Infernal Lamentations yang menyatukan kemampuan musikal ekstrim dari gitaris Agus ‘Gung Sincan’ Mahardika, vokalis Agustinus Widi Nugroho serta dramer Oki Fadhlan Pamungkas terus mematangkan kiprahnya di skena musik keras Tanah Air.
Kini, sambil melontarkan karya baru berupa lagu rilisan tunggal bertajuk “Quantum Immortality”, trio ini pun memasang kuda-kuda untuk menjajal Pulau Dewata, Bali dalam sebuah tur mini bulan depan.
Sejauh ini, jadwal tur yang bertajuk Lamentation Of Sacred Isle yang telah diumumkan adalah tampil di Gimme Shelter pada 13 Juli, lalu dua hari kemudian di Nebula Social Space (Voxmortis Fest) dan terakhir di Bas Space pada 17 Juli.
Pihak band telah mengumumkan bahwa mereka siap menghantam panggung dengan energi brutal dan aransemen teknikal khas Infernal Lamentations.
Tur tersebut dicanangkan menjadi bagian dari gebrakan mereka di industri musik ekstrem nasional, sekaligus menjadi momen yang ditunggu-tunggu para penggemar trio tersebut. Khususnya di Pulau Dewata.

Tentang “Quantum Immortality” sendiri, Widi menyatakan bahwa baginya, lagu tersebut bukan sekadar konsep dari fisika. Tapi merupakan sebuah perenungan tentang eksistensi dan bertahan hidup melampaui batas-batas yang kita kenal. Menelusuri kemungkinan tak berujung dimana kita terus bertahan, lagi dan lagi.
“Pertanyaan terbesarnya adalah: nasib mengerikan seperti apa yang menanti kesadaran yang menolak untuk mati, terus melayang tanpa henti di kekosongan tak peduli dari realitas yang tak terhingga?”.
Dibanding karya-karya trio technical deathcore kolaboratif ini sebelumnya, kepada MUSIKERAS, pihak Infernal Lamentations mengungkapkan bahwa “Quantum Immortality” bisa dikategorikan sebagai komposisi yang lebih ‘santai’.
“Jika single sebelumnya adrenalin dipacu dengan tempo tinggi dan riff-riff padat, (maka) single terbaru ini mengajak pendengar untuk menyelami nuansa yang lebih santai, heavy, serta dimana setiap beat memiliki dampak dan setiap melodi menghadirkan groove yang solid. Kami mengajak pendengar untuk merasakan headbang yang lebih ritmis.”
Komposisinya, mereka sebut mengombinasikan permainan dram yang menerapkan teknik blast beat cepat dan pola-pola ritme yang kompleks.
“Ada bagian dimana ketukan dram ‘melawan’ gitar, menambah kesan chaos dan ketegangan,” seru mereka meyakinkan.
Selain itu, di departemen vokal juga memainkan peran utama. Khususnya dalam menggambarkan kekacauan dan transisi antar dimensi. “Ada kombinasi teknik low guttural, blackened scream dan mid snarls yang dinamis!”
Infernal Lamentations sendiri dicetuskan kelahirannya pada 2023 lalu, merupakan proyek kolaborasi berbahaya dari tiga musisi metal ekstrim, yang datang dari beberapa band berbeda.
Gung Sincan dari Ludicia (Bali), Oki Fadhlan dari Jasad (Bandung) serta Agustinus Widi dari Genocide dan Haunted Era, dan sempat pula mampir di formasi Death Vomit dan Deadsquad.
Terapan musiknya, sedikit banyak terinspirasi keganasan komposisi dari band mancanegara seperti Enterprise Earth, Shadow of Intent dan Job For A Cowboy. (mdy/MK01)