Gerombolan penebar teror super bengis, yakni BVAS (Surabaya), Neurosesick (Malang), Grace (Tulungagung) dan Berandalan (Kediri) telah mengumumkan bakal menginvasi beberapa kota pilihan yang tersebar di Pulau Jawa. Tur tersebut bertajuk “Eastern Hell Java Tour 2017”, dan didukung penuh oleh label rekaman independen kawakan asal kota Kediri, Resting Hell. Sejauh ini belum ada detail mengenai kota-kota yang bakal mereka terjang. Keempat band berbahaya tersebut hanya mengingatkan agar jangan lengah dan terus menyimak infonya di akun Instagram atau media sosial lainnya dari masing-masing band.

Tiga dari komplotan band tersebut kebetulan telah memiliki amunisi karya rekaman yang bakal mereka geber dalam tur tersebut. Justru bisa dibilang, modal itulah yang menjadi agenda, yang sengaja dikemas untuk tur bersama. Di sini, Neurosesick adalah band yang terlebih dahulu melepas album baru dengan aroma hardcore/punk yang catchy sekaligus penggugah amarah, yang berjudul “Sic Semper Tyranny”, telah diedarkan ke dalam format CD dan kaset. Disusul oleh Grace dengan album debut berjudul “No Heaven No Hell” yang telah dirilis dalam kepingan CD, dimana mereka melepas riff-riff kegelapan yang semakin bernyawa.

BVAS adalah band ketiga yang telah meluncurkan album mini berformat CD bertajuk “Muara Murka” yang berhasil membuat sebuah konsep stoner rock dengan kemasan heavy metal yang berbahaya. Berandalan sendiri bukannya tak punya karya. Band ini kini tengah menjalani proses merealisasikan album debutnya, dengan materi-materi lagu yang berkiblat pada kejayaan stoner rock yang kencang.

BVAS sendiri sudah pernah kami ulas di MUSIKERAS, setelah meluncurkan single berjudul sama dengan albumnya, “Muara Murka” via Resting Hell, pasa Juni 2017 lalu. Buncahan lirik di “Muara Murka” sendiri, menurut Bayu (vokal), Ade (gitar), Prass (gitar), Heru (bass) dan Fadly (dram) adalah menyoroti realita kehidupan yang ada sekarang, dimana semakin banyaknya orang mengobral gaya bicara yang berujung pada tingkat kepalsuan yang tertutupi oleh sajian intelektual.

Di album “Muara Murka”, BVAS melampiaskan tiga lagu baru, masing-masing bertitel “Retorika Dosa”, “Tikam Menikam” dan tentunya, “Muara Murka”. Tapi khusus “Tikam Menikam”, sebelumnya BVAS sudah sering menggebernya di tiap gigs ataupun video live session pada 2016 lalu.

BVAS sendiri mengarahkan konsep musiknya ke pola permainan yang cenderung lebih heavy dengan teriakan vokal serta lontaran sound atau riff-riff yang beringas, dimana ‘nyawa’-nya banyak terserap dari band-band panutan mereka seperti Down, Motorhead hingga Crobot.

BVAS mulai menggelinding pada 2013, yang berawal dari sebuah side project, dimana konsep musiknya berbeda dibanding band asli dari masing-masing personel. Bayu berasal dari band Fraud yang berpaham hardcore, lalu Ade dari Boy Horror dengan karakter hardcore/punk, Prass (Fear) menganut genre crossover/thrash metal), Heru (The Sinners) dengan d-beat/punk dan Fadly (Humanure) yang terkontaminasi grindcore. Laju BVAS terbilang sangat cepat. Karena pada 2014, mereka sudah berhasil melesatkan album mini perdana bertajuk “Agresi” yang dirilis via Radioactive-Force. Album tersebut mendapat respon positif, terjual habis hanya dalam hitungan kurang lebih satu bulan. (MK01)