitas tinggi yang saya buat terhadap aransemen yang lain,” tambahnya.

Ia juga bahkan tidak terlalu memusingkan ke arah mana inspirasi atau referensi untuk peracikan aransemen lagunya.

“Saya menulis lirik dan notasi di lagu ‘Bloodshot’, tidak ada referensi apapun. Saya hanya mengikuti aransemen yang sudah dibuat oleh produser.”

Lebih lanjut, MAIVE mengungkapkan bahwa penggarapan aransemen musik “Bloodshot” yang dibalut paduan pop punk dan alternative rock tersebut, sebenarnya sudah dibuat sejak 10 tahun lalu, oleh Ayub Sholihien dan Seftian Isnan sebagai produser.

Pada 2021, MAIVE lantas bekerjasama untuk meneruskan penggarapan lagu berdurasi 02:17 itu, dimana saat itu belum dilengkapi notasi vokal, lirik, dan bahkan judul lagu.

“Untuk proses penulisan lagu hanya memakan waktu 15 menit dan proses rrekaman sendiri hanya menghabiskan waktu dua hari.”

maive

Let It Be

Di lirik lagu “Bloodshot”, MAIVE menumpahkan keprihatinan tentang bagaimana dunia ini tidak adil terhadap satu sama lain.

Di kota besar ini, manusia harus berjuang sendirian untuk meraih segala hal yang diinginkan, sementara tak ada yang peduli dengan apa yang dirasakan dan apa yang sedang dihadapi.

“Pada akhirnya, hidup kita hanyalah seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja dan di mana saja,” ujar MAIVE menyimpulkan.

Lagu ini membahas tentang rasa sakit emosional dan penderitaan akibat kesedihan, beban, serta patah hati. Kelelahan yang dialami bisa menimbulkan penderitaan fisik, tekanan mental, dan trauma.

“Kemarahan dan amarah yang aku bawa dalam lagu ini adalah simbol dari kerentanan manusia menunjukkan bahwa kita bisa menjadi rapuh karena harga dari hasrat, peperangan, dan cinta.”

Melalui lagu ini, MAIVE ingin orang-orang dapat meluapkan amarah mereka, agar terhindar dari konflik batin dan emosi yang terpendam. Menghindari konflik batin bagi mereka yang sedang berjuang melawan trauma kehidupan.

Let it be, accept it, but transform it to be something beautiful for your own good.”

“Mother Angels” dan “Bloodshot” yang diedarkan via label FireFly Records tersebut mengawali eksplorasi musikal MAIVE, sebagai pemanasan menuju perilisan EP.

Saat ini, ia tengah merampungkan proses rekaman untuk beberapa lagu yang bakal melengkapi EP tersebut, yang rencananya bakal diletupkan awal tahun depan. (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
exentrix
Read More

EXENTRIX: Ajak Kembalikan Rock yang Teknikal

Walau kini hanya diperkuat dua personel, namun Exentrix masih menyimpan energi rock yang meledak-ledak, seperti yang tersalurkan di karya terbarunya.