Lantaran terkendala masalah teknis dalam menyiapkan video musiknya, akhirnya unit metalcore asal Banda Aceh, TremorRage harus menggeser jadwal penayangan visualisasi dari lagu rilisan tunggal mereka yang bertajuk “Black Snow”. Lagu ini sudah beredar secara resmi di platform digital sejak 3 Maret 2023 lalu, tapi video musiknya akhirnya baru bisa dipertontonkan pada 1 Januari 2024 lalu. 

Konsep animasi yang ternyata sangat rumit penggarapannya menjadi salah satu alasan terbesar yang membuat video “Black Snow” tertunda. Padahal jika mengacu ke rencana awal, band yang dihuni Ayed Qodri (gitar), Teuku Romel (dram), Teuku Oliya (gitar), Ferry Andria ‘Klart’ (vokal) dan Jafri Hasman (bass) ini telah mencanangkan bisa meluncurkan videonya pada Agustus 2023 lalu.

“Sebenarnya wacana pengerjaan video musik ini sudah ada pembahasan sejak Februari, pada saat lagu ‘Black Snow’ itu sendiri masih dalam proses mixing dan mastering,” ujar TremorRage kepada MUSIKERAS, mengungkap rencana awalnya.

Tapi bagi TremorRage, perubahan rencana tersebut tak bisa dihindari karena memang dilatari keinginan mereka untuk mengeksplorasi hal-hal baru di “Black Snow”. Selain itu, juga merupakan proyek pertama bagi band bentukan 6 Juni 2018 tersebut. Dan konsep animasi itu sendiri, juga merupakan hal serta tantangan yang baru bagi TremorRage.

“Karena untuk konsep animasi itu sendiri sudah tentu beda cara bekerjanya. Banyak kendala dalam waktu pengerjaan. Contohnya dalam hal ilustrator, ternyata luar biasa rumit. Dan pada saat pengeditan juga sama rumitnya. O ya, dalam proyek ini kami menggaet Rahmat Mulia (editor) dan Huda (ilustrator) dari komunitas Akar Imaji.”

Melalui “Black Snow”, TremorRage mencoba menceritakan sebuah fenomena atau kejadian pada akhir zaman kelak, yaitu Ad-Dukhan, yang dalam ajaran Islam bermakna ‘kabut’. Kejadian tersebut disinyalir akan terjadi sebelum datangnya kiamat besar, dimana nantinya pada saat itu bumi akan dikelilingi oleh kabut yang sangat mengerikan.

Untuk materi audio lagu “Black Snow” sendiri, proses rekamannya digarap TremorRage selama sebulan penuh. Dieksekusi di VOX Music Studio, milik Oliya, gitaris TremorRage. Tapi materi lagunya sendiri sebenarnya sudah lama tersimpan di arsip band, hanya belum dirapikan. termasuk untuk penuturan liriknya. 

“Proses pembuatan ‘Black Snow’ ini kami lakukan semuanya secara mandiri. Nah karena mandiri, di sini sangat berasa yang namanya uang kas band, hahaha…. Alhamdulillah dari kas band itu dapat menutup semua pengeluaran untuk biaya produksi.” 

Sebelum “Black Snow”, TremorRage sudah pernah merilis dua album penuh, yaitu “Trigger Mouth” (2018) dan “Titik Balik” (2019), serta sebuah album mini (EP) berjudul “Ragecycle” (2021). Tapi dari segi konsep musikal, TremorRage sedikit melakukan perubahan di “Black Snow”, dibanding karya mereka sebelumnya. Mereka sepakat untuk mengeksplorasi lebih jauh musik TremorRage di lagu tersebut.

Secara garis besar, ada beberapa bagian yang mereka sebut beraroma ‘metal-metal harmonic’, seperti  irama-irama kolosal yang dipadukan dengan pukulan-pukulan riff American metalcore. Dan di lagu ini juga mereka mecoba memberi sebuah pesan yang sebenarnya tidak tersirat, bahwa lagu yang sing along tidak melulu harus di bagian-bagian vokal di reff saja.

“Bahkan dari riff gitar atau dari lead gitar pun kita juga bisa untuk sing along. Kalau dibandingkan dengan single-single kami sebelumnya, contoh jika kita bandingkan dengan album kedua kami, yaitu ‘Titik Balik’, dari segi sound juga sangat terasa perubahannya. Mungkin karena gear sudah update, dan VOX Studio juga sudah ada software yang lebih update. Dan di musik ‘Black Snow’ ini, sedikit lebih down-tempo sebenarnya, dan part-part hitungannya sudah tidak terlalu banyak. Tingkat kerumitan juga agak dikurangi. Justru di album ‘Titik Balik’ banyak lagu yang rumit. Tetapi kami mencoba untuk meramu fomulanya, bagaimana lagu tidak telalu berat, tetapi tetap menghantam. Oleh karena itu lahirlah ‘Black Snow’.” 

Saat penggarapannya, para personel TremorRage mengombinasikan banyak referensi dan style dari band-band dunia yang mereka dengarkan. Di antaranya seperti Bleed From Within, Jinjer, Sleep Token, Epica, Chimaira, Pantera, Motörhead, Slayer hingga Parkway Drive, serta inspirasi-inspirasi dari beberapa film perang kolosal fantasi macam “Lord of the Ring”, “Pirates of the Carabian” dan “The Hobbit”.

Tremorrage yang pernah masuk 10 besar terbaik di ajang “Dare To Be The Next Superstar” (2022) besutan Supermusic, saat ini tengah menyiapkan materi album penuh yang ketiga. Sejauh ini sudah ada empat lagu yang telah terekam, termasuk “Black Snow”. Target keseluruhan bakal ada 10 lagu dan diharapkan bisa rampung tahun ini juga. (mdy/MK01)

.