Pejuang black metal dari Desa Sukatani dengan konsep kearifan lokal ini kembali menggeliat di skena ‘bawah tanah’. Menamakan dirinya Vlaar (baca: ular), dengan ruh yang kurang lebih sama dengan Bvrtan, band sepaham asal dari Depok. Kemarin (6/6), mereka baru saja melepas album baru bertajuk “Blekmetal” via label independen Blackandje Records.
Vlaar sendiri bukan nama baru sebenarnya, karena sudah diproklamirkan kehadirannya sejak 2012 silam. Bahkan tahun itu juga, mereka merilis album debut berjudul “S.A.T.R.V”. Melalui karya rekaman tersebut, Vlaar seolah-olah meludahi modernitas musik metal yang semakin trendy dan kembali ke akar musik black metal, yaitu thrash metal dan punk rock yang dibalut bebunyian rekaman era 1980-an. Pengaruh berat dari Venom, Celtic Frost, Iron Maiden terdengar di mana-mana dalam materi album tersebut.
Sedangkan di lirik lagunya, Vlaar bercerita tentang kehidupan masyarakat urban yang masih sangat relevan hingga hari ini. Tidak heran jika “S.A.T.R.V” yang hanya dicetak sebanyak 212 keping habis terjual dalam waktu singkat dan menjadi buruan para kolektor album rekaman fisik. Seperti halnya Bvrtan, Vlaar tidak gemar melakukan promosi di luar komunitasnya. Mereka hanya menikmati kiprahnya di lingkungan musik bawah tanah dan cenderung membatasi pendengar mereka. Namun ada perbedaan jika dibandingkan dengan Bvrtan, dimana Vlaar tidak menolak jika harus melakukan performa live.
Sayangnya, Vlaar yang memilih menyamarkan identitas asli mereka (pseudonym) dengan menggunakan nama Kvli Arit (vokal/gitar), Wali Cerai (bass) dan Menantv Biadab (dram), sempat menghilang sekian tahun tanpa kabar. Namun tiba-tiba mereka kembali bermain live dan mengabadikan momentum tersebut dalam album mini (EP) “Pemvja Setan Live” (2022) yang dirilis oleh Blackandje Records. Sejak itu, trio ini pun akhirnya getol menulis lagu sebagai amunisi untuk album berikutnya.
Di “Blekmetal”, Vlaar melampiaskan sembilan lagu berbisa yang direkam di House of Darktones Studio, Jakarta pada 23 April 2023 lalu. Ya, proses rekamannya memang berlangsung hanya dalam sehari karena dieksekusi setengah live untuk menghindari penggunaan metronom. Alasan menerapkan itu agar dapat menangkap energi musikal Vlaar lebih baik di era yang serba digital. Bagi mereka, penggunaan metronom akan membuat lagu-lagu menjadi kurang ‘bernyawa’. Sang penggebuk dram, Menantv Biadab menganggap cara itu sebagai highlights selama penggarapan album. “Pengalaman pertama rekaman album secara live,” ungkapnya sambil tertawa.
.
.
Pemilihan judul album sebagai kesimpulan tema cerita dari semua lirik lagunya pun terbilang unik, menghibur sekaligus mencerahkan walau disampaikan secara ‘gelap’. “Blekmetal adalah penyimpangan dari black metal versi lokal. Apabila bicara black metal saya mengambil pendapat versi Euronymous bahwa semua lagu ke666elapan penyembah setan adalah black metal. Mau musiknya koplo tetapi bila berkomitmen penuh dengan ke666elapan secara lirikal maupun attiitude, maka bisa dibilang itu sebagai black metal juga,” cetus Kvli Arit mengurai filosofi musiknya.
O ya, Euronymous yang disebut Kvli di atas adalah nama samaran Øystein Aarseth (22 Maret 1968 – 10 Agustus 1993), gitaris band pionir paham black metal dari Norwegia, Mayhem.
Lebih jauh, Kvli membeberkan bahwa inti cerita di album “Blekmetal” bervariasi. Karena secara lirikal, merupakan sesuatu yang ia lihat dan amati sendiri. “Salah satu contohnya seperti lagu ‘Caleg Pvnk’ yang bercerita tentang so called anak punk yang tiba-tiba wajahnya ada di baliho menjadi caleg. Atau di lagu ‘Di Bawah Sinar Rembvlan’ yang bercerita tentang album-album dari band so called black metal yang wajahnya ‘cemong-cemong’ tetapi di dalam sampulnya mereka menulis ‘thanks to Almighty God’.”
Sang pencabik bass, Wali Cerai lalu menambahkan, “Blekmetal secara keseluruhan adalah attitude. Komposisi ugal-ugalan, liar tapi sopan layaknya isu atau tematik yang diangkat di dalam setiap lagu. Manisfestasi potret pemikiran simpel kami sejauh memandang sesuatu.”
Lalu untuk musiknya, Vlaar bisa dibilang mengeksplorasi sub-genre heavy metal yang tidak umum di skena musik cadas Indonesia. Mereka seperti mencoba menyegarkan memori kita kembali ke era di mana black metal belum bermetamorfosa menjadi suatu genre. Prototipe black metal yang masih kental bauran antara thrash metal, punk rock dan rock and roll. Dan khususnya di “Blekmetal”, mereka semakin bebas berevolusi, menyuguhkan komposisi-komposisi yang lebih heavy dibanding “S.A.T.R.V.”.
“Ada part tertentu yang akan menjadi reminder bagi yang mendengarkan untuk mengambil tindak headbanging sempurna dan seutuhnya, yang bisa menjadi anthem baru bagi yang merasakan dan jenuh dengan suguhan yang biasa. Oke, kami tidak berbicara untuk menjadi band yang paling menghibur (…atau true!) atau tentang sesuatu yang fresh, karena kami pun tidak peduli dengan sesuatu yang baru dan semua itu,” seru Wali Cerai mencoba meyakinkan.
Dan lagu yang paling menonjol dari album “Blekmetal” adalah lagu “Sumpah Darah”, dimana Kvli Arit menerapkan tekni bernyanyi dengan vokal clean, bukan bergaya scream seperti yang diterapkan di lagu-lagu lainnya. Lagu tersebut bagaikan kapsul waktu yang menggiring audiens kembali ke masa keemasan heavy metal era 1980-an.
“Karena lagu ‘Sumpah Darah’ adalah lagu black metal, bukan ‘blekmetal’. Dan (menggunakan) clean vocal agar pesan yang disampaikan terdengar lebih jelas. Serta sebagai sebuah lagu tribute dari kami kepada genre black metal yang telah menginspirasi Vlaar dalam bermusik dan menyia-nyiakan waktu demi ‘andergron’. Bisa diperhatikan juga bahwa lagu ‘Sumpah Darah’ adalah satu-satunya lagu yang tidak mengganti huruf ‘u’ di album ‘Blekmetal’,” ungkap Kvli Arit sebagai penulis lagu utama di Vlaar.
Ilustrasi sampul album “Blekmetal” memiliki makna simbolis. Gambar ular berkepala tiga yang melilit kepala seekor kambing dan menutup satu matanya merupakan representasi dari tiga genre utama yang mengerucut sebagai cikal bakal black metal. Visualisasi ilustrasi tersebut digarap oleh Morrrgth, yang juga pernah menggarap sampul album untuk band Rajasinga dan Forgotten. Sedangkan ilustrasi sampul belakang dipercayakan kepada Oik Wasfvk, yang juga pernah berkontribusi untuk raksasa black metal Swedia, Watain.
Selain diedarkan di berbagai Digital Streaming Platform (DSP), versi fisik “Blekmetal” juga bakal dijajakan dalam format fisik (CD) bersama produk cinderamata (merchandise) pada 25 Juni 2023 mendatang. Selain lagu-lagu yang sudah disinggung di atas, “Blekmetal” juga beramunisikan “Sang Mvsisi Andergron”, “Anton Blekmetal”, “Satanikasbon”, “Walikota Blekmetal”, “Gvrv Horrorer” dan “Lagv Blekmetal”.
Kvli Arit berharap mereka bisa, ‘Memasyarakatkan blekmetal dan memblekmetalkan masyarakat’ lewat “Blekmetal”. “Semoga teman-teman yang mendengarkan ‘Blekmetal’ menjadi Blekmetal,” ujar Menantv Biadab menimpali. Lalu Wali Cerai ikut memprovokasi; “Dengarkan saja Vlaar ‘Blekmetal’ dan… bang your fuckin’ head!” (*/MK03)
.
.
Leave a Reply