Raze semakin dekat ke perilisan album terbarunya. Namun sebagai pemanasan, unit metal asal Padang, Sumatera Barat ini melepas visualisasi dari lagu “Moksha” dalam format video musik.
Dalam pembuatannya, Raze bekerjasama dengan Rahman Syarief (Glitch Artist Indonesia) yang baru-baru ini, karyanya terpilih untuk pameran visual art di New York, AS.
Rahman merepresentasikan visualisasi “Moksha” dengan elemen glitch dan coding di video musik tersebut. Seolah-olah menggambarkan era 2000 awal, dimana komputer mulai marak dan pada akhirnya menjadi salah satu elemen penting di dunia hingga hari ini.
Lagu “Moksha” ini merupakan satu dari 10 trek yang bakal menyesaki album mereka yang bertajuk “Dance Until You Shattered Yourself”. Sebuah karya rekaman yang ditargetkan bisa dirilis tahun ini juga.
Tema lirik “Moksha” sendiri bercerita tentang cara menjalani kehidupan di tengah-tengah rasa depresi atau permasalahan, dengan kiat ‘embracing the chaos’, atau mengambil momen untuk sejenak beristirahat, berfikir, hingga merenung, ketika sedang menghadapi segala permasalahan.
Di lagu itu, Raze menekankan untuk tidak lari dan tidak tenggelam dalam segala keadaan negatif. Hal itu dilakukan lewat koridor kepercayaan seperti ‘as i walk trough the valley…’ (Psalm 23:4). Atau dengan menggunakan filsafat seperti ‘Amor Fati’, ‘Memento Mori’ dan ‘Moksha’.
Inti dari lagu ini, kata mereka, adalah menekankan bahwa segala ‘masalah’ atau ‘kesakitan’ merupakan bagian dari kehidupan. Dan untuk benar-benar sampai di titik ‘pembebasan’, segala sesuatunya memang harus diterima dan dilalui.
Dalam penggarapan “Moksha”, vokalis/gitaris Akbar Nicholas, gitaris Bardi Rahmawan, bassis Yoga Utama, dramer Rizky Desvino dan vokalis Revi Azhari berkolaborasi dengan Praz Teguh, seorang seniman muda asal Sumatera Barat.
Praz saat ini juga berkecimpung di dunia musik bersama Closehead, unit pop punk kawakan asal Bandung, Jawa Barat.
Di “Moksha”, pria yang juga dikenal luas sebagai komika dan podcaster tersebut mengisi beberapa bagian vokal yang memberikan warna tersendiri.
Selain Praz, Raze juga mengajak Lala, seorang solois wanita muda potensial asal Kota Padang untuk ikut terlibat mengisi beberapa bagian vokal lainnya.
Proses rekaman “Moksha” serta seluruh materi album “Dance Until You Shattered Yourself” dieksekusi di 3AM Studio, studio rekaman yang menjadi rumah bagi banyak musisi di Kota Padang.
Mereka juga kembali menggandeng Deni Januarta sebagai aranjer dan gitaris Bardi Rahmawan sebagai produser musik. Sementara untuk penataan teknis mixing dan mastering di lagu “Moksha”, Raze mempercayakannya kepada Avedis Mutter (Strangers/Aftercoma).
Melengkapi puzzle dari rilisan ini, Raze mengajak R. Fernando A. (DilPoison) yang juga berasal dari Sumatera Barat untuk berkontribusi menumpahkan idenya pada artwork lagu “Moksha”.
Masterpiece Lorna Shore
Sejak 2022 lalu, materi untuk album “Dance Until You Shattered Yourself” sudah disiapkan oleh Raze. Lagu pertama yang diperdengarkan adalah “Genesis” yang dirilis pada awal 2023. Kemudian pada Oktober 2024, disusul dengan “Moksha”.
Kepada MUSIKERAS, Raze mengungkap bahwa proses kreatif yang mereka jalani dalam menyiapkan materi-materi lagunya selalu diawali dari garapan kedua gitaris, yakni Akbar Nicholas dan Bardi Rahmawan. Keduanya juga dibantu oleh Deni Januarta. Keseluruhan proses berlangsung selama kurang lebih 2-3 tahun.
Baik “Moksha” maupun keseluruhan album “Dance Until You Shattered Yourself”, Raze menerapkan konsep nu-metal model Saint Loco atau Evanescence, yang dibungkus dengan beberapa elemen metal modern seperti Architects dan 510.
Secara musikalitas, Raze ingin menunjukkan sejauh mana mereka bisa bereksplorasi di album terbarunya. Menggambarkan proses yang telah dilalui Raze, sejak pertama terbentuk pada 2018 lalu. Mulai dari menggeber hardcore, metalcore, modern metal, groove metal, symphonic metal hingga blackened death metal.
“Yang membuat kami berbeda tentu saja ‘production value’ baik di dalam aspek lagu, audiovisual, hingga live performance. Satu dari sedikit band daerah yang ada di Indonesia yang secara konsisten mempertahankan aspek tersebut,” urai Raze mengungkap keseriusan mereka.
Saat meracik komposisi serta aransemen di album “Dance Until You Shattered Yourself”, cukup banyak band mancanegara yang mereka dengarkan, dan jadikan acuan untuk inspirasi.
Di antaranya ada Gojira, Spiritbox, Lamb of God, Lorna Shore, Evanescence, Within Temptation, Fleshgod Apocalypse, Septicflesh, Behemoth, Homicide, Rage Against The Machine, Architects hingga musisi dan komposer Jozef van Wissem (Belanda) dan Ludovico Einaudi (Italia).
Salah satu proses yang menantang bagi Raze saat menggarap “Dance Until You Shattered Yourself” dialami di isian elemen orkestra. Proses kreatifnya lumayan memakan waktu untuk meracik komposisinya. Terlebih saat harus mengombinasikannya dengan band, vokal dan efek-efek lainnya.
“Belum lagi jika memasuki tahapan mixing dan mastering. Singkat kata, setiap lagu yang mempunyai elemen orkestra biasanya mempunyai lebih 150 – 200 track!”
Sejauh ini belum ada jadwal pasti perilisan “Dance Until You Shattered Yourself”. Namun yang pasti, dalam waktu 1-2 bulan ini, Raze akan merilis dua buah lagu lagi.
Satu lagu berkarakter modern metal dengan nuansa Sepultura dan Gojira era baru, serta sebuah karya masterpiece bernuansa Lorna Shore.
Saksikan video musik “Moksha” via tautan kanal YouTube ini. (mdy/MK01)