“Rona Pembunuh Batin” dan Kemuakan RINGAM

Berangkat dari skena kecil di Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, band cadas ini lahir untuk memenuhi dahaga di daerahnya. Terutama di musik metal yang dirasakan Ringam kurang tersalurkan kreativitasnya, akibat kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Keresahan itulah yang akhirnya mereka lampiaskan lewat sebuah lagu rilisan tunggal debut bertajuk “Rona Pembunuh Batin”. Liriknya menggambarkan rasa muak atas dinding yang membatasi laju proses kreatifitas.

“‘Rona Pembunuh Batin’ sendiri merujuk ke rasa resah dan muak terhadap lingkungan yang bisa dibilang ‘kurang suportif’ terhadap musik-musik metal, sehingga banyak ide atau gagasan yang (akhirnya) hanya jadi wacana belaka,” umbar pihak Ringam kepada MUSIKERAS, mengeluhkan.

Ringam yang digerakkan formasi Aldi Tri Saputra (vokal), Wahyu Bima Santoso (gitar), Bagus Muhammad Abduh (bass) dan Suwarto (dram) menggarap produksi rekaman “Rona Pembunuh Batin” secara mandiri di Graha Taruna Sriwijaya, Indralaya. Proses kreatifnya menghabiskan waktu selama kurang lebih sebulan, mulai dari proses bertukar pikiran dan berdiskusi hingga tahapan terakhir, yakni pelarasan suara keseluruhan (mastering).

“Lirik sepenuhnya ditulis oleh Aldi Tri Saputra, sementara untuk instrumen lain dikerjakan oleh masing-masing personel. Dari segi sound, ‘Rona Pembunuh Batin’ sepakat untuk dipadukan dengan produksi suara yang berada di antara raw dan modern, yang dirasakan dapat menyalurkan agresi rasa amarah dan menjadi pelengkap terhadap lirik-lirik kritisnya. Ringam juga berkolaborasi dengan desain visual lokal yaitu Abstract Volume sebagai desainer sampul digital ‘Rona Pembunuh Batin’,” ujar pihak band mengurai proses produksinya.

.

.

Umpatan lirik yang sarat ketidakpuasan diantarkan Ringam lewat geberan distorsi metal yang bisa dibilang groovy, yang sedikit banyak memadukan referensi dari band-band dunia seperti Lamb of God dan Gojira. Groove metal, bagi band ini, justru membuat konsep musik mereka unik, dan cukup berbeda jika dibandingkan dengan sub-genre heavy metal lainnya. Paham ini tidak hanya sangat menyenangkan didengar, namun juga sangat mudah membuat audiens mengayunkan kepala (headbang) ketika mendengarkannya.

“Ditambah lagi, di skena kami belum ada yang mengusung genre seperti ini sehingga akan membuat semakin variatif genre band-band yang akan tampil di sebuah gig atau pertunjukan-pertunjukan musik. Tantangan yang kami hadapi dalam memainkan musik dengan genre seperti ini, adalah kami harus terbiasa dengan teknik galloping dan ketukan yang agak unik dibanding aliran metal lainnya.”

Sejauh ini, bukan hanya “Rona Pembunuh Batin” yang menjadi amunisi Ringam untuk menggempur dan memanaskan skena di daerahnya. Mereka menargetkan bisa merilis album mini (EP) akhir tahun ini, yang direncanakan bisa memuat lima lagu. Beberapa di antaranya bahkan sudah mulai digarap.

“Yang menarik dari EP ini, adalah pemilihan sound serta karakter vokal yang kami rasa tidak biasa untuk musik dengan intensitas riff yang padat dan tempo yang cepat, layaknya ‘Rona Pembunuh Batin’. EP pertama ini merupakan perwujudan dari apa yang para personel dengar dan musik-musik yang menginfluens mereka. Dengan kata lain, EP pertama ini merupakan perwujudan personal dari masing masing personel Ringam. As long as it’s still fun, just rock it!”

“Rona Pembunuh Batin” sendiri sudah diluncurkan ke berbagai platform digital sejak 24 Mei 2023 lalu. Namun visualisasinya dalam format video klip baru ditayangkan pada 22 Agustus 2023. (mdy/MK01)

.

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts