Unit black metal yang berasal dari Bandung, Jawa Barat ini kembali meneruskan petualangannya di kegelapan. Tepat pada peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2024 lalu, Khalasirna merilis lagu tunggal terbaru yang berjudul “Delusion”.

Lagu tersebut, kata band bentukan 2019 lalu ini, merupakan eksplorasi mendalam tentang krisis eksistensial yang seringkali dialami manusia modern.


Dengan lirik yang puitis namun penuh makna, “Delusion” mengajak pendengarnya untuk merenung tentang makna hidup, tujuan keberadaan, dan perasaan terisolasi di tengah hiruk pikuk dunia. Musiknya yang intens berbalut riff keputusasaan semakin memperkuat pesan mendalam dari lagu tersebut. 

Thinking about the meaningless of his existence. With aimless silence.
Conflicting between logic and belief… Bloody howls of dissatisfaction

Petikan lirik di atas menggali keadaan krisis eksistensial yang mendalam. Penulis merasa terisolasi, mempertanyakan dasar-dasar keberadaan, dan bergulat dengan persepsi kemunduran dunia. Ada arus bawah nihilisme dan keputusasaan yang kuat, merasa terjebak di antara logika dan iman, tidak dapat menemukan ketenangan atau makna. 

Karena “Delusion” diluncurkan bertepatan dengan hari ulang tahun Republik Indonesia yang ke-79, lirik lagu itu juga dikerahkan sebagai ungkapan kritik yang tajam terhadap kompleksitas dan kontradiksi pengalaman modern Indonesia. Menangkap perasaan kekecewaan, keputusasaan, dan kerinduan akan sesuatu yang lebih berarti di tengah perubahan cepat dan tantangan sosial. Isolasi dan perasaan tidak berdaya individu mencerminkan perjuangan kolektif sebuah bangsa yang bergulat dengan identitas dan masa depannya. 

Vokalis dan gitaris Andi Lazuardy, menuturkan bahwa “Delusion” merupakan sebuah karya yang berani dan jujur, yang tidak takut untuk mengangkat tema-tema berat dan kompleks.

“Lagu ini merupakan bukti bahwa musik dapat menjadi sarana yang kuat untuk mengeksplorasi kedalaman jiwa manusia,” seru Andi menandaskan. 

Proses kreatif perekaman “Delusion” sendiri membutuhkan waktu sekitar dua bulan. Andi Lazuardy, gitaris Satrio Sigit dan dramer Billy Zulkifly merekamnya di BOA (Box Of Ashes).

“Orang yang selalu dilibatkan dalam produksi musik Khalasirna, adalah Fakhri Ismail dari BOA,” ujar Andi kepada MUSIKERAS menegaskan.

Sementara dari sisi musikal, konsep black metal yang diterapkan Khalasirna di “Delusion”, dibuat lebih atmosferik, dengan riff gitar yang lebih lambat dan melodi yang lebih gelap dibandingkan karya Khalasirna sebelumnya.

“Penggunaan nada repetitif dan distorsi yang tebal menciptakan suasana mencekam. Vokal yang lebih kasar dan lirik yang eksploratif tentang tema krisis eksistensial, nihilisme, keputusasaan, dan konflik antara logika dan iman menambah kedalaman emosi lagu ini.” 

“Referensi yang kami dengarkan saat meracik komposisi dan aransemen ‘Delusion’ ini ada Necrophobic, Cynic dan MGLA,” ucap Andi lagi, terus-terang.

Sebelumnya, Khalasirna sendiri telah merilis album “Finding the Truth: An Era of Nothingness” via Sadist Records pada 2022 lalu, dan mulai meramaikan pagelaran musik di kota Bandung hingga 2023. Setelah sempat hiatus beberapa bulan, akhirnya kini mereka bisa kembali berkarya dan menghasilkan “Delusion”.

“Ini adalah lembaran baru kami di tahun 2024. Rencana kami selanjutnya setelah perilisan single ini, untuk mempromosikannya lewat gigs atau event yang akan datang. Dan juga kami sedang melanjutkan ‘progres’ untuk pembuatan album kedua nanti, yang mudah-mudahan bisa dirilis pada tahun 2025.” (aug/MK02)